CAMPUR ADUK

Thursday, February 7, 2019

REALITA HIDUP

Langit sangat cerah sekali. Dono duduk di bawah pohon sambil memandang langit yang cerah di hari jumat. 

"Seadainya ada keajaiban di jalan hidup saya," celoteh Dono.

Dono melihat jam di pada jam tangan yang terpasang pada tangan kirinya.

"Sudah waktunya sholat jumat," celoteh Dono.

Dono bangun dari duduknya di bawah pohon untuk menuju mesjid untuk melaksanakan sholat jumat. Saat berjalan menuju mesjid di pinggir jalan raya. Dono berjalan dengan hati-hati. Ada sebuah motor yang mulai aneh dan bergerak menuju arah Dono. Motor pun menyerempet Dono. Untung saja Dono langsung menghindar dengan insting cepat.

"Woy.......kalau bawa motor pake mata jangan seperti orang gila yang tidak bisa mengontrol kendaraan yang di jalannya," teriak Dono yang nyaring banget.

Tapi pengendara motor terus melaju terus dan mengganggap kejadian tersebut tidak ada.

"Dasar....orang gila," kata Dono.

Dono tidak lagi memperdulikan lagi masalah itu dan menjalankan niatnya ke mesjid untuk sholat jumat. Sampai di depan mesjid bertemu Dono dengan Kasino dan  langsung bersalaman.

"Gimana keadaan mu hari ini?" tanya Kasino.

"Hampir celaka dengan pengendara motor yang ugal-ugalan," cerita Dono.

"Ya...sabar ya..Dono. Hidup di dunia ini kita mau jalan kebaikan untuk keharmonisan, tetapi di sisi lain sebaliknya membuat malapetaka pada manusia yang lain. Alias orang gila menjalankan hidup. Otaknya tahu di taruh di mana?" kata Kasino.

"Di pantat..kali Kasino," saut Dono.

"Bodoh..tambah...bodoh,,,dong. Kaya otak udang," kata Kasino.

"Yo.i," kata Dono.

Dono dan Kasino mengambil wudu untuk menjalankan sholat jumat. Setelah itu masuk mesjid Dono dan Kasino tak lupa membaca doa masuk mesjid. Dono mulai mau menjalankan sholat sunah tiba-tiba pundaknya di tepuk oleh Kasino. Dono gak jadi menjalankan sholat sunah dulu dan mengikuti maunya Kasino.

"Dono saya ingin pemahaman kamu tentang cinta. Berkenaan cinta di kalangan artis?" kata Kasino.

"Saya..kirain hal yang penting. Cuma urusan gak penting. Cinta di kalangan artis tersebut lebih banyak kebohongan dari pada kejujurannya. Karena tujuannya naikin pamoritas mereka menjadi artis," penjelasan Dono.

"Kalau begitu saya punya peluang dong mendapatkan cewek yang pekerjaannya menjadi penyanyi alias artis," kata Kasino.

"Kamu punya peluang. Tapi tetap saja kamu jadi dengan artis jadi sorotan mata semua orang. Jadi konsumsi publik alias ada nilai jual. Jadi harus menghadapi semua resiko kalau pingin mendapatkan pasangan artis. Hidup penuh dengan realita sekenario demi ini dan itu," penjelasan Dono.

"Ok...saya siap itu mah," kata Kasino.

Dono dan Kasino mulai sholat sunah setelah menyelesaikan pembicaraan mereka dengan suara kecil. Kemudian di mulai acara sholat jumat dengan khotbah dari imam sholat. Dono dan Kasino mendengarkan dengan baik beserta jamaah yang lain. Sampai sholat jumat di laksanakan dengan baik dan khusuk. Baru Dono dan Kasino pulang bersama dengan berjalan kaki pulang ke rumah.

Di tengah jalan malah Kasino mengajak Dono untuk  makan di warung yang menjual mie ayam dan bakso. Dengan senang hati Dono menerima ajakan Kasino karena suara perut pun berbunyi dan waktunya makan siang. Dono dan Kasino memesan makan dan minuman sama pemilik warung yang bernama pak Tito. Segeralah pak Tito menyajikan makan dan minuman yang di pesan Dono dan Kasino.

Dengan lahap ke duanya makan mie ayam dengan penuh nikmat dan santai sampai kenyang. Lalu setelah itu Kasino membayarnya dengan uang pas ke pak Tito. Keluarlah keduanya dari warung mie ayam dan bakso. Kemudian Dono memukul pundaknya Kasino.

"Terima kasih atas traktirnya makan siang," kata Dono.

"Sama-sama Don," jawab Kasino.

Dono dan Kasino berjalan menuju pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Lalu Indro dateng langsung berhenti di samping Dono dan Indro.

"Ayo naik!" kata Indro dengan tegas.

"Baik..Indro," jawab Dono dan Kasino bersamaan.

Dono dan Kasino naik motornya Indro. Dengan penuh hati-hati Indro membawa motornya dan membonceng Dono dan Kasino sampai di rumah.


Karya: No

SAYA PERGI

"Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh." teriak Fildan di atas batu karang di pinggir pantai.

Fildan terus berterik menghilangkan segala kekesalann dalam dirinya. Sebagai sahabat Irwan hanya melihatnya saja. Akhirnya Fildan menyelesaikan semua kekesalannya dan mendatangi Irwan.

"Sudah...selesai semua kekesalan kamu?" tanya Irwan.

"Masih sedikit lagi. Tapi apa itu cinta itu?" tanya Fildan.

"Cinta....cinta..cinta..adalah permainan dunia. Siapa yang bermain pasti merasa bahagia dan sakit ya juga!?" penjelasan Irwan.

"Huuuuuuuuus.....pelong juga. Wajar..kenapa cinta saya beralih karena saya yang tidak mampu menjaga dan akhirnya saya pergi meninggalkan cinta saya," kata Fildan yang mulai tenang.

"Jadi..apa kamu meneruskan mengejar cinta kamu?" tanya Irwan.

"Lupakan. Masih..banyak wanita di muka bumi ini pantas di perjuangkan. Dan mendapatkan kesungguhan cinta saya yang sebenarnya," kata Fildan.

"Yok..kita pulang," ajakan Irwan.

"Ayo...," jawab Fildan.

Irwan dan Fildan masuk ke dalam mobil dan pergi dari pinggir pantai. Sampai di sebuah kafe pinggiran kota mereka berdua ingin makan dan minum. Segera Irwan memarkirkan mobilnya. Fildan baru keluar dari mobil ternyata di datengi oleh banyak penggemarnya dan minta foto dengan Hp mereka. Dengan baiknya Fildan menerima ajakan para penggemarnya.

Irwan yang keluar dari mobil langsung geleng-geleng kepala.

"Susah juga jadi orang terkenal...pasti di kerubungi..kaya semut," celoteh Irwan.

Irwan masuk ke dalam kafe untuk makan dan minun. Pelayan kafe segera membawakan makan dan minuman yang pesan. Saat Irwan mau minum jus jeruk ingin menghilangkan rasa hausnya langsung di serobot oleh Fildan dan langsung di minum.

"Haus.....kamu Fildan?" tanya Irwan.

"Iya..abis di kerubuni banyak penggemar," kata Fildan.

Fildan segera memesan makan dan minum pada pelayan kafe. Dengan segera pelayan kafe menyajikan makan dan minuman pesan Fildan. Irwan terus menyantap makanannya begitu dengan Fildan sampai perut mereka kenyang.

"Siapa yang bayar?" tanya Irwan.

"Kali ini saya..yang bayar. Karena kamu telah membantu saya untuk menghilangkan segala kekesalan saya berkenaan dengan cinta saya," kata Fildan.

"Ah..itu biasa. Yang terpenting masalah kamu cepat selesai dan tidak menggangu pikiran. Karena nanti kamu ada pekerjaan nyanyikan," kata Irwan.

"Ya...bener. Terima kasih banyak sudah menjadi sahabat terbaik," pujian Fildan.

"Sama-sama. Pentingnya persahabatan adalah saling tolong menolong saat teman lagi susah dan bimbang," kata Irwan.

"Persabatan. Awalnya telur menjadi kupu-kupu yang cantik," kata Fildan.

"Sama dengan cinta. Awalnya telur menjadi kupu-kupu  yang cantik kalau bisa menjaganya maka akan langgeng kepelaminan kalau tidak sebaliknya hancur  dan binasa. Semua kenangan bersama hanya kebohongan saja bukan kejujuran dari cinta itu sendiri," nasehat Irwan.

"Saya mengerti arti sebuah cinta. Bukan karena katanya cinta tapi menjalankannya penuh perasaan dan tanggung jawab untuk menjalankan hidup ini penuh arti," kata Fildan yang mulai paham.

Fildan pun membayar makan dan minumannya di kasir dengan kontan. Irwan sudah berjalan menuju mobil. Segera Fildan menyusul Irwan yang ke mobil. Ke duanya langsung masuk mobil. Irwan membawa mobil dengan baik. Fildan mulai mengafal syair-syair lagu yang akan di bawakannya untuk tampil. Selang waktu yang tidak lama sampailah di tempat kerjaan. Fildan dengan perasaan yang tenang mulai menjalankan aktifitas menjadi penyanyi yang profesional di salah satu stasiun Tv. Sedangkan Irwan duduk di bangku penonton untuk menyaksikan kebolehan Fildan menyanyi dan para artis yang lainnya.


Karya: No

NIAT MEMBUNUH

Seperti biasanya Dono asik mengetik di leptopnya di ruang tamu sambil melihat lingkungan sekitar. Indro baru pulang dari main dan masuk rumah dalam keadaan kalut dan duduk di samping Dono. Lalu Dono berhenti mengetik dan mulai bicara dengan Indro.

"Kok tumben tidak ngucap salam saat masuk rumah?" tanya Dono.

"Maaf Dono saya lupa. Abisnya saya lagi kesel baget."

"Kesel kenapa? Cerita dong..Indro."

"Temen saya bernama......Angga..make narkotika sape sakau..Don."

"Kalau begitu bawa ke rumah sakit dan sekalian lapor polisi," saran Dono.

"Itu..sih sudah saya lakukan Don. Tapi tetap saya kesal sekali. Rasanya saya ingin bunuh Angga," Indro yang mulai kalap.

"Kenapa kamu ingin bunuh...Angga?" tanya Dono.

"Abisnya..nie..orang buat wabah nularin penyakitnya make narkoba.....lewat temannya sendiri nama Birma," cerita Indro.

"Wah...kalau begitu sih saya juga ingin membunuh Angga juga. Karena nularin penyakitnya sebagai pengguna narkotika aktif," kata Dono yang mulai kacau juga.

"Don..bisa buat senjata gak?" tanya Indro.

"Buat senjata..maksudnya pistol atau senapan?" kata Dono.

"Iya....pistol dan senapan...Don."

"Bisa......saya buatnya. Kapan kamu makenya..Indro?"

"Secepatnya ..supaya rasa gedek saya..hilang," kata Indro.

"Beres.....," saut Dono.

Indro pun bergerak ke belakang untuk mandi karena hari mulai sore. Dono mengetik di leptopnya dengan cepat dan menyelesaikan tulisannya. Setelah kerjaan Dono selesai mulailah merancang senjata yang di pesan oleh Indro. Selang waktu yang cukup lama kira-kira 2 minggu Dono berhasil membuat senjata rakitan buatannya dan beserta pelurunya.

Pada saat itu Indro lagi duduk di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. Dono membawa senjata dan pelurunya dan di taruh di meja.

"Indro pesan kamu," kata Dono.

Indro menghentikan ketikannya pada leptopnya dan mulai memeriksa senjata buatan Dono.

"Dono senjata buatan kamu bagus dan rapih," pujian Indro.

"Terima kasih. Tapi saya hanya berhasil membuat cuma lima peluru dengan waktu yang singkat," kata Dono.

"Gap apa-apa? Saya bener akan melancarkan niat saya membunuh Ahmad Dani dan Faldi Zon," kata Indro.

"Loh..berubah sasarannya bukanya Angga si pengedar narkotika," kata Dono.

"Angga..sudah mati sendiri di penjara karena sakau," cerita Indro.

"Jadi gak jadi membunuh Angga karena mati di penjara. Tetapi kenapa jadi kaitanya dengan Ahmad Dani dan Fadli Zon?" tanya Dono.

"Saya jengkel aja dengan elit politik. Jadi saya ingin membunuh mereka dan menghancurkan isi kepala mereka semuanya," kata Indro yang kacau.

"Masalah...kamu cuma gak suka sama mereka. Ya.sebagai teman..sih saya biarkkan kamu membunuh para elit politik tersebut," saran Dono.

"Saya..akan membunuh Ahmat Dani dan Faldi Zon," kata Indro yang bener-bener jengkel.

Dono meninggalkan Indro di ruang tamu dan pergi untuk urusan kerjaan. Indro yang menyimpan kebenciannya mulai menyusun rencana setelah menyelesaikan ketikannya di leptopnya. Selang waktu yang gak begitu lama Indro menjalankan niatnya dan membunuh Ahmad Dani dan Faldi Zon.

Saat itu Dono mengetik di ruang tamu dan Indro baru pulang dari kerja dengan keadaan yang kacau. Dono menghentikan mengetiknya.

"Indro kenapa kamu gak salam lagi masuk rumah?" tanya Dono.

"Lupa," jawab Indro.

"Urusan kamu membunuh Ahmad Dani dan Faldi Zon sudah di jalankan?" tanya Dono.

"Sudah... mayatnya saya kubur di belakang rumah," penjelasan Indro.

"Perasaan kamu sudah lega kan. Tapi masalahnya nanti polisi nyari kamu telah membunuh orang?" kata Dono.

"Mana..mungkin polisi bisa nankap saya karena membunuh," kata Indro.

"Bukannya yang kamu bunuh orang kan ...Indro?"

"Bukan.orang...tapi tikus curut saya tembak mati dengan senjata di buat kamu makanya namanya saya berinama Ahmad Dani dan Faldi Zon karena jengkel dengan elit politik. Pelampiasan kekesalan saja...Don," cerita Indro.

"Kalau begitu sih polisi mana bisa menangkap kamu....Indro," kata Dono.

"Yo.i.....," saut Indro.

Dono menyelesaikan pekerjaan mengetiknya dan Indro seperti biasanya masak di dapur karena laper. Kehidupan Dono dan Indro kembali normal setelah kejadian yang ngacok.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK