Ceritanya Budi dan teman-teman berada di pantai gitu. Budi duduk santai di pinggir pantai di bawah pohon rindang gitu. Keadaan pantai memang bagus, yaaa terlihat dengan baik di mata Budi gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu, yaaa sambil menikmati minum teh botolan dan makan keripik singkong gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Katherine Goble bekerja di West Area of Langley Research Center di Hampton, Virginia, pada tahun 1961, bersama rekan-rekannya Mary Jackson dan Dorothy Vaughan, yaaa sebagai "komputer" rendahan, yang melakukan kalkulasi matematika tanpa diberi tahu untuk apa. Semuanya adalah wanita Afrika-Amerika ; unit tersebut dipisahkan berdasarkan ras dan jenis kelamin. Supervisor kulit putih Vivian Mitchell menugaskan Katherine untuk membantu Kelompok Tugas Luar Angkasa Al Harrison, mengingat keterampilannya dalam geometri analitik. Ia menjadi wanita kulit hitam pertama dalam tim; kepala teknisi Paul Stafford sangat meremehkannya.
Mary ditugaskan ke tim pelindung panas kapsul ruang angkasa, yaaa di mana ia segera mengidentifikasi cacat desain. Didorong oleh pemimpin timnya Karl Zielinski, seorang penyitas Holocaust, Mary melamar posisi insinyur NASA. Ia diberi tahu oleh Mitchell bahwa, terlepas dari gelar matematika dan ilmu fisika yang dimilikinya, posisi tersebut memerlukan kursus tambahan. Mary mengajukan petisi untuk mendapatkan izin untuk menghadiri Sekolah Menengah Atas Hampton yang hanya menerima siswa kulit putih, meskipun suaminya menentang. Dengan mengajukan pembelaannya di pengadilan, ia berhasil memenangkan hati hakim setempat dengan mengajukan banding atas rasa sejarahnya, yang memungkinkannya untuk menghadiri kelas malam.
Katherine bertemu dengan Letnan Kolonel Garda Nasional Afrika-Amerika Jim Johnson, yang menyuarakan skeptisisme tentang kemampuan matematika wanita. Ia kemudian meminta maaf dan mulai menghabiskan waktu dengan Katherine dan ketiga putrinya. Para astronot Mercury 7 mengunjungi Langley, dan astronot Jhon Glenn berusaha keras untuk menyapa para wanita di Wilayah Barat. Katherine membuat Harrison terkesan dengan memecahkan persamaan matematika yang rumit dari dokumen yang disunting, sementara peluncuran Yuri Gagarin yang sukses oleh Uni Soviet meningkatkan tekanan untuk mengirim astronot Amerika ke luar angkasa.
Harrison mengonfrontasi Katherine tentang "istirahatnya," tanpa menyadari bahwa dia dipaksa berjalan setengah mil (800 meter) untuk menggunakan toilet terdekat yang diperuntukkan bagi orang "berwarna". Dia dengan marah menjelaskan diskriminasi yang dia hadapi di tempat kerja, yang menyebabkan Harrison menghancurkan tanda-tanda toilet "berwarna" dan menghapuskan pemisahan toilet. Dia mengizinkan Katherine untuk diikutsertakan dalam pertemuan tingkat tinggi untuk menghitung titik masuk kembali kapsul ruang angkasa. Stafford membuat Katherine menghapus namanya dari laporan, bersikeras bahwa "komputer" tidak dapat menulisnya, dan karyanya hanya diakui oleh Stafford.
Setelah diberi tahu oleh Mitchell bahwa tidak ada rencana untuk menugaskan "pengawas tetap untuk kelompok kulit berwarna," Dorothy mengetahui bahwa NASA telah memasang komputer elektronik IBM 7090 yang mengancam akan menggantikan komputer manusia. Ketika seorang pustakawan memarahinya karena mengunjungi bagian khusus orang kulit putih, Dorothy diam-diam mengeluarkan buku tentang Fortran dan mengajarkan pemrograman kepada dirinya sendiri dan rekan-rekannya di Area Barat. Ia mengunjungi ruang komputer, berhasil menyalakan mesin, dan dipromosikan untuk mengawasi Departemen Pemrograman; ia setuju untuk melakukannya jika tiga puluh rekan kerjanya juga dipindahkan. Mitchell akhirnya memanggilnya sebagai "Nyonya Vaughan".
Membuat pengaturan akhir untuk peluncuran Jhon Glenn, yaaa departemen tidak lagi membutuhkan komputer manusia; Katherine ditugaskan kembali ke Wilayah Barat dan menikahi Jim. Pada hari peluncuran, perbedaan ditemukan dalam perhitungan IBM 7090, dan Katherine diminta untuk memeriksa koordinat pendaratan kapsul. Dia memberikan hasilnya ke ruang kontrol, dan Harrison mengizinkannya masuk. Setelah peluncuran dan orbit yang sukses, peringatan menunjukkan bahwa pelindung panas kapsul mungkin longgar. Mission Control memutuskan untuk mendaratkan Glenn setelah tiga orbit, bukan tujuh, dan Katherine mendukung saran Harrison untuk membiarkan roket retro terpasang untuk membantu menjaga pelindung panas tetap di tempatnya. Persahabatan 7 mendarat dengan sukses.
Meskipun para matematikawan akhirnya digantikan oleh komputer elektronik, sebuah cerita tekstual mengungkapkan bahwa Mary memperoleh gelar tekniknya dan menjadi insinyur Afrika-Amerika wanita pertama NASA; Dorothy melanjutkan sebagai supervisor Afrika-Amerika pertama NASA; dan Katherine, diterima oleh Stafford sebagai rekan penulis laporan, melanjutkan untuk menghitung lintasan untuk misi Apollo 11 dan Space Shuttle. Pada 2015, ia dianugerahi Presidential Medal of Freedom. Pada tahun 2016, NASA mendedikasikan Gedung Komputasi Katherine Johnson di Pusat Penelitian Langley untuk menghormatinya.
***
Budi selesai membaca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di dalam tas gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh botolan dan makan keripik singkong gitu, yaaa menikmati keadaan pantai yang bagus gitu. Eko yang selesai memancing, ya ke tempat Budi duduk santai dengan baik di bawah pohon rindang gitu di pinggir pantai gitu.
"Eko dapat ikan?" kata Budi.
"Yaaa dapet satu ekor!" kata Eko.
"Dapat ikan satu ekor...hasil mancing," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko menaruh ikan dan pancingan dengan baik, yaaa di tanah berpasir putih gitu. Ya Eko duduk dengan baik dan menikmati minum teh botolan dan makan keripik singkong gitu.
"Keadaan kita di nikmati dengan baik Eko?" kata Budi.
"Yaaa keadaan kita memang di nikmati dengan baik, ya berada di pantai," kata Eko.
"Berada di pantai...untuk menghilangkan rasa penatnya hidup," kata Budi.
"Santai saja di pantai ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini....tetap sama aja kan Eko?" kata Budi.
"Hidup di Lampung. Yaaa sama aja sih. Keadaan kita, yaaa sederhana dan masih penuh perjuangan demi menggapai apa yang diinginkan? Ya sama aja dengan orang-orang yang ingin perubahan hidup ini," kata Eko.
"Sederhana dan perjuangan!" kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi...masih ngumpulkan data-data yang berkaitan urusan pemerintahan?" kata Eko.
"Masih lah Eko mengumpulkan data ini dan itu," kata Budi.
"Budi belajar dengan baik demi keinginan Budi," kata Eko.
"Iya. Belajar dan belajar...aku. Ya maklum aku berasal dari keluarga tidak punya dan juga hanya lulusan SMA saja!" kata Budi.
"Memang di maklumin sih...keadaan Budi. Yaaa insiatif Budi yang ingin maju, yaaa di salutin dengan baik gitu," kata Eko.
"Ada kemauan pasti ada jalan gitu!" kata Budi.
"Yang enak itu, ya yang terlahir kaya gitu. Sampai-sampai ingin kerja di perusahaan atau pemerintahan di berikan masukan ini dan itu dengan baik sama orang tua yang berpengalaman kerja di perusahaan atau pemerintahan," kata Eko.
"Contoh orang yang di omongin Eko, yaaa contohnya...ada di berita gitu!" kata Budi.
"Memang contohnya ada di berita gitu. Bagi aku dan Budi, ya tidak iri dengan orang-orang yang berhasil dengan baik kerja di perusahaan atau pemerintahan karena orang tua, ya memberikan masukan baik gitu," kata Eko.
"Menerima keadaan dengan baik. Yaaa tidak iri dengan orang-orang yang berhasil kerja di perusahaan atau pemerintahan karena masukan baik sama orang tuanya," kata Budi.
"Yaaa di syukurin dengan baik, ya berkat usaha sendiri...kerja jadi buruh di perusahaan demi hidup ini," kata Eko.
"Memang di syukurin dengan baik, ya kerja jadi buruh di perusahaan. Yaaa berkat usaha sendiri!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi tentang orang-orang politik yang ingin duduk di pemerintahan, yaaa proses pergerakan tetap sama apa beda?" kata Eko.
"Yaaa tentang orang-orang politik yang ingin duduk di pemerintahan, yaaa pergerakan tetap sama aja sih Eko," kata Budi.
"Pergerakannya tetap sama toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Demi kekuasaan yang diinginkan, yaaa di usahakan dengan baik lewat politik," kata Eko.
"Ambisinya orang-orang yang ingin duduk di pemerintahan gitu," kata Budi.
"Kompetisinya sengit," kata Eko.
"Memang kompetisi sengit," kata Budi.
"Yang berhasil mendapatkan apa yang diinginkan? Yaaa pastinya pandai main catur politik dengan baik," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Abdul selesai memancing ke tempat Budi dan Eko, ya sedang duduk santai menikmati keadaan pantai, ya keduanya duduk dengan baik di bawah pohon rindang di pinggir pantai gitu.
"Abdul dapat ikan dari mancing?" kata Budi.
"Dapat satu ekor ikan!" kata Abdul.
"Abdul dapat ikan satu ekor sama saja dengan aku....dapat ikan satu ekor gitu!" kata Eko.
Abdul menaruh pancingan dan ikan di taruh di tanah berpasir putih gitu, yaaa Abdul duduk dengan baik menikmati keadaan pantai yang bagus, yaaa sambil menikmati minum teh botolan dan makan keripik singkong gitu.
"Keadaan di pantai di nikmati dengan baik," kata Abdul.
"Yaaa memang keadaan di pantai di nikmati dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yang paling senang main di pantai, yaaa anak-anak kan Budi, Eko?" kata Abdul.
"Rata-rata sih...anak-anak senang main di pantai. Main air laut, berenang, main pasir, dan mengumpulkan hewan laut dari ikan kecil, kepiting dan umang-umang gitu," kata Budi.
"Anak-anak...happy-happy bersama orang tuanya di pantai gitu," kata Eko.
"Bagi yang muda mudi, ya kisah romantis gitu di pantai," kata Abdul.
"Muda mudi yang sedang kasmaran. Romatis sih hubungannya," kata Budi.
"Yang lebih baik itu...muda mudi yang telah menikah. Jadi jauh dari fitnah ini dan itu," kata Eko.
"Omongan Eko bener sih. Lebih baik muda-mudi yang telah menikah. Jauh dari fitnah ini dan itu," kata Abdul.
"Menikah itu, yaaa memang jauh dari fitnah. Berdasarkan data pergaulan di lapisan masyarakat tentang muda mudi...yang belum menikah, yaaa pikirannya dan tindakannya...sudah lah tidak perlu di omongin," kata Budi.
"Muda muda yang tidak perlu di omongin, yaaa tidak memahami agama yang di yakin!" kata Eko.
"Hidup ini antara paham agama yang di yakini dan tidak paham agama yang di yakini," kata Abdul.
"Realitanya begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Abdul.
"Eko, Abdul...main kartu remi saja!" kata Budi.
"Budi bawa kartu reminya?" kata Eko.
"Bawalah kartu reminya. Makanya aku ngajak Eko dan Abdul main kartu remi!" kata Budi.
"Oke. Main kartu remi!" kata Eko.
"Yaaa main kartu remi!" kata Abdul.
Budi mengambil kartu remi di dalam tas, yaaa kartu remi di kocok dengan baik gitu dan di bagikan dengan baik. Ketiganya main kartu remi sambil menikmati keadaan pantai yang bagus gitu.