Seperti biasanya Dono asik mengetik di leptopnya di ruang tamu sambil melihat lingkungan sekitar. Indro baru pulang dari main dan masuk rumah dalam keadaan kalut dan duduk di samping Dono. Lalu Dono berhenti mengetik dan mulai bicara dengan Indro.
"Kok tumben tidak ngucap salam saat masuk rumah?" tanya Dono.
"Maaf Dono saya lupa. Abisnya saya lagi kesel baget."
"Kesel kenapa? Cerita dong..Indro."
"Temen saya bernama......Angga..make narkotika sape sakau..Don."
"Kalau begitu bawa ke rumah sakit dan sekalian lapor polisi," saran Dono.
"Itu..sih sudah saya lakukan Don. Tapi tetap saya kesal sekali. Rasanya saya ingin bunuh Angga," Indro yang mulai kalap.
"Kenapa kamu ingin bunuh...Angga?" tanya Dono.
"Abisnya..nie..orang buat wabah nularin penyakitnya make narkoba.....lewat temannya sendiri nama Birma," cerita Indro.
"Wah...kalau begitu sih saya juga ingin membunuh Angga juga. Karena nularin penyakitnya sebagai pengguna narkotika aktif," kata Dono yang mulai kacau juga.
"Don..bisa buat senjata gak?" tanya Indro.
"Buat senjata..maksudnya pistol atau senapan?" kata Dono.
"Iya....pistol dan senapan...Don."
"Bisa......saya buatnya. Kapan kamu makenya..Indro?"
"Secepatnya ..supaya rasa gedek saya..hilang," kata Indro.
"Beres.....," saut Dono.
Indro pun bergerak ke belakang untuk mandi karena hari mulai sore. Dono mengetik di leptopnya dengan cepat dan menyelesaikan tulisannya. Setelah kerjaan Dono selesai mulailah merancang senjata yang di pesan oleh Indro. Selang waktu yang cukup lama kira-kira 2 minggu Dono berhasil membuat senjata rakitan buatannya dan beserta pelurunya.
Pada saat itu Indro lagi duduk di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. Dono membawa senjata dan pelurunya dan di taruh di meja.
"Indro pesan kamu," kata Dono.
Indro menghentikan ketikannya pada leptopnya dan mulai memeriksa senjata buatan Dono.
"Dono senjata buatan kamu bagus dan rapih," pujian Indro.
"Terima kasih. Tapi saya hanya berhasil membuat cuma lima peluru dengan waktu yang singkat," kata Dono.
"Gap apa-apa? Saya bener akan melancarkan niat saya membunuh Ahmad Dani dan Faldi Zon," kata Indro.
"Loh..berubah sasarannya bukanya Angga si pengedar narkotika," kata Dono.
"Angga..sudah mati sendiri di penjara karena sakau," cerita Indro.
"Jadi gak jadi membunuh Angga karena mati di penjara. Tetapi kenapa jadi kaitanya dengan Ahmad Dani dan Fadli Zon?" tanya Dono.
"Saya jengkel aja dengan elit politik. Jadi saya ingin membunuh mereka dan menghancurkan isi kepala mereka semuanya," kata Indro yang kacau.
"Masalah...kamu cuma gak suka sama mereka. Ya.sebagai teman..sih saya biarkkan kamu membunuh para elit politik tersebut," saran Dono.
"Saya..akan membunuh Ahmat Dani dan Faldi Zon," kata Indro yang bener-bener jengkel.
Dono meninggalkan Indro di ruang tamu dan pergi untuk urusan kerjaan. Indro yang menyimpan kebenciannya mulai menyusun rencana setelah menyelesaikan ketikannya di leptopnya. Selang waktu yang gak begitu lama Indro menjalankan niatnya dan membunuh Ahmad Dani dan Faldi Zon.
Saat itu Dono mengetik di ruang tamu dan Indro baru pulang dari kerja dengan keadaan yang kacau. Dono menghentikan mengetiknya.
"Indro kenapa kamu gak salam lagi masuk rumah?" tanya Dono.
"Lupa," jawab Indro.
"Urusan kamu membunuh Ahmad Dani dan Faldi Zon sudah di jalankan?" tanya Dono.
"Sudah... mayatnya saya kubur di belakang rumah," penjelasan Indro.
"Perasaan kamu sudah lega kan. Tapi masalahnya nanti polisi nyari kamu telah membunuh orang?" kata Dono.
"Mana..mungkin polisi bisa nankap saya karena membunuh," kata Indro.
"Bukannya yang kamu bunuh orang kan ...Indro?"
"Bukan.orang...tapi tikus curut saya tembak mati dengan senjata di buat kamu makanya namanya saya berinama Ahmad Dani dan Faldi Zon karena jengkel dengan elit politik. Pelampiasan kekesalan saja...Don," cerita Indro.
"Kalau begitu sih polisi mana bisa menangkap kamu....Indro," kata Dono.
"Yo.i.....," saut Indro.
Dono menyelesaikan pekerjaan mengetiknya dan Indro seperti biasanya masak di dapur karena laper. Kehidupan Dono dan Indro kembali normal setelah kejadian yang ngacok.
Karya: No
No comments:
Post a Comment