CAMPUR ADUK

Monday, June 27, 2022

KABAYAN NYAMAR JADI HAJI

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Papan catur sudah ada di meja. 

"Eko. Berita di Tv, ya masih urusan perang antara Rusia dan Ukraina," kata Budi. 

"Ya begitu adanya berita di Tv gitu," kata Eko. 

"Gimana kalau kita main catur, ya perwakilan dua negara yang sedang perang gitu. Ya kaya acara Tv, ya olahraga dengan bermacam judul pertandingan gitu?" kata Budi. 

"Main catur. Jadi perwakilan dari dua negara yang sedang perang. Boleh saja. Jadi siapa yang jadi perwakilan Rusia? Siapa yang jadi perwakilan Ukraina?" kata Eko. 

"Kalau itu kita putuskan dengan suit saja seperti biasa permainan kita. Yang menang memutuskan mau jadi perwakilan yang mana!" kata Budi. 

"Ok. Suit saja. Yang menang memutuskan mau ambil perwakilan yang mana dan kalah, ya harus mengikuti maunya yang menang dan tidak di boleh di ganggu gugat kalau keputusan telah di tetapkan dengan baik, ya untuk kebaikan bersama," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main suit dengan baik sampai akhirnya yang menang adalah Eko. Ya Eko memutuskan mau jadi perwakilan main catur dari negara Ukraina dan Budi perwakilan Rusia. Setelah di putuskan dengan baik sama pemenang dalam permainan suit, ya keduanya segera main catur dengan baik lah. Ya kedua main catur dengan penuh serius banget. Bidak catur di umpamakan tentara Rusia dan Ukraina, ya jadinya seperti medan laga pertarungan luar biasa, ya kalau di fantasikan dengan baik, ya perang besar seperti berita di Tv tentang perang antara Rusia dan Ukraina. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di rumah Budi. Abdul duduk bersama Eko dan Budi yang masih main catur untuk menentukan siapa pemenangnya?.

"Serius amat main caturnya," kata Abdul. 

"Ya serius. Untuk menentukan siapa pemenangnya dari perwakilan dua negara antara Rusia dan Ukraina. Rusia, ya aku dan Ukraina, ya Eko?" kata Budi. 

"Sekedar permainan catur saja di kaitkan dengan berita di Tv tentang perang antara Rusia dan Ukraina," kata Eko. 

"Ooooo begitu toh cerita permainan caturnya Eko dan Budi, ya idenya di ambil dari berita di Tv tentang perang antara Rusia dan Ukraina. Ya kalau begitu, ya aku bawah nama Indonesia dengan tujuan jadi penengah agar kedua negara yang sedang berperang, ya berdamai gitu, ya demi kebaikan bersama. Karena damai itu indah," kata Abdul. 

"Emmmm," kata Budi dan Eko bersamaan. 

Permainan catur di jalankan dengan baik antara Eko dan Budi. Ya Abdul menonton dengan baik permainan Eko dan Budi. Sampai yang menang permainan catur, ya menang adalah Budi, ya berarti Rusia. Ya nama juga permainan catur gitu. Abdul jadi penengah, ya sebagai juru damai gitu, ya menyuruh Budi dan Eko, ya berjabat tangan gitu, ya tanda persahabatan yang baik gitu dari perwakilan dua negara dalam permainan catur gitu. 

"Acara selanjutnya. Lebih baik aku main wayang yang terbuat dari kardus bekas, ya kreatif gitu. Ceritanya cerita rakyat!" kata Budi. 

"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko. 

"Aku juga jadi penonton yang baik!" kata Abdul. 

Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi. Budi memainkan wayang dengan baik gitu. Eko dan Abdul menonton dengan baik. 

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Sebuah cerita rakyat berasal dari Jawa Barat. Cerita si Kabayan menyamar jadi haji. 

Di suatu pagi Si Kabayan merasa perutnya lapar, tapi ia merasa bosan dengan masakan si Iteung istrinya. Si Kabayan ingin makan enak. Karena sudah lama tidak makan enak, ia khawatir akan lupa bagaimana rasanya makan makanan enak itu. Kemudian muncul ide gilanya untuk menikmati makanan enak di rumah mertuanya.

Di desa Malakeudeu tampat tinggalnya, seorang haji dianggap sebagai orang yang sangat terhormat, karena disamping dianggap sebagai orang saleh, seorang haji juga dianggap sebagai orang kaya yang mampu membayar ongkos kapal laut menuju tanah suci untuk beribadah haji. Si Kabayan tahu persis bahwa mertuanya sangat menghormati seorang haji. 

Jika seorang haji bertandang ke rumah mertuanya, maka mertuanya itu akan menyajikan makanan yang enak untuk menjamu tamu kehormatannya. Tanpa buang waktu lagi Si Kabayan segera mengenakan jubah dan sorban dikepalanya, lalu dengan langkah gaya seperti seorang haji, dia menuju ke rumah mertuanya. 

Setelah mengetuk-ngetuk pintu dan mengucapkan salam, pintu rumah mertuanya terbuka. Ternyata mertuanya sendiri yang membuka pintu. 

"Alhamdulillah Pak Haji, mari masuk, Aduh, gembira sekali Tuan Haji berkenan berkunjung ke gubug tempat kediaman kami yang sederhana ini." 

Lalu dia menyuruh istrinya cepat-cepat menyediakan makanan yang enak-enak untuk menjamu tamu terhormat itu. Mata Si Kabayan berbinar melihat ibu mertuanya menyediakan daging ayam dan makanan enak lainnya. Dengan lahap Si Kabayan menyantap apa saja yang ada di meja makan mertuanya.  

Setelah perutnya kenyang, Si Kabayan segera pamit pulang. Kembali di rumah dengan perut kenyang Si Kabayan cepat-cepat menyembunyikan jubah dan sorbannya. Sementara mertuanya merasa ada yang aneh dengan tamunya. Ia merasa tidak kenal dengan Pak Haji yang barusan ia jamu. Dan mertuanya merasa sangat mengenali gerak-gerik tamunya itu. 

Akhirnya mertuanya sadar bahwa Si Kabayan telah menipunya dengan menyamar menjadi seorang haji. Merasa geram dan dongkol dengan kelakuan menantunya, dia mau membalas. Keesokan harinya dia menyamar sebagai seorang haji juga. Dengan mengenakan jubah dan sorban di kepalanya dia melangkah menuju rumah Si Kabayan. 

Setelah mengucapkan salam dan mengetuk-ngetuk pintu, Si Kabayan kemudian membukakan pintu rumahnya. Terbelalak mata Si Kabayan yang langsung mengenali hidung pesek dan gigi ompong mertuanya. Dia pun mempunyai akal bulus untuk mengerjai mertuanya.

"Iteung ! Iteung! Ini ada tamu agung, Tuan Haji yang masih keluarga dekat dari kamu. Kita harus hormati beliau. Cepat masak makanan yang enak. Potong kambing!" teriak Kabayan pada istrinya.

"Aduh si Kang Kabayan teh gimana? Kita mah tidak punya kambing.” kata Nyi Iteung.

"Hus! Jangan berteriak-teriak begitu, Iteung. Nanti kedengaran tetangga bikin malu saja. Sudah biar akang sembelih saja kambing ayahmu yang diikat pada pohon jambu di belakang rumah kita itu!” kata Si Kabayan.

Mendengar Si Kabayan akan memotong kambing miliknya, Pak haji gadungan segera berteriak, "Jangan, Iteung! Jangan ! Itu kambing bapak satu-satunya."

“Eh...jadi ini teh Abah? Kenapa menyamar jadi haji atuh Abah?” teriak Nyi Iteung.

Tanpa menjawab, mertua Kabayan segera keluar dan lari pulang ke rumahnya. Dia merasa sangat dongkol dengan kelakuan menantunya itu dan bersumpah suatu saat nanti ia akan membalas.

***

Budi cukup lama main wayangnya dan akhirnya selesai. Eko dan Abdul memuji permainan wayang Budi, ya begitu juga ceritanya gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong. Acara selanjutnya, ya ketiganya memutuskan untuk main kartu remi dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK