Budi duduk di depan rumah, ya sedang baca cerpen yang menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Batman menyelamatkan Riddler dari operasi hitam pembunuhan yang diperintahkan oleh direktur ARGUS Amanda Waller, ya mengembalikannya ke Arkham Asylum. Memohon Ultraviolet Prioritas, Waller menangkap penjahat super yang dicari Black Spider, Captain Boomerang, Deadshot, Harley Quinn, KGBeast, Killer Frost, dan King Shark untuk Pasukan Bunuh Diri. Misi mereka adalah membobol Arkham dan memulihkan thumbdrive di tongkat Riddler yang berisi pengetahuan sensitif tentang pasukan. Dia memaksakan kepatuhan dengan mengancam akan meledakkan bom nano yang ditanamkan di leher mereka, dan KGBeast terbunuh saat dia mencoba untuk keluar dari Waller. Enam sisanya dikirim ke Kota Gotham untuk mendapatkan perlengkapan dari Penguin, dan saat bermalam di Iceberg Lounge, Harley dan Deadshot tidur bersama. Keesokan harinya Harley melakukan kejahatan untuk memancing Batman keluar, yang mencari bom kotor yang disembunyikan Joker di kota. Harley dibawa kembali ke Arkham.
Di Arkham, Joker yang dipenjara mengejek Harley, yang menyebabkan dia menembakkan pistol ke arahnya dengan marah. Sementara ini terjadi, anggota regu lainnya menyusup ke Suaka dan memutar rekaman kamera keamanan hari sebelumnya agar Batman dan Waller tidak memperhatikan mereka. Tim menemukan tongkat Riddler dan palu Harley, tetapi tongkat itu tidak berisi apa-apa. Batman tiba setelah menyadari tipu muslihat kamera keamanan dan melawan pasukan. Dia mengalahkan mereka satu per satu sebelum tampaknya dipukuli oleh Laba-laba Hitam. Killer Frost berpisah dari grup dan pergi ke sel Riddler; Waller diam-diam memerintahkannya untuk menjalankan misi pasukan yang sebenarnya, untuk membunuh Riddler. Riddler mengungkapkan bahwa Waller tidak dapat meledakkan bahan peledak lehernya karena dia tahu cara melucuti senjata mereka, dan regu setuju untuk membantunya melarikan diri jika dia dapat melucuti senjata mereka.
Riddler menghubungkan regu - minus Black Spider - ke mesin kejut listrik untuk menggoreng bahan peledak. Riddler menyalakan mesin saat Waller meminta pembaruan; melihat sinyal bom memudar dan mengetahui pengkhianatan pasukan, dia mengaktifkannya. Harley, Deadshot, Boomerang, dan Frost bertahan, tetapi kepala King Shark meledak karena kulitnya yang tebal menghalangi aliran listrik. Kelompok tersebut mempertanyakan bagaimana bom Laba-laba Hitam tidak meledak, dan Riddler menyadari bahwa "Laba-laba Hitam" adalah Batman yang menyamar; Laba-laba Hitam baru saja terbunuh oleh ledakan bom di lehernya oleh Waller beberapa saat yang lalu. Setelah mengungkapkan dirinya, Batman meminta pasukan menjelaskan mengapa mereka ada di Arkham. Joker datang dan menyerang Batman, mengalihkan perhatian pasukan untuk melarikan diri. Joker, marah pada Deadshot karena "menyentuh barang-barangnya" dengan tidur dengan Harley, mencegat mereka, tapi Harley membujuknya untuk memaafkannya. Saat anggota regu yang tersisa melarikan diri, Batman bertemu dengan mereka dan menyimpulkan dari Deadshot bahwa Joker telah menyembunyikan bom kotor di palu Harley, yang kemudian dia aktifkan. Joker melepaskan narapidana Arkham (termasuk Two-Face, Bane, Scarecrow, dan Poison Ivy) sebagai pengalih perhatian agar dia bisa melarikan diri.
Frost terbunuh dalam kekacauan oleh Bane, dan Deadshot menaklukkan Kapten Boomerang untuk naik helikopter dan melarikan diri. Batman memperhatikan tiga detak jantung yang berasal dari helikopter dan menyadari Joker dan Harley telah bersembunyi di dalamnya. Dia mengikuti mereka di Batwing saat Deadshot dan Joker bertarung. Helikopter itu bertabrakan dengan sebuah gedung; Batman melumpuhkan Harley dan melucuti bomnya. Pada saat yang sama, Deadshot menyematkan Joker ke dalam helikopter, yang kemudian jatuh ke tanah dan meledak.
Buntutnya, Batman mengonfrontasi Waller atas insiden tersebut. Dia mengklarifikasi bahwa tindakannya memungkinkan Riddler melarikan diri dari Arkham, dan memperingatkan dia untuk menghentikan program Task Force X. Waller menolak peringatan dan ejekannya bahwa tubuh Joker tidak ditemukan dalam kecelakaan helikopter. Begitu Batman pergi, Waller memperhatikan laser yang diarahkan padanya. Deadshot terbukti sebagai sumbernya, bersatu kembali dengan putrinya, dan film berakhir sebelum dia menarik pelatuknya, membuat nasib Waller tidak pasti.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup di taruh di bawah meja gitu. Ya kopi di minum habis dan juga gorengan di makan habis gitu. Piring dan gelas, ya di cuci di belakang, ya setelah di pakai gitu.
"Main ke rumah Eko!" kata Budi.
Ya Budi ke depan rumah, ya segera naik motornya dan membawa motornya dengan baik menuju rumah Eko gitu. Ya sedangkan Eko sedang bersantai di depan rumahnya, ya sedang baca cerpen sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Eko berjudul Bilal : A New Breed of Hero :
Bilal hidup damai bersama ibu dan adik perempuannya di pinggiran desa sampai tentara Bizantium datang, memperbudak mereka, dan membunuh ibunya. Semasa kecilnya, ia dijual sebagai budak orang terkaya di kota Mekkah, Umayyah, salah satu pemimpin suku Quraisy. Saat mendapatkan air untuk tuannya, dia bertemu dengan Okba, pemimpin Quraisy lainnya, yang membujuk orang-orang Mekah untuk datang ke tokonya dan membeli berbagai jenis berhala darinya, dan Pendeta Charlatan yang misterius dan bertopeng, yang menipu orang untuk memberi uang mereka kepadanya dengan janji bahwa berhala akan mengabulkan semua keinginan mereka.
Di bagian lain kota, Safwan, putra Umayyah, menindas Ghufaira, saudara perempuan Bilal, bersama teman-temannya dan hendak menembaknya dengan panah saat Bilal mengintervensi dan menyelamatkannya. Umayyah mendengar hal ini dari salah satu pedagangnya dan mengingatkan Bilal tentang statusnya dengan kebrutalan sebelum memerintahkan para penjaga untuk mencambuknya. Setelah itu, Umayyah menampar Safwan karena kalah dari seorang budak dan mempermalukannya.
Suatu hari, Bilal bertemu dan berteman dengan seekor kuda putih yang ditungganginya hingga dewasa. Dia berteman dengan Saad, seorang pemanah yang terampil. Dalam perjalanan kembali ke rumah Umayyah, dia menghentikan seorang anak laki-laki yang lapar untuk mencuri dari mangkuk berhala agar dia tidak dipukuli oleh penjaga Imam Mekkah. Dia memberi anak laki-laki itu makanannya sendiri sebagai gantinya. Tindakan kebaikannya dilihat oleh Abu Bakar, ya seorang pria yang percaya pada kesetaraan bagi semua orang dan melihat kebesaran Bilal. Namun, Bilal meragukan dia dan keyakinannya, tidak bisa melihat masa depan dimana budak diperlakukan dengan adil. Tanpa sepengetahuan mereka berdua, pelayan Safwan telah mengawasi mereka saat mereka berbicara.
Setelah menerima hadiah dari Sohaib, seorang budak asal Persia yang dibeli dari tanah Romawi, yang sebenarnya adalah hadiah dari tuannya untuk Umayyah, Bilal disuruh bernyanyi di pesta Umayyah di malam hari. Dia pergi setelah lagunya diiringi suara teman-teman majikannya yang memuji, tertawa, dan menghina mendiang ibunya dengan mengejek. Keesokan harinya, Bilal kembali menemui Abu Bakar untuk meminta kejelasan dan menerima keyakinannya bahwa hanya ada satu Tuhan. Dia juga mengetahui bahwa bahkan orang-orang seperti Umayyah adalah budak juga, tuan mereka adalah "keserakahan".
Pada pesta berikutnya yang merayakan kesuksesan pertama Safwan sebagai pedagang, pemimpin Quraisy lainnya bernama Abu al-Hakam memperingatkan Umayyah tentang gerakan baru yang menentang mereka. Setelah mengetahui dari al-Hakam bahwa beberapa rekan pedagangnya mulai bergabung dengan gerakan baru, Umayyah sangat marah dengan hal ini dan menuntut untuk mengetahui lebih banyak pengkhianat di antara barisannya. Melihat peluang tersebut, Safwan menuding Bilal sebagai bagian dari gerakan baru tersebut. Setelah diinterogasi oleh tuannya, Bilal kemudian menentang Umayyah dan dibawa ke kandang di mana dia disiksa setiap hari untuk memaksanya melepaskan klaimnya. Suatu hari, Umayyah datang dan menawarinya kesempatan untuk menjadi mata-mata gerakan tersebut. Bilal tidak menyerah dan kemudian dibawa ke publik di mana dia dirantai di depan orang Mekah. Sebuah batu besar diletakkan di atasnya untuk menghancurkannya secara perlahan, tetapi dia diselamatkan oleh Abu Bakar yang membelinya dari tuannya yang menindas.
Ghufaira, bagaimanapun, diberikan kepada Safwan oleh ayahnya sebagai hadiah. Dia memilih untuk tidak menjualnya hanya untuk menyiksa batin Bilal. Tiga bulan kemudian, setelah dijual ke majikan barunya, Abu Bakar membebaskan Bilal. Bilal kemudian diajari cara bertarung dengan pedang oleh Hamzah, yang merupakan saudara angkat, paman dari pihak ayah, dan juga salah satu sahabat pemimpin gerakan, saat juga melakukan perjalanan bersama mereka ke utara, melarikan diri dari penganiayaan orang Mekah. Satu tahun kemudian, setelah hijrah ke kota besar Yatsrib, yang sekarang berganti nama menjadi Madinah, Safwan mengirimi Bilal seikat rambut Ghufaira. Bilal segera naik kembali ke Mekkah setelah menerimanya, diikuti Hamzah. Mereka menemukan sebagian kota terbakar, di mana banyak orang yang menjadi bagian dari gerakan baru dibantai atas perintah Umayyah dan sesama pedagang korupnya. Bilal bergegas ke rumah Umayyah dan ditangkap oleh para penjaga. Safwan kemudian menunjukkan koin yang disimpan Ghufaira untuk Bilal. Namun, koin itu berlumuran darah, menyiratkan bahwa Ghufaira telah terbunuh. Saat para penjaga akan mengeksekusi Bilal, Hamzah masuk dan menyelamatkannya, setelah itu mereka berdua berhasil melarikan diri kembali ke Madinah.
Setahun kemudian, dua kota lagi bergabung dengan gerakan baru seperti Madinah, sehingga Umayyah dan para pedagangnya memutuskan untuk menyatakan perang terhadap mereka karena mengancam kekuatan orang Mekkah. Di tengah pertempuran, Bilal menghadap Umayyah dan meminta agar mereka mengakhiri perang demi perdamaian. Namun, Umayyah menolak dan dibunuh oleh Bilal. Karena kematian Umayyah dan al-Hakam dalam pertempuran serta bantuan dari prajurit ilahi yang datang membantu gerakan tersebut, pasukan Quraisy Mekkah dengan cepat jatuh ke dalam kekacauan dan kemudian dikalahkan.
Kematian Umayyah menyebar dengan cepat di setiap kota dan Safwan yang marah bersiap untuk membalas dendam dengan pasukannya dari berbagai kota sekutu di semenanjung. Setahun kemudian, Hamzah tewas dalam pertempuran lain melawan para pejuang Quraisy di Mekkah, menjadi syahid bersama dengan mereka yang tewas dalam pertempuran tersebut.
Bertahun-tahun kemudian, sebagian besar kota di Arab telah jatuh dan hanya Mekkah yang tetap menentang pemerintahan yang baru muncul dan bersatu. Imam Besar Mekkah meninggal setelah berusaha menyenangkan berhala dengan berpuasa. Namun, usahanya berakhir sia-sia dan semua berhala Mekkah terbukti tidak berdaya. Bilal menghadapkan Safwan selama penaklukan Mekah dan bertanya mengapa dia harus membunuh Ghufaira. Kemudian terungkap bahwa Ghufaira masih hidup. Safwan mengulangi kata-kata Bilal, bahwa seorang pria dinilai dari tindakannya, dan mengatakan bahwa membebaskan Ghufaira akan menjadi salah satu tindakan moralitasnya. Bilal menyelamatkan Safwan, meninggalkan kamarnya, dan mendorongnya untuk melanjutkan jalan ini.
Setelah Bilal dan Ghufaira bersatu kembali, Safwan mendengar suara berisik dari situs suci kota dan keluar untuk melihat Bilal adzan di Ka'bah setelah patung Hubal dan berhala lainnya disingkirkan.
***
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko gitu.
"Jika ada orang tidak bisa baca ayat Al Qur'an. Bisa di bilang......Kiamat Sudah Dekat," kata Budi.
"Dengan kemajuan zaman ini dan itu. Kalau masih ada orang tidak bisa baca ayat Al Qur'an, ya padahal beragama Islam. Ya bisa di bilang....Kiamat Sudah Dekat. Kaya cerita sinetron atau film," kata Eko.
"Ya sinetron atau film. Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mungkin cerita Kiamat Sudah Dekat, ya di buat cerita yang baru gitu," kata Budi.
"Cerita baru. Berarti kemungkinan cerita dari obrolan kita saja, ya sudah cukup," kata Eko.
"Ya kita obrolin sudah cukup gitu. Ceritanya. Ya seorang pemuda kaya dan kerjaannya seorang penyanyi dengan aliran roker gitu, ya nama pemuda itu...Randa. Ya Randa jatuh cinta pada cewek yang cantik, ya anak Pak Haji Andre. Cewek itu namanya Selfi gitu. Randa suka dengan Selfi, ya ingin banget menikahinya gitu. Ternyata Randa yang tidak bisa baca Al Qur'an ketika di tes Pak Andre, ya kalau ingin jadian sama Selfi. Demi cinta, ya Randa mencari guru ngaji gitu. Randa dapat guru gitu yang pandai mengaji. Guru itu, ya anak orang miskin bernama Budi. Randa belajar mengaji sama Budi dan juga belajar ilmu agama Islam dengan baik gitu. Usaha Randa berhasil gitu belajar mengaji dengan baik, ya bisa baca Al Qur'an. Ketika Randa di tes sama Pak Andre, ya berhasil gitu. Tes sholat juga Randa berhasil. Ya Pak Andre mengizinkan jadian sama Selfi dan segera menikah. Randa yang paham ilmu agama Islam, ya membawa pengaruh baiknya pada teman-teman bandnya. Jadi teman-teman Randa, ya jadi Islami banget. Sampai-sampai Randa dan teman-teman band mengeluarkan album religi dengan tujuan berdakwa lewat musik gitu," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Guru mengaji anak kecil," kata Eko.
"Sekarang ini banyak anak kecil pinter mengaji. Jadi....Kiamat Masih Jauh," kata Budi.
"Berita di Tv, ya kan Budi tentang anak kecil pinter mengaji?" kata Eko.
"Iya...berita di Tv!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu main catur Eko!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Manusia itu...terkadang jatuh pada keburukan dunia ini, ya karena salah jalan," kata Budi.
"Ya memang jika salah jalan, ya jatuh pada keburukan dunia ini. Ahli agama, ya membimbing manusia yang salah jalan tersebut agar kembali ke jalan yang benar," kata Eko.
"Para Pencari Tuhan," kata Budi.
"Para Pencari Tuhan. Sinetron!!!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment