Eko duduk di depan rumahnya sedang baca cerpen yang menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Pada tahun 1944, di kamp konsentrasi Auschwitz, petugas Nazi Klaus Schmidt menyaksikan tahanan muda Erik Lehnsherr membengkokkan gerbang besi dengan pikirannya setelah dipisahkan dari ibunya. Di kantornya, Schmidt memerintahkan Erik untuk memindahkan koin di atas mejanya, dan membunuh ibunya saat Erik tidak bisa. Dalam kesedihan dan kemarahan, kekuatan magnet Erik bermanifestasi, membunuh dua penjaga dan menghancurkan ruangan. Secara terpisah, di sebuah rumah besar di Westchester Country, New York, anak telepatis Charles Xavier bertemu Raven muda yang berubah bentuk, ya yang bentuk aslinya berkulit biru dan bersisik. Sangat senang bertemu seseorang yang "berbeda", seperti dirinya, dia mengundangnya untuk tinggal bersama keluarganya sebagai saudara perempuan angkatnya.
Pada tahun 1962, Erik melacak Schmidt untuk membalaskan dendam ibunya, sementara Xavier meraih gelar doktor dari Universitas Oxford sebagai Profesor Genetika. Di Las Vegas, petugas CIA Moira Mac Taggert mengikuti Kolonel Angkatan Darat AS Hendry ke Hellfire Club, di mana dia melihat Schmidt (sekarang disebut Sebastian Shaw) dengan telepatis mutan Emma Frost, Riptide, penghasil siklon, dan teleporter Azazel. Diancam oleh Shaw dan diteleportasi ke Ruang Perang Gadungan, Hendry menganjurkan pengerahan rudal nuklir di Turki. Shaw, mutan penyerap energi yang kekuatannya membuatnya awet muda, kemudian membunuh Hendry.
Moira, mencari nasihat Xavier tentang mutasi, membawanya dan Raven ke CIA, di mana mereka meyakinkan Direktur McCone bahwa mutan itu ada dan Shaw adalah ancaman. Petugas CIA lainnya mensponsori mutan dan mengundang mereka ke fasilitas rahasia "Divisi X". Moira dan Xavier menemukan Shaw saat Erik menyerangnya, dan menyelamatkan Erik dari tenggelam. Shaw lolos. Xavier membawa Erik ke Divisi X, di mana mereka bertemu dengan ilmuwan muda Hank McCoy, ya seorang mutan dengan kaki yang dapat memegang, ya yang percaya DNA Raven dapat memberikan "obat" untuk penampilan mereka. Xavier menggunakan perangkat pencari mutan McCoy Cerebro untuk mencari rekrutan melawan Shaw. Xavier dan Erik merekrut penari telanjang Angel Salvadore, sopir taksi Armando Munoz, dan drifter Sean Cassidy. Mereka membuat nama panggilan, Raven menjuluki dirinya sendiri "Mystique".
Ketika Frost bertemu dengan seorang jenderal Soviet di Uni Soviet, dan menggunakan kekuatan telepatinya untuk memanipulasinya, Xavier dan Erik menangkapnya dan menemukan bahwa Shaw berniat untuk memulai Perang Dunia III, yang memicu kekuasaan mutan. Azazel, Riptide, dan Shaw menyerang Divisi X, membunuh semua orang kecuali mutan, yang diundang Shaw untuk bergabung dengannya. Salvadore menerima; ketika Alex dan Muñoz membalas, Shaw membunuh Muñoz. Di Moskow, Shaw memaksa sang jenderal agar Uni Soviet memasang misil di Kuba. Mengenakan helm yang memblokir telepati, Shaw mengikuti armada Soviet dengan kapal selam untuk memastikan misil menembus blokade AS.
McCoy menggunakan obatnya pada dirinya sendiri tetapi itu menjadi bumerang, memberinya bulu biru dan aspek singa. Dengan McCoy mengemudikan, mutan dan Moira membawa jet ke garis blokade, di mana Xavier menggunakan telepati untuk memengaruhi seorang pelaut Soviet untuk menghancurkan kapal yang membawa misil, dan Erik menggunakan kekuatan magnetnya untuk mengangkat kapal selam Shaw dari air dan menyimpannya. di darat. Selama pertempuran berikutnya, Erik merebut helm Shaw, memungkinkan Xavier melumpuhkan Shaw. Sementara Shaw tidak berdaya, Erik mengungkapkan bahwa dia berbagi pandangan eksklusif Shaw tentang mutan tetapi, untuk membalaskan dendam ibunya, menggunakan kekuatannya untuk membunuh Shaw dengan mendorong koin Nazi secara perlahan melalui otak Shaw, membunuhnya. Tidak dapat mengambil risiko melepaskan Shaw, Xavier memohon Erik untuk berhenti, tetapi terpaksa mengalami rasa sakit karena kematian Shaw.
Kedua armada menembakkan rudal ke mutan, yang dikembalikan Erik di tengah penerbangan. Moira mencoba menghentikan Erik dengan menembaknya tetapi dia membelokkan peluru, salah satunya mengenai tulang belakang Xavier. Erik bergegas untuk membantu Xavier dan, terganggu, memungkinkan misil jatuh tanpa membahayakan ke laut. Berpisah dengan Xavier karena pandangan mereka yang berbeda tentang hubungan antara mutan dan manusia, Erik pergi bersama Salvadore, Azazel, Riptide, dan Mystique. Belakangan, Xavier yang menggunakan kursi roda dan mutannya berada di mansion, tempat dia bermaksud membuka sekolah. Moira berjanji pada Xavier untuk tidak pernah mengungkapkan lokasinya, tetapi Xavier memastikannya dengan menghapus ingatannya. Sementara itu, Erik, bersama dengan Mystique dan anggota Klub Api Neraka lainnya, membebaskan Frost dari kurungan dan menjuluki dirinya sendiri "Magneto".
***
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan di taruh di bawah meja gitu. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya di depan rumah Eko dengan baik gitu. Budi duduk dengan baik dekat Eko.
"Eko," kata Budi.
"Ada apa?" kata Eko.
"Aku ada cerita kisah nyata kehidupan ini, ya cerita pergaulan ini dan itu," kata Budi.
"Terus!!!" kata Eko.
"Ceritanya seperti ini. Budi, ya cowok lugu yang kerja di tempat kerjaannya. Ya Budi berteman dengan Beni, ya teman kerja. Ternyata Budi setelah berteman dengan Beni, ya ketahuan kalau Beni itu kelakuannya buruk gitu, ya minum arak sampai memanipulasi keuangan dan juga, ya mencuri uang Budi ketika dompet tergeletak di meja kerja, ya alias lupa gitu. Budi bersabar dengan ujian hidupnya gitu. Beni berteman dengan John dan Anton. John itu mantan karyawan yang bermasalah, ya jadi di pecat. Kerjaan John penipu, ya mencuri gitu. Sedangkan Anton, ya kerjaannya preman dan pencuri, ya tapi di tutupi dengan baik dengan kerjaan buruknya dengan kerjaan yang baik gitu. Cerita masa lalu Anton, ya pengedar narkoba. Budi tidak ingin berteman dengan John dan Anton. Pada akhirnya terpaksa karena ruang lingkungan kerjaan gitu. Uang Budi di curi juga ketika dompetnya tergeletak di kursi, ya lupa atau lalai gitu ketika selesai membayar makanan di lobi kantor gitu. Ya sebenarnya ada beberapa lagi orang-orang yang buruk gitu dengan kerjaannya pura-pura berteman baik gitu. Budi bersabar dengan ujian di tempat kerja dan lingkungan tempat kerja di mana ada orang-orang buruk dengan kelakuannya gitu. Sampai waktu, ya Budi keluar dari tempat kerja dan kerja di tempat lain. Budi terbebas dari lingkungan yang buruk gitu. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Ya bagus cerita sih. Cerita cowok lugu. Dan kelalaiannya lupa, ya urusan dompet tergeletak di sana sini. Dari kelalaian atau lupa tentang dompet, ya bisa saja tujuannya bisa di bilang ngetes bahwa di dalam pertemanan di ruang lingkup kerja atau lingkungan, ya jujur apa enggak?" kata Eko.
"Memang sih omongan Eko bener sih. Kalau untuk ngetes kejujuran apa enggak? Ya pertemanan di tempat kerja atau lingkungan, ya dari dompet tergeletak. Kenyataan dari cerita kenyataan yang aku ceritakan, ya tidak jujur," kata Budi.
"Hidup ini. Antara baik dan buruk," kata Eko
"Memang hidup ini. Antara baik dan buruk gitu. Maka itu harus berhati-hati berteman di ruang lingkup kerja dan lingkungan gitu," kata Budi.
"Ya memang harus berhati-hati berteman di lingkungan mana pun. Hati manusia siapa yang tahu? Ya Tuhan yang tahu hati manusia!" kata Eko.
"Sedang cerita itu, ya Budi menemukan barang, berupa dompet berisi uang. Ya Dompet di kembalikan pada pemiliknya," kata Budi.
"Berarti Budi, ya orang baik dan jujur...membalikan dompet orang yang jatuh," kata Eko.
"Ya sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Ya lebih baik main catur saja Eko!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur gitu.
"Sebenarnya mau manusia itu apa ya, ya antara urusan agama dan kehidupan ini?" kata Budi.
"Kebanyakan manusia itu, ya inginnya kerja untuk menghasilkan uang untuk menanggulangi masalah kehidupan sehari-hari yang harus tercukupi dengan baik. Apa lagi tinggal di kota. Keadaan ngontrak atau kos, ya harus kerja untuk menghasilkan uang gitu. Di kota tidak kerja, ya jadi gembel," kata Eko.
"Kota. Bersaing sengit dalam urusan kerja, ya menghasilkan uang dengan baik. Jadi di mana pun tinggal. Ya kota Bandar Lampung maupun kota-kota yang di Indonesia, ya harus kerja keras untuk menghasilkan uang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kalau tidak kerja jadi gembel," kata Budi.
"Maka itu. Lebih baik tinggal di desa kalau punya lahan pertanian dan di garap dengan baik," kata Eko.
"Omongan Eko, ya bener sih!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik gitu.