Dono sedang asik duduk di teras depan rumah, ya sambil melihat keadaan sekitar rumah. Nenek Neli tetangga depan rumah Dono, ya sedang momong cucunya yang umurnya 1 tahun nama Ira. Dono pun senang melihat kelucuan Ira yang berjalan ke sana ke sini ya di bimbing Nenek Neli. Nunu teman Dono, ya dateng ke rumah Dono.
"Assalamualaikum," salam Nunu.
"Waalaikumsalam, Nunu...kawan lama. Apa kabar mu?" kata Dono.
"Baik," kata Nunu.
Nunu pun duduk di sebelah Dono di teras depan.
"Tumben main ke rumah aku?" tanya Dono.
"Lagi tidak ada kerjaan...jadi main lah Don," kata Nunu.
"Ooo begitu," kata Dono.
"Lagi ngapain Dono?" tanya Nunu.
"Lagi santai aja sambil melihat Ira, bayi di depan rumah. Lihat sendiri Nunu, lucu kan tingkah bayi!" kata Dono.
"Lucu....Don, tingkah bayi. Oh Iya, Ibu mana? Kok bayinya di momong Neneknya!" kata Nunu.
"Ibunya si bayi, ya kerjalah. Zaman sekarang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari...maklum bukan orang kaya dan juga Ayah dari bayi pun.....kerjaannya serabutan juga," kata Dono.
"Oooo begitu. Bayi jadinya di momong Neneknya. Ya demi hidup, tidak ada masalah sih," kata Nunu.
"Ngobrolnya di dalam aja!" kata Dono.
"Yuk...ngobrolnya di dalem," kata Nunu.
Dono dan Nunu pindah duduknya ke ruang tamu dan ngobrol banyak hal ini dan itu biasa cerita masa SMA yang ini dan itu. Setelah itu Nunu pun pamit pulang karena ada urusan gitu. Dono pun duduk di teras depan dan melihat tingkahnya Ira, ya bayi yang di momong Nenek Neli.
"Aku tulis cerita tentang bayi Ira, ah!" kata Dono.
Dono pun masuk rumah dan menutup pintu, langsung ke kamar dan menghidupkan leptopnya. Mulailah Dono menulis cerita tentang Ira, ya bayi yang di momong Nenek Neli. Selang berapa saat jadi tulisan yang di ketuk Dono, ya segera di simpan dengan baik dan leptop di matikan. Dono keluar dari kamarnya, ya duduk di ruang tengah dan menyetel Tv untuk menonton berita ini dan itu...menarik gitu.
CAMPUR ADUK
Thursday, August 6, 2020
MAIN KE RUMAH TEMAN
Dadang sedang santai di rumah, ya sambil makan singkong rebus. Pintu rumah di ketuk dan juga terdengar suara salam "Assalamualaikum."
Dadang pun menjawab salam "Waalaikumsalam", sambil Dadang membuka pintu.
"Dudung," kata Dadang.
"Dadang," kata Dudung.
"Tumben main ke rumah aku," kata Dadang.
"Di suruh masuk dong, biar enak ngobrolnya," kata Dudung.
"Silahkan.....Dudung. Anggap rumah sendiri," kata Dadang.
"Beneran anggap rumah sendiri. Nanti aku ambil istri mu marah lagi," kata Dudung yang niat becandaan.
"Ambil aja...istri aku. Sebenarnya aku belum nikah. Alias jomlo," kata Dadang yang ikut becandaannya Dudung.
"Aku juga...jomlo," kata Dudung.
"Ya, sudah Dudung!" kata Dadang.
"Iya," saut Dudung.
Dudung pun mau duduk di kursi, eee kursi di pindahin Dadang karena Dadang mau duduk juga, ya kursinya cuma satu. Dudung pun jatuh ke lantai dan berkata "Becanda niii."
"Astaga aku lupa, kursi cuma satu. Maaf Dudung," kata Dadang.
Dudung pun membantu Dadang untuk bangun, ya setelah itu duduk di kursi. Dadang pun mengambil kursi di ruang makan dan di bawa ke ruang tamu. Dadang pun duduk di kursi. Dudung sudah makan singkong rebus di meja.
"Lapar ya Dudung," kata Dadang.
"Iya, aku makan singkong rebusnya...ya Dadang. Kan anggap rumah sendiri," kata Dudung.
"Dudung. Ngemeng-ngemeng," kata Dadang.
"Ngomong-ngomong," kata Dudung yang membenamkan omongan Dadang.
"Iya, itu maksudnya. Ngomong-ngomong, ada angin apa kamu main ke sini?!" kata Dadang.
"Angin apa? Ya aku jadi masuk angin, ya sakit dong. Aku butuh obat nie nolak masuk angin," kata Dudung yang niatnya becanda.
"Minum saja obat Tampol pasti angin ya mabur," kata Dadang mengikuti becandaannya Dudung.
"Atit tahu di Tampol," kata Dudung sambil memegang pipinya.
"Di Tampar itu mah. Udah ah becandaannya, serius Dudung!" kata Dadang.
"Iya deh. Aku serius. Aku main ke sini, ya biasalah cuma main saja. Abisnya suntuk di rumah. Biasalah jomlo, tidak ada pasangan. Tidak ada teman di rumah di ajak ngobrol. Nasip orang kesepian. Lama-lama di rumah...kesepian kayanya ada hantu....di rumah," kata Dudung.
"Hantu, atit," kata Dadang yang niatnya becanda gitu.
"Takut, ya bener," kata Dudung yang membenarkan omongan Dadang.
"Iya deh. Takut. Omongan mu ada bener Dudung. Aku juga jomlo, ya kesepian gitu. Kalau ngomong di depan kaca, kaya orang gila," kata Dadang.
"Iya...., kali. Padahal ya enggaklah. Paling cuma mawas diri aja," kata Dudung
"Kok tahu," saut Dadang.
"Ya...tahu lah. Aku belajar ilmu psikologis," kata Dudung.
"Di bangku kuliah...ya Dudung dapet ilmunya?!" kata Dadang.
"Boro-Boro dapet di bangku kuliah. Sekolah aja cuma sampe SMP, maklum miskin. Ya syukur-syukur sekolah dari pada enggak sama sekali," kata Dudung cerita keadaan dirinya.
"Jadi dapet dari mana ilmu psikologisnya?!" kata Dadang.
"Biasa dari Tv. Banyak ilmu yang di jelas kan di Tv. Yang sering sekarang ini, ya ilmu di bidang Kesehatan.....masih menanggulangi covid-19. Kan kebijakan pemerintahan menanggulangi covid-19 belum di cabut, tujuan mendisiplinkan masyarakat agar pentingnya menjaga diri dan lingkungan agar tetap bersih dan pada akhirnya jaminan Kesehatan. Kesehatan itu mahal tahu. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Kalau yang sakit di obatin sembuh, kalau kenyataannya mati. Ya ekonomi keluarga kacau berantakan gitu, maksudnya...jika yang sakit ayah dan di obatin dengan biaya ini dan itu...mahal, ya tujuanya sembuh dan kenyataannya mati. Jadi ekonomi keluargakan kacau balau-balau....ya pastinya hancur gitu. Kan ayah tulang punggung keluarga yang menafkahin istri dan anak," penjelasan Dudung.
"Bener juga penjelasan mu Dudung. Wah....wah Dudung...penjelasan mu kaya pejabat aja," kata Dadang.
"Terima kasih....terima kasih.....sudah di bilang pejabat. Padahal kerjaan ku cuma tukang ojek aja," kata Dudung.
"Iya aku tahu," kata Dadang.
"Dadang seret nie dari tadi cuma makan singkong rebus!" kata Dudung.
"Iya aku ambil minum," kata Dadang.
Dadang pun ke dapur ya mengambil gelas berisi air putih dan di bawa ke ruang tamu dan di taruh di meja. Dudung segera mengambil gelas di meja, ya meminumnya.
"Seger," kata Dudung.
"Nonton Tv aja Dudung!" kata Dadang.
"Ayo!" kata Dudung.
Dadang pun menyetel Tv, ya di pilihlah chanel Tv yang acaranya bagus. Dadang dan Dudung pun asik nonton Tv.
Dadang pun menjawab salam "Waalaikumsalam", sambil Dadang membuka pintu.
"Dudung," kata Dadang.
"Dadang," kata Dudung.
"Tumben main ke rumah aku," kata Dadang.
"Di suruh masuk dong, biar enak ngobrolnya," kata Dudung.
"Silahkan.....Dudung. Anggap rumah sendiri," kata Dadang.
"Beneran anggap rumah sendiri. Nanti aku ambil istri mu marah lagi," kata Dudung yang niat becandaan.
"Ambil aja...istri aku. Sebenarnya aku belum nikah. Alias jomlo," kata Dadang yang ikut becandaannya Dudung.
"Aku juga...jomlo," kata Dudung.
"Ya, sudah Dudung!" kata Dadang.
"Iya," saut Dudung.
Dudung pun mau duduk di kursi, eee kursi di pindahin Dadang karena Dadang mau duduk juga, ya kursinya cuma satu. Dudung pun jatuh ke lantai dan berkata "Becanda niii."
"Astaga aku lupa, kursi cuma satu. Maaf Dudung," kata Dadang.
Dudung pun membantu Dadang untuk bangun, ya setelah itu duduk di kursi. Dadang pun mengambil kursi di ruang makan dan di bawa ke ruang tamu. Dadang pun duduk di kursi. Dudung sudah makan singkong rebus di meja.
"Lapar ya Dudung," kata Dadang.
"Iya, aku makan singkong rebusnya...ya Dadang. Kan anggap rumah sendiri," kata Dudung.
"Dudung. Ngemeng-ngemeng," kata Dadang.
"Ngomong-ngomong," kata Dudung yang membenamkan omongan Dadang.
"Iya, itu maksudnya. Ngomong-ngomong, ada angin apa kamu main ke sini?!" kata Dadang.
"Angin apa? Ya aku jadi masuk angin, ya sakit dong. Aku butuh obat nie nolak masuk angin," kata Dudung yang niatnya becanda.
"Minum saja obat Tampol pasti angin ya mabur," kata Dadang mengikuti becandaannya Dudung.
"Atit tahu di Tampol," kata Dudung sambil memegang pipinya.
"Di Tampar itu mah. Udah ah becandaannya, serius Dudung!" kata Dadang.
"Iya deh. Aku serius. Aku main ke sini, ya biasalah cuma main saja. Abisnya suntuk di rumah. Biasalah jomlo, tidak ada pasangan. Tidak ada teman di rumah di ajak ngobrol. Nasip orang kesepian. Lama-lama di rumah...kesepian kayanya ada hantu....di rumah," kata Dudung.
"Hantu, atit," kata Dadang yang niatnya becanda gitu.
"Takut, ya bener," kata Dudung yang membenarkan omongan Dadang.
"Iya deh. Takut. Omongan mu ada bener Dudung. Aku juga jomlo, ya kesepian gitu. Kalau ngomong di depan kaca, kaya orang gila," kata Dadang.
"Iya...., kali. Padahal ya enggaklah. Paling cuma mawas diri aja," kata Dudung
"Kok tahu," saut Dadang.
"Ya...tahu lah. Aku belajar ilmu psikologis," kata Dudung.
"Di bangku kuliah...ya Dudung dapet ilmunya?!" kata Dadang.
"Boro-Boro dapet di bangku kuliah. Sekolah aja cuma sampe SMP, maklum miskin. Ya syukur-syukur sekolah dari pada enggak sama sekali," kata Dudung cerita keadaan dirinya.
"Jadi dapet dari mana ilmu psikologisnya?!" kata Dadang.
"Biasa dari Tv. Banyak ilmu yang di jelas kan di Tv. Yang sering sekarang ini, ya ilmu di bidang Kesehatan.....masih menanggulangi covid-19. Kan kebijakan pemerintahan menanggulangi covid-19 belum di cabut, tujuan mendisiplinkan masyarakat agar pentingnya menjaga diri dan lingkungan agar tetap bersih dan pada akhirnya jaminan Kesehatan. Kesehatan itu mahal tahu. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Kalau yang sakit di obatin sembuh, kalau kenyataannya mati. Ya ekonomi keluarga kacau berantakan gitu, maksudnya...jika yang sakit ayah dan di obatin dengan biaya ini dan itu...mahal, ya tujuanya sembuh dan kenyataannya mati. Jadi ekonomi keluargakan kacau balau-balau....ya pastinya hancur gitu. Kan ayah tulang punggung keluarga yang menafkahin istri dan anak," penjelasan Dudung.
"Bener juga penjelasan mu Dudung. Wah....wah Dudung...penjelasan mu kaya pejabat aja," kata Dadang.
"Terima kasih....terima kasih.....sudah di bilang pejabat. Padahal kerjaan ku cuma tukang ojek aja," kata Dudung.
"Iya aku tahu," kata Dadang.
"Dadang seret nie dari tadi cuma makan singkong rebus!" kata Dudung.
"Iya aku ambil minum," kata Dadang.
Dadang pun ke dapur ya mengambil gelas berisi air putih dan di bawa ke ruang tamu dan di taruh di meja. Dudung segera mengambil gelas di meja, ya meminumnya.
"Seger," kata Dudung.
"Nonton Tv aja Dudung!" kata Dadang.
"Ayo!" kata Dudung.
Dadang pun menyetel Tv, ya di pilihlah chanel Tv yang acaranya bagus. Dadang dan Dudung pun asik nonton Tv.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...