CAMPUR ADUK

Wednesday, April 19, 2023

LOVING

Eko duduk di depan rumahnya, ya sedang baca buku kumpulan cerpen, ya yang di baca dengan baik, ya salah satu cerpen yang menarik ceritanya, ya sambil minum kopi dan makan gorengan gitu. 

Isi cerita yang di baca Eko :

Richard Loving, seorang pekerja konstruksi kulit putih di Caroline County, Virginia jatuh cinta dengan seorang wanita kulit hitam lokal dan teman keluarga, Mildred Jeter. Setelah Mildred mengetahui bahwa dia hamil, mereka memutuskan untuk menikah. Mengetahui bahwa pernikahan antar ras melanggar Undang-Undang anti-perkawinan keturunan Virginia, mereka pergi ke Washington, DC untuk menikah pada tahun 1958. Richard membuat rencana untuk membangun rumah untuk Mildred kurang dari satu mil dari rumah keluarganya.

Segera setelah itu, deputi sheriff menggerebek rumah Mildred dan menangkap Lovings. Ketika Richard menunjuk ke surat nikah, Sheriff Brooks dengan singkat mengatakan kepadanya bahwa itu tidak memiliki validitas di Virginia dan menyeret mereka berdua ke penjara. Mereka mengaku bersalah karena melanggar undang-undang anti-miscegenation dan dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Namun, hakim menangguhkan hukuman, asalkan mereka tidak kembali ke Virginia bersama setidaknya selama 25 tahun. The Lovings pindah ke Washington untuk tinggal bersama seorang teman Mildred. Mereka sebentar kembali ke Caroline County agar anak pertama mereka, Sidney, dapat dilahirkan oleh ibu Richard, seorang bidan. Ditangkap lagi, mereka dibebaskan ketika pengacara mereka memberi tahu hakim bahwa dia secara keliru menyarankan mereka untuk kembali.

Mildred dan Richard memiliki dua anak lainnya, Donald dan Peggy. Namun, Mildred menjadi frustrasi karena berada jauh dari negara itu, dan rasa frustrasinya bertambah ketika dia menonton March di Washington dapat menulis surat kepada Jaksa Agung Robert F. Kennedy untuk meminta bantuan. Kennedy merujuk mereka ke American Civil Liberties Union. Pengacara Bernard S. Cohen menangani kasus ini dan berunding dengan ahli hukum tata negara Phil Hirshkop. Mereka menyimpulkan bahwa cobaan Lovings memiliki peluang bagus untuk dibawa ke Mahkamah Agung– dan membatalkan undang-undang anti-perkawinan keturunan serupa di seluruh negeri.

Setelah kecelakaan mobil kecil yang melibatkan salah satu anak mereka, Lovings memutuskan untuk menyelinap kembali ke Virginia, menetap di bagian terpencil King and Queen County, sementara kasus mereka bergerak melalui pengadilan. Kasus mereka mendapat perhatian luas, dan diprofilkan di majalah Life oleh fotografer Gray Vilet. Negara berpendapat bahwa orang-orang dari ras yang berbeda tidak pernah dimaksudkan untuk hidup bersama, dan bahkan menyatakan bahwa anak-anak Keluarga Cinta adalah bajingan. Mahkamah Agung negara bagian menolak untuk mengesampingkan keyakinan The Lovings. Tidak terpengaruh, Cohen dan Hirschkop mengajukan banding ke Mahkamah Agung federal. Sebelum pergi ke Washington, Cohen bertanya kepada Richard apakah dia memiliki pesan untuk para hakim. Richard menjawab, "Katakan pada hakim bahwa saya mencintai istri saya."

Beberapa minggu kemudian, Mahkamah Agung dengan suara bulat menyatakan bahwa undang-undang yang melarang pernikahan antar ras tidak konstitusional. The Lovings kembali ke Caroline County dan melanjutkan pembangunan rumah impian mereka. Mengungkapkan Richard meninggal dalam kecelakaan mobil tujuh tahun kemudian, Mildred tidak pernah menikah lagi dan terus tinggal di rumah yang dibangun Richard untuknya sampai kematiannya pada tahun 2008.

***

Eko selesai baca buku, ya buku di taruh bawah meja.

"Main ke rumah Budi ah!" kata Eko.

Eko menghabiskan kopinya dan gorengannya. Gelas dan piring di bawa masuk ke dalam rumah, ya langsung ke belakang untuk di cuci dengan baik gitu. Setelah gelas dan piring bersih di taruh di rak piring. Eko keluar dari rumahnya, ya segera naik motor yang di taruh di depan rumahnya. Eko membawa motor dengan baik menuju rumah Budi. Singkat waktu, ya Eko sampai di rumah Budi. Tumben Budi tidak duduk di depan rumahnya. Eko memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Ya Budi tahu Eko dateng ke rumahnya dari suara motor gitu. Budi keluar dari rumahnya dan duduk di depan rumah. Eko punduduk bersama Budi. 

"Kelihatannya. Budi sakit ya?" kata Eko.

"Ya aku sakit sih," kata Budi.

"Gimana puasa Budi?" kata Eko.

"Ya lumayan sih bisa bertahan dengan baik sampai buka puasa gitu," kata Budi.

"Penyebab Budi sakit apa?" kata Eko.

"Kaya sih aku capek saja," kata Budi.

"Aktivitas. Mungkin keadaan iklim cuaca mempengaruhi, ya Budi?" kata Eko.

"Mungkin terjadi sih," kata Budi.

"Kalau Budi sakit. Lebih baik aku pulang saja. Jadi tidak jadi main caturnya. Budi lebih baik banyak istirahat!" kata Eko.

"Kalau sekedar saja main catur sih tidak masalah Eko. Aku juga telah minum obat dengan baik. Jadi aku merasa baikkan," kata Budi.

"Proses penyembuhan cepat atau lambat, ya tergantung dari kondisi tubuh," kata Eko.

"Aku masih kuat kok. Aku kan cowok!" kata Budi.

"OK. Budi cowok. Kuat!!!!!" kata Eko.

"Main catur!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

"Kalau lagi sakit. Enaknya di rawat sama cewek yang di sukai," kata Budi.

"Maunya Budi!" kata Eko.

"Kalau cewek yang di sukai kerjaan Dokter atau Perawat, ya memberikan perawatan terbaik padaku, ya agar aku cepat sembuh," kata Budi.

"Andai-andainya Budi," kata Eko.

"Ya tidak kerja jadi Dokter atau Perawat. Kalau cinta, ya cewek perhatian juga merawat cowoknya yang lagi sakit. Ya dari cerita orang-orang gitu," kata Budi.

"Cerita orang tua juga sesuai dengan omongan Budi," kata Eko.

Eko dan Budi melangkah bidak caturnya dengan baik gitu.

"Ngomong-ngomong. Siapa yang dapat malam Lailatul Qadar?" kata Budi. 

"Ya orang-orang di mesjid lah, ya yang dapat malam Lailatul Qadar!" kata Eko. 

"Orang-orang yang berkumpul di mesjid yang dapat malam Lailatul Qadar," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kalau orang-orang di mesjid, ya punya ilmu mendengarkan Roh. Pasti mengetahui siapa yang datang pada mereka, ya atas izin Tuhan?" kata Budi. 

"Ya...Malaikat datang menemui kaum Muslim, ya atas izin Tuhan!" kata Eko. 

"Malaikat!" kata Budi. 

"Sekedar obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA. Karena ada yang lebih baik, ya ngomongin tentang kaitan agama Islam ini dan itu, ya pendidikan. Contoh tepat adalah acara Tv saja!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK