CAMPUR ADUK

Wednesday, January 12, 2022

PENAMPILAN ITU MENGGODA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Abdul. Ya di meja, ya ada gorengan yang di bawa Eko sih. Ya Abdul sedang membuatkan kopi di dapur gitu. Lewatlah sesuatu di depan rumah Abdul. Budi dan Eko, ya melihat sesuatu itu dengan baik.

"Dadanya," kata Budi.

Eko mengikuti alur omongan Budi, ya berkata Eko "Pahanya."

"Bener-bener bernafsu aku melihatnya," kata Budi.

"Aku juga....bernafsu melihatnya," kata Eko.

"Bener-bener cantik," kata Budi.

"Memang aku akui Bener-bener cantik," kata Eko.

Abdul yang selesai membuat kopi di dapur dan membawa kopi ke depan rumah. Ya Abdul memang mendengarkan omongan Budi dan Eko. Gelas-gelas yang berisi kopi di taruh di meja.

"Budi dan Eko...ngomongin apa yang sebenarnya?!" kata Abdul.

Budi dan Eko, ya menikmati minum kopi dulu. 

"Sesuatu," kata Budi.

Budi selesai minum kopi, ya gelas di taruh di meja. 

"Sesuatu," kata Abdul.

"Ya memang sesuatu," kata Eko.

Eko selesai minum kopi, ya menaruh gelas kopi di meja lah. 

"Dadanya," kata Budi.

"Dada?!" kata Abdul, ya bingung dengan omongan Budi.

"Pahanya," kata Eko.

"Paha?!" kata Abdul, ya bingung omongan Eko.

"Pokoknya...cantik deh," kata Budi.

"Memang cantik....penampilannya," kata Eko.

"Cantik. Jangan-jangan...Eko dan Budi membahas cewek?!" kata Abdul.

Ya Abdul memang melihat cewek cantik, ya lewat depan rumahnya. 

"Mau..gitu sih. Ngomongin cewek cantik," kata Budi.

"Aku sih ikut alurnya Budi saja," kata Eko.

"Jadi...apa yang di omongin?!" kata Budi.

"Ayam," kata Budi dan Eko bersamaan. 

"Ooooo ayam toh. Becandaan ini mah," kata Abdul.

"Ya...begitu lah," kata Budi.

"Nama juga ngikutin alurnya Budi," kata Eko.

"Padahal ngomongin cewek tidak masalah sih," kata Abdul.

"Ya memang ngomongin cewek tidak ada masalah sih," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Kenapa penampilan cewek itu selalu menggoda?!" kata Budi.

"Karena memang cewek itu....cantiknya menggoda, ya secara keseluruhannya," kata Abdul.

"Ya....bisa saja. Karena hormon kedewasaan cowok mempengaruhi keadaan, ya nafsu gitu," kata Eko.

"Omongan Abdul dan Eko, ya ada benernya sih," kata Budi.

"Main kartu remi saja!" kata Eko.

"Ok....main kartu remi!" kata Abdul.

"Ok.....main kartu remi!" kata Eko.

Abdul, ya mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan di bagikan dengan baik lah. Ketiganya main kartu remi dengan baik, ya sambil ngobrol lah. 

"Ngomong-ngomong. Aku merasa ganjil," kata Budi.

"Ganjil apa?!" kata Eko.

"Ganjil apa Budi?!" Abdul. 

"Aku merasa di awasin," kata Budi.

"Di awasin siapa?!" kata Eko. 

"Jangan-jangan cuma perasaan Budi saja?!" kata Abdul.

"Ya memang cuma perasaan ku sih di awasin. Dua kemungkinan. Satu, ya orang-orang yang berkaitan dengan pemerintahan. Yang kedua, ya orang-orang yang mencari celah aku, ya lengah aku, ya tujuan orang-orang ingin menipu sih," kata Budi.

"Wah...kalau itu sih, ya kemungkinan terjadi sih," kata Abdul.

"Kalau di pikir dengan baik. Budi, ya orang-orang biasa-biasa saja. Kenapa di awasin orang pemerintahan? Ya jadinya aneh sih!. Kalau orang-orang yang ingin menipu dengan mencari celah dari kelengahan Budi, ya semua orang sih merasakan itu. Maka setiap orang, ya harus waspada dalam keadaan apapun," kata Eko.

"Mulai seriuskan pembicaraannya," kata Budi.

"Ya...begitulah," kata Abdul. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Sebenarnya aku becanda kok. Permainan detektif saja!" kata Budi. 

"Aku...sudah paham permainan Budi," kata Eko. 

"Padahal beneran terjadi, ya tidak apa-apa sih. Kan bisa nelpon polisi. Jika terjadi hal yang begini dan begitu," kata Abdul. 

"Kalau urusan sama polisi, ya urusan serius banget," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Ooooo iya. Cowok yang sudah menikah. Masih menyimpan hal ini dan itu di Hp-nya, ya kaitan dengan cewek gitu," kata Budi. 

"Omongan....orang-orang, ya masih sih," kata Abdul. 

"Kaitannya ke hasrat, ya nafsu. Cewek yang penampilan begini begitu di simpan di Hp...cowok sudah punya istri," kata Eko. 

"Pantes urusan seksual, ya beritanya di tegaskan hukumnya," kata Budi. 

"Namanya juga nafsu, ya ada yang bisa mengendalikan dan ada yang tidak," kata Abdul. 

"Sudahlah....tidak perlu membahas itu panjang lebar. Lebih baik fokus main kartu remi!" kata Eko. 

"Ya...fokus," kata Budi dan Abdul bersamaan. 

Ketiganya, ya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

JIWA KEDUA

Budi dan Eko duduk di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. Keadaan sih hujan sih. Dingin-dingin, ya enak sih di angetin sesuatu yang anget, ya kopi yang masih panas gitu.

"Eko...apa keinginan orang-orang bekerja di Tv, ya pada publik, ya tentang acara Tv di buat dengan baik, ya tujuannya ini dan itu sih?!" kata Budi.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Mungkin.....pujian saja!" kata Eko. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Pujian toh!" kata Budi. 

"Sebenarnya sih....lebih pantes memuji sih, ya orang....pendidikan tinggi, ya lulusan Universitas. Karena menilainya dengan bermacam faktor ini dan itu. Jadi acara Tv....bagus sih," kata Eko. 

"Di teliti dengan baik, ya baru di berikan pernyataan bagus, ya pujian dari hasil kerja kerasnya orang-orang bekerja di Tv lah," kata Budi. 

"Kalau seperti kita sih sekedar saja sih....pujian itu. Ya nama juga lulusan SMA, ya masih kurang ini dan itu sih," kata Eko. 

"Memang lulusan SMA, ya sekedar saja pujian...bagus, ya untuk acara ini dan itu yang di buat sama orang-orang yang bekerja di Tv," kata Budi. 

"Ooooo iya...aku ingin tanggapan Eko tentang sesuatu?!" kata Budi. 

"Sesuatu apa?!" kata Eko. 

"Pikiran dan hati," kata Budi. 

"Pikiran dan hati, ya kayanya sih...imajiner. Jangan-jangan ada kaitan dengan berita di Tv, ya Budi?!" kata Eko. 

"Memang ada sih kaitan berita di Tv. Aku ingin menceritakan dengan versi aku sih," kata Eko. 

"Kalau begitu sih silakan bercerita!" kata Budi. 

"Cerita ku, ya misteri sih. Begini ceritanya. Ada seorang pemuda yang menemukan sebuah kitab kuno, yang bertuliskan aksara jawa kuno. Pemuda itu pun mulai menganalisa tulisan kitab kuno itu dengan baik. Pemuda itu jadi tahu arti dari tulisan yang di kitab kuno tersebut. Ternyata tujuannya adalah membangun jiwa kedua dengan cara membaca tulisan di kitab kuno tersebut dan di depan cermin. Pemuda itu penasaran banget sih, ya jadinya pemuda itu membacanya di depan cermin. Tiba-tiba terjadi sesuatu. Bayangan di cermin bicara. Pemuda itu pun bertanya pada dirinya yang di cermin "Siapa kamu?!". Pemuda di dalam cermin itu pun berkata "Aku adalah diri mu. Hati mu!". Pemuda terkejut dan ketakutan banget, ya segera menutup kitab kuno tersebut. Pemuda tersebut menyimpan dengan baik kitab kuno itu di lemari. Pemuda itu menjalan kehidupannya dengan baik, ya seperti biasa. Suatu ketika pemuda itu, ya berganti jiwa, ya jiwa keduanya itu. Pemuda itu menjadi sosok yang liar banget, ya menentang aturan ini dan itu, ya layak setan. Sampai-sampai pemuda itu menghajar orang yang biasa-biasa, ya sampai preman dan juga polisi. Pemuda itu, ya di tangkap sama polisi dan penjara. Di dalam penjara pemuda itu sadar, ya bawa dirinya telah berganti jiwa dengan jiwa keduanya yang jahat yang asalnya dari pembacaan kitab kuno di depan cermin. Pemuda itu berkata "Hati ku ternyata...perwujutan dari keburukan yang liar". Pemuda itu pun, ya belajar ilmu agama di penjara, ya di bimbing petugas penjara yang paham agama, ya tujuannya mengalahkan jiwa keduanya. Pemuda itu pun tekun banget, ya agar tidak lagi berganti jiwa. Sampai masa hukuman di penjara di jalan dengan baik, ya pemuda itu jadi baik, ya berkat bimbingan petugas penjara yang mengajarkan ilmu agama. Pemuda itu keluar dari penjara. Pemuda itu pulang ke rumahnya, ya segera mengambil kitab kuno di lemari dan di bakar lah kitab  kuno tersebut. Semenjak kitab kuno itu di musnahkan, ya jiwa keduanya tidak pernah bangun untuk menggantikan diri pemuda itu. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Misteri. Jiwa kedua, ya hatinya pemuda itu....perwujutan dari keburukan," kata Eko. 

"Seperti orang yang bicara ke hatinya, ya pikiran dan hati...kaya berita di Tv," kata Budi. 

"Ok..kena sih. Versi buruknya. Sama hanya seperti film Spiderman. Tokoh yang menjadi Green Goblin kan, ya jiwa keduanya bangkit. Jiwa keduanya perwujutan dari sifat yang buruk, ya liar seperti setan yang tidak tahu aturan lagi, ya seenaknya dewe," kata Eko. 

"Ada...kesamaan itu Eko!" kata Budi. 

"Sama halnya..film Kamen Rider Ryuki, ya jiwa keduanya kan... Kamen Rider Ryuga, ya liar gitu, ya perwujutan dari keburukan," kata Eko. 

"Ada...kesamaan lagi itu Eko," kata Budi. 

"Nama juga cerita pasti ada kesamaan ini dan itu," kata Eko. 

"Sebenarnya sih...idenya dari situ sih, ya tidak masalah di ambil sih," kata Budi. 

"Memang tidak masalah lah idenya di ambil dari film ini dan itu. Ya sekedar cerita versi Budi, ya di sesuai dengan keadaan ini dan itu," kata Eko. 

"Memang versi aku," kata Budi. 

"Ya sudah lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK