Malam yang tenang gitu. Ya setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus tentang seni dan kebudayaan Betawi di chenel TVRI gitu....seperti biasa sih Budi duduk santai di depan rumah sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi dan main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik, yaaa dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Andy, Trevor, dan Billy adalah sahabat masa kecil. Saat dewasa, Billy menjual narkoba dan Andy mengantar barang untuknya. Suatu malam, Trevor yang mengantar barang dan ditangkap oleh polisi.
Lima tahun kemudian, Trevor dibebaskan dari penjara dan mengetahui pacarnya Laura kini bersama Billy. Trevor kembali bersamanya dan memutuskan untuk merampok seorang mafia lokal. Trevor menginginkan sejumlah uang untuk membelikan Laura beberapa hadiah dan Andy diberi tahu oleh beberapa mafia lokal bahwa mereka menginvestasikan uang dengan keuntungan besar dan dia menginginkan sejumlah uang untuk membeli. Namun, perampokan mereka sangat ceroboh dan kepala mafia dengan cepat mengetahui apa yang terjadi. Namun, dia dan kakek Andy adalah teman baik, jadi dia memberi tahu Andy dan Trevor bahwa mereka dapat melunasi utang mereka dengan menyelundupkan berlian curian.
Billy mengetahui apa yang sedang terjadi dan merasa sedikit geli karenanya hingga ia menyadari bahwa Trevor telah kembali bersama Laura tanpa sepengetahuannya. Ia membalas dengan meyakinkan para mafia bahwa Trevor adalah seorang pecandu dan mencuri berlian yang seharusnya ia kirimkan untuk memenuhi kebutuhannya. Ia juga meyakinkan pedagang berlian bahwa Trevor tidak dapat dipercaya dengan berlian asli dan ia memberinya berlian palsu sebagai gantinya. Ketika ia mengirimkannya kepada para mafia, mereka dengan cepat mengenalinya sebagai berlian palsu dan berasumsi bahwa Trevor telah menukarnya.
Billy mengira dengan melakukan ini, para mafia akan mengirim seorang penjahat untuk membunuh Trevor dan dengan menyingkirkannya, ia bisa mendapatkan Laura kembali tanpa harus berlumuran darah. Namun, karena Billy yang memberi tahu para mafia, mereka mengatakan kepadanya jika ia ingin Trevor mati, ia harus melakukannya sendiri.
Dia menemukan Trevor di rumah Laura setelah berhubungan seks dan menculiknya dengan todongan senjata. Dia membawa Trevor ke ladang untuk membunuhnya. Meskipun Trevor memohon agar dia diselamatkan dan Billy berjuang melawan hati nuraninya untuk sesaat, dia tetap menarik pelatuknya, membunuh Trevor dengan darah dingin.
Tidak butuh waktu lama bagi Andy dan Laura untuk menyadari hilangnya Trevor dan mereka menjadi khawatir. Andy bertanya kepada para mafia lokal yang menginvestasikan uangnya apakah mereka melihat Trevor dan tidak tahu bahwa mereka adalah teman, mereka dengan bangga menceritakan kepadanya tentang bagaimana Billy menjadi mafia bayaran dengan membunuhnya. Andy dengan sedih memberi tahu Laura bahwa Trevor telah pergi dan mereka secara pribadi berduka atas kematiannya. Kemudian Andy pergi ke rumah Billy dan bertanya kepadanya bagaimana dia bisa melakukan itu kepada teman mereka. Tanpa menunggu jawaban, Andy mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Billy. Billy mencoba membujuk Andy untuk meletakkan pistol dengan mengingatkan Andy bahwa dia adalah mafia bayaran dan menyakitinya bisa membuat Andy terbunuh. Namun, Andy memutuskan untuk mengambil risiko dan tetap menembak Billy.
Andy kembali ke mafia setempat untuk menginvestasikan uangnya dan meyakinkan mereka bahwa ia telah berutang pada rentenir dan ia butuh uangnya dikembalikan untuk membayar mereka. Mereka segera mendapatkannya dan ia melunasi kepala mafia itu secara penuh.
Setelah utangnya lunas, ia membawa sepeda motor Trevor dan meninggalkan kota itu. Sebelumnya Trevor telah menyebutkan akan pergi ke California dengan sepeda motornya untuk memulai hidup baru dan kini tersirat bahwa Andy akan mengikuti saran itu.
***
Budi selesai membaca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Eko belum datang kalau begitu, ya baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Berita-berita koran cerita bagus-bagus dari cerita pemerintahan luar negeri yang cerita ini dan itu, cerita pemerintahan dalam negeri yang ceritanya yang ini dan itu, cerita ekonomi luar negeri dan dalam negeri yang ini dan itu, cerita kebudayaan luar negeri dan dalam negeri yang ini dan itu, cerita musik luar negeri dan dalam negeri yang ini dan itu, cerita agama yang ini dan itu, cerita olahraga yang ini dan itu, cerita film luar negeri dan dalam negeri yang ini dan itu sampai cerita artis luar negeri dan dalam negeri yang ini dan itu gitu. Eko datang ke rumah Budi gitu, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Karena Eko telah datang, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Memang Eko melihat dengan baik di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng seperti biasa isinya air panas gitu, ya piring yang adanya singkong goreng, yaaa dan mainan pesawat tempur yang terbuat dari kardus gitu.
"Budi buat mainan pesawat tempur dari kardus, ya Budi?" kata Eko sambil menunjuk dengan baik mainan pesawat tempur di meja gitu.
Budi melihat dengan baik yang di tunjuk Eko, ya Budi berkata "Iya Eko....aku buat mainan pesawat tempur dari kardus."
Eko mengambil mainan pesawat tempur gitu.
"Mainan pesawat tempur yang di buat Budi bagus," kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mainan pesawat tempur yang aku buat....berbeda Eko, ya bisa berubah jadi robot," kata Budi.
"Mainan pesawat tempur yang di buat Budi...bisa jadi robot," kata Eko.
Eko merubah mainan pesawat tempur jadi robot gitu.
"Mainan pesawat tempur yang Budi buat jadi robot keren!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Mainan pesawat tempur jadi robot seperti cerita film Transformers saja," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Pokok keren abis sih...mainan pesawat tempur bisa jadi robot!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi buat mainan pesawat tempur dari kardus dan bisa jadi robot....seperti biasa nilai kreatifitas Budi, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya Eko....nilai kreatifitas aku!" kata Budi.
Mainan pesawat tempur dari kardus yang bisa jadi robot, ya Eko taruh di meja gitu.
"Ada kemauan pasti bisa buat suatu yang diinginkan dengan baik," kata Eko.
"Omongan Eko benar sekali!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan Zathura...Budi!" kata Eko.
"Okey main permainan Zathura," kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Zatura dengan baik gitu.
"Kenapa Budi buat mainan pesawat tempur?" kata Eko.
"Aku buat mainan pesawat tempur....karena berita koran dan berita Tv yang memberitakan tentang pesawat tempur gitu," kata Budi.
"Budi buat mainan pesawat tempur karena berita koran dan berita Tv," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Berita koran dan berita Tv bagus sih," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita tentang pesawat tempur berkaitan dengan urusan perang," kata Eko.
"Yaaa perang ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko asik main permainan Zathura gitu.
"Berdasarkan berita sih...terjadi perang antara India dan Pakistan gitu," kata Budi.
"Aku nonton tuh berita tentang perang India dan Pakistan gitu," kata Eko.
"Sejarah sih menceritakan dengan baik sih perang India dan Pakistan," kata Budi.
"Sejarah," kata Eko.
"Sampai perang berkaitan dengan urusan agama yang di yakini manusia," kata Budi.
"Rakyat menderita karena perang gitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Perang India dan Pakistan ceritanya seperti permainan catur kan Eko?" kata Budi.
"Iya sih Budi...perang India dan Pakistan seperti permainan catur," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi main asik permainan Zathura gitu.
"Wilayah dan kekuasaan berkaitan dengan urusan perang," kata Budi.
"Memang sih...urusan perang berkaitan wilayah dan kekuasaan," kata Eko.
"Siapa yang kuat dengan militernya? Ya jadi pemenangnya!" kata Budi.
"Kekuatan militer yang menunjukkan kemenangan dalam perang," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi masih asik main permainan Zathura gitu.
"Rakyat zaman dulu bodoh," kata Eko.
"Memang sih...Eko...rakyat zaman dulu bodoh karena tidak membaca dan menulis," kata Budi.
"Rakyat...zaman sekarang pinter-pinter karena bisa membaca dan menulis, ya jadi jika terjadi perang dan membawa penderitaan maka rakyat menuntut dengan baik pemimpin negeri turun dari jabatannya dan di ganti pemimpin yang lebih baik," kata Eko.
"Tuntutan rakyat karena terjadi perang, ya pemimpin negeri harus turun dari jabatannya dan di ganti pemimpin yang lebih baik," kata Budi.
"Berdasarkan ajaran Hindu dan Islam tertulis dengan baik sih di kitab-kitab ajaran gitu, ya rakyat pasti memilih pemimpin berdasarkan kitab-kitab ajaran tentang manusia pilihan yang akan membawa kebaikan umat manusia," kata Eko.
"Manusia pilihan yang di pilih rakyat demi negeri jadi baik gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA kan Budi?" kata Eko.
"Memang Eko...sekedar bahan obrolan lulusan SMA!, ya karena dunia ini ada yang lebih baik urusan obrolan, ya yang lebih baik adalah obrolan acara TV dan Radio gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko masih asik main permainan Zathura gitu.
"Ngomongin ekonomi," kata Budi.
"Ekonomi," kata Eko.
"Saham masih berkaitan dengan ekonomi," kata Budi.
"Memang saham berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.
"Orang-orang yang pinter, ya mainnya saham," kata Budi.
"Orang-orang yang pinter di bidangnya dan punya uang, ya main saham dengan baik," kata Eko.
"Berarti tetap roda ekonomi di gerakan dengan baik," kata Budi.
"Manusia memang menggerakkan roda ekonomi dengan baik demi hidup ini," kata Eko.
"Kompetisi tetap terjadi dengan tujuan ini dan itu," kata Budi.
"Persaingan terjadi sengit banget dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Dari apa yang di usahakan manusia? Hasil rezeki masing-masing!" kata Budi.
"Omongan Budi benar sih!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan Zathura gitu.