CAMPUR ADUK

Wednesday, November 2, 2022

NATION TREASURE

Budi selesai menonton Tv, ya di ruang tengah pindah ke teras depan rumah, ya sambil membawa gelas berisi kopi dan piring yang ada gorengan. Gelas dan piring di taruh di meja, ya Budi duduk dengan baik gitu. 

"Baca buku ah!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di meja, ya di buka dengan baik buku, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di pilih. Terpilih lah salah satu cerpen yang di baca Budi. 

Isi cerita yang baca Budi :

Benjamin Franklin Gates adalah seorang sejarawan Amerika, kriptografer, dan pemburu harta karun. Ketika Ben masih muda, kakeknya John mengatakan kepadanya bahwa Charles Carroll mewariskan rahasia kepada leluhur mereka pada tahun 1832 tentang harta karun nasional yang tersembunyi di Amerika oleh Knights Templar, Founding Fathers, dan Freemason. Petunjuk yang mengarah ke harta karun itu adalah frasa "rahasianya terletak pada Charlotte." Sementara Ben yakin dengan cerita itu, ayahnya yang skeptis, Patrick, menolaknya sebagai omong kosong.

Tiga puluh tahun kemudian, Ben dan temannya, ahli komputer Riley Poole, memimpin ekspedisi yang dibiayai oleh Ian Howe yang kaya untuk menemukan Charlotte, ya yang terungkap sebagai kapal yang hilang di Arktik. Di dalam, mereka menemukan pipa meerschum, yang ukirannya mengungkapkan petunjuk selanjutnya adalah pada Deklarasi Kemerdekaan. Ketika Ian mengungkapkan dirinya sebagai bos kejahatan dan menyarankan untuk mencuri Deklarasi, perkelahian terjadi, dan kelompok itu terpecah.

Ben dan Riley melaporkan rencana Ian ke FBI dan Dr. Abigail Chase dari Arsip Nasional, tetapi tidak ada yang percaya klaim mereka. Ben memutuskan untuk melindungi Deklarasi dengan mengeluarkannya dari ruang penyimpanan Arsip selama acara gala. Mendapatkan sidik jari Abigail, Ben berhasil mendapatkan Deklarasi, hanya untuk terlihat oleh kelompok Ian saat mereka masuk untuk mencurinya. Ben mencoba pergi melalui toko suvenir tetapi harus membeli Deklarasi ketika petugas salah mengira itu sebagai salinan suvenir. Abigail, mencurigai ada sesuatu yang salah, menghadapkan Ben dan mengambil kembali dokumen itu. Ian segera menculiknya, tetapi Ben dan Riley menyelamatkan Abigail, menipu Ian dengan meninggalkan salinan suvenir Deklarasi. Agen FBI Sadusky mulai melacak Ben.

Pergi ke rumah Patrick, ketiganya mempelajari Deklarasi dan menemukan sandi Ottendorf yang ditulis dengan tinta tak terlihat. Pesan tersebut mengacu pada surat Silence Dogood yang ditulis oleh Benjamin Franklin. Patrick sebelumnya memilikinya, tetapi menyumbangkannya ke Institut Franklin. Membayar seorang anak sekolah untuk melihat surat-surat dan menguraikan kode untuk mereka, Ben, Riley, dan Abigail menemukan pesan yang menunjuk ke menara lonceng dari Independence Hall. Dikejar oleh Ian, mereka menemukan cache tersembunyi yang berisi sepasang kacamata dengan beberapa lensa berwarna, yang ketika digunakan untuk membaca bagian belakang Deklarasi, mengungkapkan petunjuk yang menunjuk ke Gereja Trinity. 

Rekan Ian mengejar ketiganya melalui Philadelphia sampai Ben ditangkap oleh FBI. Abigail dan Riley kehilangan Deklarasi kepada Ian; Namun, Abigail meyakinkan Ian untuk membantu mereka menyelamatkan Ben dengan imbalan petunjuk berikutnya. Ian setuju, mengatur pertemuan di USS Intrepid, di mana mereka membantu Ben menghindari FBI.

Ian mengembalikan Deklarasi dan meminta petunjuk selanjutnya, tetapi ketika Ben tetap malu-malu, Ian mengungkapkan bahwa dia telah menculik Patrick sebagai sandera. Mereka melakukan perjalanan ke Gereja Trinity, di mana mereka menemukan lorong bawah tanah yang tampaknya mengarah ke jalan buntu, diterangi oleh satu-satunya lentera. Patrick mengklaim itu adalah referensi ke Midnight Ride of Paul Revere, menunjuk Ian ke Old North Church di Boston. Ian menjebak Ben, Abigail, Riley, dan Patrick di kamar, menuju Boston, yang merupakan maksud Patrick karena petunjuknya fiktif. Ben kemudian menemukan takik yang cocok dengan pipa meerschaum, membuka ruang besar berisi harta karun, dengan tangga ke permukaan. Ben menghubungi Sadusky, yang sebenarnya adalah seorang Freemason, dan dengan rela menyerahkan Deklarasi dan lokasi harta karun itu. Berkat tip dari Ben, Ian ditangkap oleh FBI dan dikirim ke penjara di tempat Ben.

Belakangan, Ben dan Abigail mulai menjalin hubungan, sementara Riley agak kesal karena Ben menolak 10% biaya penemu untuk harta karun itu sehingga seluruh koleksi bisa pergi ke museum. Namun, 1% yang dia terima masih menjaring mereka semua kekayaan yang signifikan.

***

Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di meja. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Ya di meja ada koran gitu, ya ada foto di koran.

"Foto di koran," kata Eko.

"Ya foto cewek cantik," kata Budi.

"Artis," kata Eko.

"Ya artis Rara," kata Budi.

"Cewek pinter," kata Eko.

"Realitanya begitu sih. Artis Rara, ya cewek pinter. Karirnya juga bagus gitu," kata Budi.

"Pesaing beratnya Rara. Ya sekaligus teman terbaiknya, ya artis Selfi. Karena ada tingkatan kemampuan, ya jadi ada tingkatan untuk di capai lebih baik lagi," kata Eko.

"Dua bintang yang terus bersinar terang. Menunjukkan kemampuan masing-masing, ya mana terbaik. Ya kompetisi kenyataan yang sebenarnya. Ya bertahan di dunia keartisan dan meraih banyak prestasi, ya pemenang yang sebenarnya," kata Budi.

"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA. Ya pandangan dari seorang penonton, ya menilai artis Rara dan artis Selfi. Sahabat dan pesaing terbaik, ya jujur dan adil," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Permainan seandainya," kata Budi.

"Permainan Budi. Permainan seandainya," kata Eko.

"Ya aku jadi tokohnya. Nama tokohnya siapa ya? Budi saja. Budi anak orang kaya yang punya perusahaan terbesar di kota Jakarta. Budi sekolah di SMA, ya swasta yang biasa orang kaya sekolah di SMA tersebut. Eko, Abdul dan Erwin teman masa kecil Budi sampai SMA gitu. Eko, Abdul, dan Erwin, ya anak orang kaya gitu, ya tapi tidak sekaya Budi gitu. Seperti biasanya Budi dan teman-teman, ya sekolah dengan baik gitu. Cewek cantik bernama Rara, ya sekolah di SMA tersebut, ya karena beasiswa gitu. Ya Rara menjalankan pendidikan dengan baik gitu. Terkadang berselisih paham dengan Budi gitu. Rara lebih baik mengalah gitu. Ya orang tidak mampu, ya melawan orang kaya, ya bisa kalah gitu, ya karena Ayah Rara kerja di perusahaan orang tua Budi. Bermasalah dengan Budi, ya Ayah Rara, ya bisa di pecat gitu. Cewek cantik bernama Selfi, ya baru masuk ke sekolah SMA tersebut, ya bisa di bilang Siswi pindahan gitu. Budi terkesan dengan Selfi, ya pandangan pertama karena Selfi, ya beda gitu. Selfi muslimah banget gitu. Eko, Abdul, ya Erwin tidak peduli gitu dengan Selfi. Eko  dekat dengan Purnama, ya sering belajar bersama dengan baik gitu. Abdul, ya selalu ingin dekat dengan Putri. Tapi ternyata Putri, ya berusaha menjauh dari Abdul. Walau berkali-kali menyatakan cinta, ya Abdul di tolak Putri. Erwin dan Tiara, ya jadian gitu, ya keduanya selalu bermain musik bersama karena hoby musik gitu. Budi yang selalu selisih paham dengan Rara, ya ada rasa suka sama suka tapi menolak keduanya. Budi tetap tertarik banget dengan Selfi gitu. Budi mencoba dengan baik, ya dekat dengan Selfi gitu. Ya ternyata Selfi menolak Budi. Ya Selfi fokus sekolah dari pada pacaran. Budi jadinya fokus sekolah gitu, ya meningkatkan hasil nilainya setiap pelajaran gitu. Budi jadinya terbaik ke dua dari Rara. Ya Budi sedikit jengkel gitu, ya di kalahkan Rara. Budi tidak tertarik selisih paham dengan Rara, ya takutnya jatuh cinta karena terasa aneh di dada Budi. Ya Rara tidak peduli perasaannya dengan Budi. Sampai lulus pendidikan SMA. Budi tetap berusaha mendapatkan cinta Selfi. Ternyata itu sia-sia saja usaha Budi mendapat Selfi. Selfi pun tidak tinggal di Jakarta, ya ke Sulawesi Selatan. Berdasarkan informasi di percaya, ya Selfi dekat dengan cowok bernama Kasino di Sulawesi Selatan. Budi akhirnya benar-benar gagal mendapatkan cinta Selfi. Budi, ya menikmati kejomloannya. Rara, ya setelah lulus SMA, ya lanjut sekolah ke perguruan tinggi. Ya Rara, ya pun dekat dengan cowok pinter, ya dosen yang namanya Dono. Ya ada cowok yang suka dengan Rara, ya itu Gunawan dan Aladull, ya teman kuliah gitu. Rara bertemu dengan Budi di kampus, ya memang Budi satu Universitas dengan Rara, ya tapi beda fakultas gitu. Dari SMA sampai kuliah, ya Rara dan Budi, ya sering berselisih paham gitu. Budi dan Rara, ya ada rasa tapi keduanya tetap menolak perasaan itu. Rara pun memilih dekat dengan Dono. Budi, ya menikmati kejomloannya," kata Budi.

"Cerita yang bagus. Tapi?" kata Eko.

"Tapi apa Eko?" kata Budi.

"Kenapa cerita tokoh Budi dari SMA sampai kuliah tetap jomlo?" kata Eko.

"Ya karena kecewa tidak mendapatkan cewek yang di sukai, ya tokoh Budi memilih jomlo gitu," kata Budi.

"Ooooo karena tidak mendapatkan cewek yang di sukai, ya jadinya jomlo toh. Ya tidak masalah cerita di buat seperti itu," kata Eko.

"Sekedar cerita saja," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Permainan seandainya selesai gitu," kata Budi. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko. 

"OK. Main catur saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku dan koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Ngomong-ngomong. Pangeran Arab. Bisa mendengarkan Roh apa tidak?" kata Budi. 

"Kalau itu sih. Aku mana tahu. Pangeran Arab bisa mendengarkan Roh apa tidak?" kata Eko. 

"Orang Arab ada kaitannya dengan Nabi Muhammad gitu, ya di tulis di koran," kata Budi. 

"Ya nama berita di koran. Di ceritakan ini dan itu. Di kaitkan ini dan itu," kata Eko. 

"Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK