Malam yang gelap bertabur bintang di langit gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya bagus di chenel BTV, ya seperti biasa sih....Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Cerita ini dibuka dengan Vasudha yang turun dari bus. Seorang pria tua, Hari, yaaa menemui seorang psikiater untuk membicarakan halusinasi istrinya. Menantu perempuannya, Avni, mengajaknya ke pemakaman istrinya. Di sana, ia mencuri abu istrinya dan meninggalkan buku harian untuk putranya, Saanjh.
Cerita beralih ke masa lalu, di mana Vasudha adalah seorang ibu tunggal yang suaminya telah hilang selama lima tahun. Menurut tradisi, dia telah menunggunya sejak dia meninggalkannya. Vasudha bertemu Aarav Ruparel di salah satu hotelnya, tempat dia bekerja sebagai penata bunga. Vasudha datang untuk menyelamatkannya dalam latihan kebakaran tiruan, dan menawarinya pekerjaan di hotelnya di Dunai, yang awalnya ditolaknya. Namun, dia kemudian mengetahui dari polisi bahwa suaminya, yang ternyata adalah Hari, membunuh lima jurnalis Amerika dan merupakan anggota kelompok teroris. Khawatir akan masa depan putranya, dia menerima tawaran pekerjaan dari Aarav.
Meskipun mengetahui tentang masa lalu Vasudha dan putranya, Aarav jatuh cinta padanya. Dia bercerita tentang ibunya, yang merupakan penyanyi kabaret dan orang tua tunggal, dan bagaimana ibunya jatuh cinta pada seorang pria yang mencoba bunuh diri karena gagal menyelamatkan mereka dari kemiskinan. Vasudha menjauhi perasaannya, mengatakan bahwa dia milik orang lain. Atas permintaannya, dia bertemu ibu Aarav dan akhirnya menerima cinta Aarav. Vasudha bertemu Hari di rumah, dan bercerita tentang Aarav. Hari keluar dengan marah dan ditangkap dan dipenjara karena menjadi buronan kriminal. Vasudha meminta Aarav untuk menyelamatkan Hari karena dia tidak bersalah. Aarav mencoba menyelamatkan Hari dengan menyuap menteri dalam negeri, tetapi dia mengungkapkan bahwa Hari sendiri mengakui kejahatannya. Vasudha menolak untuk menikahi Aarav karena tindakan Hari memberitahunya bahwa dia mengorbankan hidupnya agar mereka bisa bersama. Kemudian terungkap kepada Aarav bahwa Hari dengan sengaja mengakui kejahatannya sehingga Vasudha akan hidup dalam rasa bersalah, mengira Hari mengorbankan dirinya demi cinta mereka.
Untuk membebaskan Vasudha dari rasa bersalahnya, Aarav pergi ke Bastar, tempat Hari dituduh melakukan pembunuhan, untuk membuktikan ketidakbersalahannya. Aarav bertemu dengan Pastor Dayal, yang mengungkapkan ketidakbersalahan Hari. Dalam perjalanan kembali ke Mumbai, Aarav mencium aroma bunga yang menyebabkan dia bertemu Vasudha. Mengikuti aroma itu, dia pergi ke hutan, tidak tahu bahwa tempat itu memiliki ranjau. Dia secara tidak sengaja menginjak salah satu ranjau. Menyadari kesulitannya, Aarav tersenyum sebelum melepaskan kakinya. Vasudha menerima berita kematian Aarav dan meninggalkan Hari, yang telah mencarinya selama dua tahun. Setelah menemukannya, dia mengungkapkan kepadanya bahwa dia tahu tentang pengorbanan palsunya dan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak takut pada tradisi apa pun. Dia memperingatkannya bahwa dia akan kembali kepadanya suatu hari nanti. Hari menunggu Vasudha selama dua puluh satu tahun dengan sia-sia.
Kembali ke masa sekarang, Vasudha ingin bersatu kembali dengan Aarav, tempat ia meninggal. Hari mengambil abu Vasudha dan menyebarkannya di hutan Bastar , tempat Aarav meninggal. Dengan demikian, Aarav dan Vasudha bersatu kembali setelah kematian.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja, ya Eko melihat cangkir yang terbuat dari kayu, ya cangkir di ambil Eko dan berkata "Budi ini. Cangkir buatan Budi?"
"Iya. Cangkir yang di pegang Eko, ya aku buat," kata Budi.
"Cangkir terbuat dari kayu. Nilai kreatifitas," kata Eko.
"Memang sih. Buat cangkir dari kayu, ya nilai kreatifitas," kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi. Kayu untuk membuat cangkir dapat dari mana?" kata Eko.
"Kayunya ya?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ada orang yang nebang pohon yang ada di depan rumahnya. Kayunya di buang begitu saja gitu. Aku mengambil kayu tersebut, ya karena bisa di manfaatkan dengan baik gitu," kata Budi.
"Ooo Budi dapatkan kayunya dari kayu yang tidak berguna di buang orang toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngopi kalau begitu!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil kopi sasetan dan di buka dengan baik, ya isinya di masukkan cangkir kayu dan bungkus di buang ke tong sampah. Tekok yang berada di atas anglo di ambil Eko dengan baik. Tekok kaleng yang ada air panasnya dan tekok di tuangkan dengan baik, ya air panas masuk ke dalam cangkir kayu. Ya cangkir kayu, ya cukup terisi air panas dan tekok di taruh Eko di atas anglo gitu. Kopi di aduk dengan sendok terbuat kayu, ya buatan Budi gitu. Kopi jadi, ya segera di minum kopinya sama Eko.
"Emmm....enak kopinya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Cangkir kayu berisi kopi di taruh di meja.
"Singkong rebus," kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus, ya di makan dengan baik singkong rebus gitu.
"Emmm...enak singkong rebus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Seperti biasa. Di nikmati hidup ini. Sederhana!" kata Eko.
"Iya. Hidup ini. Seperti biasa. Di nikmati dengan baik. Sederhana!" kata Budi.
Eko selesai makan sepotong singkong rebus, ya mengambil cangkir kayu yang berisi kopi dan di minum dengan baik gitu.
"Emmm..tetap enak kopinya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menaruh cangkir kayu berisi kopi di meja.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi. Mau cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan bercerita!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mohan yang berasal dari Bandung, ya Mohan tinggal rumah kontrakan gitu. Pemilik rumah kontrakan adalah Rakha. Ya Rakha menjalankan rumah tangga dengan baik sama Galuh gitu. Hidup di Jakarta yang penuh dengan kompetisi segala bidang, ya Mohan yang tinggal di Jakarta demi hidup ini...kerja dengan baik di perusahaan PT. JAYA gitu. Di perusahaan Mohan berteman baik dengan Fattah dan Putra gitu. Ya Fattah berasal dari Palembang, ya Fattah telah menikah dengan Zara gitu. Rumah tangga yang jalankan Fattah dan Zara berjalan dengan baik karena dasarnya cinta gitu. Sedangkan Putra berasal dari Solo dan Putra masih jomlo gitu. Ada cewek yang di sukai Putra, ya cewek itu bernama Palupi di panggil Cupi. Memang Cupi kerja dengan baik di perusahaan PT. JAYA gitu. Putra berusaha dengan baik jadian dengan Cupi, ya Putra di tolak sama Cupi gitu dengan alasan sih...Cupi tidak suka Putra gitu. Mohan senang sih dengan rumah tangga yang di jalankan Fattah dan Zara gitu. Kebahagiaan Fattah dan Zara membuat Mohan iri, ya Mohan yang jomlo...ingin punya pacar gitu. Mengingat masa kuliah di Bandung, ya Mohan punya pacar yang bernama Berliana gitu. Hubungan Mohan dan Berliana harus putus karena orang tua Berliana tidak suka dengan Mohan gitu. Berliana menikah dengan Awan gitu. Ya Awan kerjaannya menjalankan usaha restoran gitu. Sekarang Mohan hanya bisa mengenang saja kisah cinta Mohan dengan Berliana gitu. Putra yang suka dengan Cupi, ya Putra berusaha dengan baik jadian sama Cupi. Yaaa Cupi tetap menolak Putra gitu. Putra tetap berusaha dengan baik untuk jadian dengan Cupi gitu. Suatu hari, ya Mohan bertemu dengan cewek yang parasnya mirip Berliana ketika Mohan berada di kafe gitu. Memang di kafe ada live musik, ya makanan dan minuman enak gitu. Penyanyi di kafe adalah Tasya gitu. Mohan berkenalan dengan cewek yang mirip dengan Berliana gitu, ya jadi Mohan jadi tahu nama cewek adalah Aqeela gitu. Aqeela kuliah dengan baik di Universitas yang ada di Jakarta gitu. Ya Aqeela di kafe bersama teman baiknya, ya Raisa gitu. Ya Raisa menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Mohan jadinya berteman dengan Aqeela dan Raisa gitu. Raisa suka dengan Mohan gitu. Sebenarnya Raisa sudah punya pacar yang bernama William gitu. Ya William kuliah dengan baik di Universitas gitu. Aqeela sedang dekat dengan Harry gitu. Ya Harry menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu, Mohan yang tertarik dengan Aqeela yang parasnya mirip Berliana gitu. Ya Mohan ada sih ingin jadian sama Aqeela gitu. Hubungan kisah cinta Raisa dan William masih berjalan dengan baik gitu. Ya Aqeela suka dengan Mohan karena Mohan baik, ganteng, dewasa, dan terpenting sudah kerja dari pada Harry yang masih menjalankan kuliah gitu. Harry yang suka dengan Aqeela berusaha dengan baik jadian gitu. Mohan yang tertarik sama Aqeela karena paras Aqeela mirip dengan Berliana gitu, ya Mohan bertanya pada dirinya tentang yang di sukai....Aqeela apa Berliana?. Mohan memutuskan tetap berteman baik sama Aqeela gitu. Aqeela berharap bersama Mohan, ya jadi Aqeela menolak Harry gitu. Ya Harry yang masih suka dengan Aqeela jadi Harry tidak peduli di tolak tetap Harry berusaha dengan baik untuk jadian dengan Aqeela gitu. Mohan telah berpikir dengan baik tentang rasa suka dengan Aqeela, ya Mohan berkata "Aqeela mirip parasnya dengan Berliana yang membedakan adalah perilaku dan umur gitu. Aku suka dengan Aqeela!". Mohan yang telah yakin bahwa dirinya suka dengan Aqeela jadi Mohan menyatakan cinta sama Aqeela gitu. Harapan yang diinginkan Aqeela adalah Mohan menyatakan cinta pada Aqeela gitu. Ya Aqeela menerima cinta Mohan gitu. Mohan dan Aqeela menjalankan hubungan kisah cinta yang baik, ya keduanya sering jalan bareng ke tempat-tempat yang baik yang ada di Jakarta, ya termasuk ke kafe awal pertemuan Mohan dan Aqeela gitu. Harry yang suka dengan Aqeela dan berharap jadian gitu karena Aqeela sudah jadian sama Mohan jadi Harry memutuskan melupakan rasa suka pada Aqeela gitu. Harry fokus kuliah dengan baik demi kebaikan gitu. Sedangkan Putra tetap berusaha jadian sama Cupi gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah cinta," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Paras yang mirip," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Lika liku kisah cinta tokoh Mohan," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan maju mundur cantik saja!" kata Eko.
"Oke. Main permainan maju mundur cantik!" kata Budi.
Budi mengambil permainan maju mundur cantik di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan maju mundur cantik dengan baik, ya sambil minum kopi dan makan singkong rebus gitu.