CAMPUR ADUK

Sunday, January 21, 2018

OBROLAN TENGAH MALAM

Malam hari begitu larut sekali di pinggir jalan pertokoan. Indro baru keluar dari minimarket membeli supermi dan susu untuk makan malamnya. Lagi asik menikmati indahnya malam. Indro terlihat kesal sekali melihat pemuda pemudi yang bertengkar di pinggir jalan. 

"Putus kok di pinggir jalan, apalagi ceweknya di jatuhkan dari motornya lagi. Kaya barang bekas saja. Awalnya di puji-puji kecantikanya. Lalu singkirkan, karena ada yang lebih muda dan cantik," celoteh Indro.

Indro terus mengabaikan semuanya. Terus berjalan menuju rumahnya. Lagi-lagi Indro melihat geng motor pingiran jalan dengan segala atributnya yang wah weh woh. Indro dengan rendah hati lewat depan mereka supaya tidak jadi masalah. Sedikit jauh berjalan dari geng motor yang ngesok karena punya motor gede, Indro merasa tenang.

"Geng motor tadi, kalau tidak salah istilahnya anak jalan metropolitan atau anak langit. Pada hal kalau lihat sinetron atau filmnya sama aja. Kalau di analisa sih...anak jalan metropolitan berarti anak gelandangan yang kehilangan ke dua orang tua, jadi terlunta-lunta. Sedangkan anak langit, kaya sama aja anak gelandangan juga gak punya rumah," gerutu Indro yang ngacok.

Indro pun terus berjalan sampai rumahnya. Tiba-tiba Indro melihat Dono duduk di pinggir jalan lagi minum bajigur. Lalu Dono melambaikan tangannya.

"Indro...sini...," teriak Dono.

"Dono...," jawab Indro dengan berteriak juga.

Indro menghampiri Dono, langsung duduk bersamanya.

"Mang satu lagi bajigurnya....untuk teman saya...," kata Dono.

"Beres ........," jawab Mamang penjual bajigur.

"Dono....gak biasanya kamu...main keluar, biasanya nulis jam segini.....?" tanya Indro.

"Suntuk lah....Indro...nulis terus......kalau ada yang ngomenterin agak sedikit seru antara baik dan buruknya. Ini mah....nihilllll," penjelasan Dono.

"Jadi............bagaimana kelanjutan tulisan kamu yang di jalani sekarang?," tanya Indro.

"Tetap di tulis...tapi di simpen di draf....gak pernah di publis," kata Dono.

"Jadi...kamu punya banyak cadangan cerita....," ujar Indro.

"Ya..begitu lah...," jawab Dono.

"Maaf ganggu..obrolan kalian.....ini bajigurnya," kata Mamang penjualnya.

"Oh ...ya......Mang...gak apa-apa," jawab Dono dan Indro.

Indro pun mencobain minuman bajigur di pinggir jalan.

"Emmmmm.....enak," celoteh Indro.

Mamang penjual bajigur seneng mendengar kata-kata Indro yang memuji jualannya. 

"Oh....Indro...ngomong...yang di dalam kresek putih itu apa isinya?," tanya Dono dengan keingintahuanya.

"Ini...jelas makan malam saya...beberapa supermie dan susu," kata Indro.

"Oh gitu.......ngomong-ngomong.....kita berduanya bujang lapuk ya...gak ada pasangan ya," curhat Dono.

"Bujang lapuk....loe kali bukan saya...," jawab Indro setelah menaruh minumannya di meja.

"Maksudnya kamu sudah punya pacar....ya....Indro?" tanya Dono.

"Belum...sama dengan kamu Dono...proses penjajakan," kata Indro.

"Penjajakan atau pencarian....," ujar Dono.

"Itu sih sama ....ajakan......,"  kata Indro menyambungnya.

"Iya..deh sama......," jawab Dono.

"Bagaimana dengan Wulan dan Nisa.......proses drama cintanya?" tanya Indro.

"Di tolak mentah-mentah," ujar Dono yang cembetut.

"Di tolak......pantes. Karena kalau kamu mengejar cewek kaya Kambing Jantan yang mau kawin sih," kata Indro.

"Kambing Jantan dalam penulisan Radit Aditiya......bukan Kambing Bandot.........yang galau," jawab Dono.

"Kan...sama-sama Kambingnya...., tapi aneh juga penulis Radit itu semua novelnya di umpamakan binatang semuanya," kata Indro.

"Ya...gak anehlah....cari sensasi atau kontrafesi dalam tulisan aja...agar para penggemar bertanya-tanya dengan judul dan isi buku novelnya. Kalau saya.......analisa garing semuanya..........," kata Dono.

"Kenapa garing......?" tanya Indro.

"Jelas...garing.......ceritanya banyak adaptasi dari beberapa sinetron atau film....... sama aja dengan saya," kata Dono.

"Itu..sih ....penilaian kamu di mata kamu  Dono..., kalau di mata saya...sih biasa aja kali..yang penting menghibur...maksudnya ada nuansa baru dalam dunia novelis...saja," kata Indro.

"Wahhhhh...ini..omongan jangan terlalu...jauh.....sama aja kritik dan saran. Enak...dia..gak enak di saya," kata Dono.

"Sodakoh itu tidak di nilai dari materi. Kritik dan saran cukup, tapi..............yang di keritik dan beri saran harus berjiwa besar," kata Indro yang bijak.

"Survei...membuktikan 100 buat anda," jawab Dono dan Mamang penjual bajigur yang mendengarkan obrolan.

"Kok..seratus....pelit amat sih....banyak dikit dong...gak cukup....beli kuwaci ni....," kata Indro membujuk.

"Iya...deng 1000 point buat Indro...," kata Dono.

"Saya...sama 1000 point juga," saut Mamang  penjual bajigur.

"Yes...yes...yes....saya seneng bisa beli kuwaci," ujar Indro.

"Dasar anak...kecil.........maunya menang..., kaya partai politik aja....setiap periode pemilihan umum," saut Dono yang ngacok.

"Kalau....tuh...sih........bener...jadi Dono...dapet 1000 point," ujar Indro.

"Wahhhh...kalau saya pikirkan secara positif bener banget...........jadi Mas...dapet 1000 point," saut Mamang penjual bajigur.

"Ini..orang..dari tadi ikut-ikut nambahin aja," ujar Dono.

"Biar seru obrolan tengah malam...........perbincangan di seluruh stasiun televisi yang membedah segala bentuk persoalan yang  penting sampai gak penting banget," kata Indro.

"Betul...sekali......," saut Mamang penjual bajigur.

"Betul....betul...betul.....kaya Upin dan Ipin lagi....kan....bener-bener....mewabah....," kata Dono.

"Biarin...yang penting..heppy....," saut Indro dan Mamang penjual bajigur.

Obrolan semakin memanas  di pinggir jalan. Sampe-sampe Dono memesan minuman bajigur lagi. Mamang penjual bajigur senang sekali. Apalagi banyak pembeli yang berdatangan ikut dalam obrolan malam tersebut. Indro sangat bahagia karena berbagi cerita dengan teman-temannya saat pertemuan di pinggir jalan untuk menikmati lebih lama malam hari yang indah di sinari terang bulan yang bertaburan bintang yang bercahaya.

GODAIN GADIS CANTIK

Siang hari cukup panas. Indro lagi asik memasak di dapur menyiapkan makan siang. Sedangkan Dono lagi asik godain gadis cantik di  warungnya Ibu Minah yang bernama Wulan. Dengan agresifnya Dono merayu ponakan Ibu Minah. Sedang Ibu Minah memperhatikan 2 anak manusia yang lagi penjajakan pede kate. Datenglah Kasino baru pulang dari kerjaan untuk melihat bengkelnya yang beri tangung jawab Dono dan Indro.

"Dono...tuuuuuu......ada Bos...," kata Ibu Minah.

"Waduhhhh....sejak...kapan?" tanya Dono.

"Dari tadi...," jawab Ibu Minah.

Sedangkan Wulan masuk ke dalam warung ngurusin gorengan bakwannya. Sedangkan Ibu Minah beres-beres warungnya. Dono pun membalikkan tubuhnya. 

"Kasino...yang baik maaf saya.....," kata Dono.

"Jadi...selama saya tinggal mainan loe godain anak gadis orang.....?," tanya Kasino.

"Ya....kadang-kadang.....aja sih.........," kata Dono.

"Ya...udah mana gadis tadi...?," tanya Kasino dengan gahar.

Selang beberapa saat Wulan pun dateng di dampingin oleh Ibu minah.

"Maaf...dengan kenakalan anak buah...saya. Kenalkan nama saya....Kasino....pemilik bengkel tempat Dono bekerja," kata Kasino.

"Saya kirain...mau..marah-marah.....eh...malah minta kenalan. Dasar plaboy cap kecoa," kata Dono.

"Nama juga laki-laki," kata Kasino.

"Gak bisa ...lihat yang bening eh..ikut juga," kata Dono.

"Ya....iyalah...," kata Kasino.

Wulan pun mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Kasino. Tapi kebiasaan Kasino memegang tangan Wulan cukup lama. Lalu Dono menepuk tangan ke duanya.

"Oh...iya..Dek Wulan ngomong-ngomong ......kok namanya sama dengan pemeran sinetron Dendang Cinta Wulan?," tanya Kasino.

"Jangan di jawab Dek Wulan. Biar Kakang yang jawab..... tidak ada hubungan sama sekali sinetron yang memeranin Siti Badriah..... cuma keisengan Penulisnya saja," kata Dono.

"Wah kalau begitu sih campur aduk deh," ujar Kasino.

"Ya..iyalah......nama juga Cerpen Capur Aduk," kata Dono.

"Ya...udah ..jangan di bahas...nyelenehnya kepanjangan nanti. Dek Wulan masih singgel?," ujar Kasino berusaha merayu.

"Iya...saya masih singgel," kata Wulan.

"Eh.........dasar gak Bos ...gak anak buah sama aja tingkahnya," celoteh Ibu Minah.

"Alhamdulilah saya punya kesempatan dengan Dek Wulan yang cantik," kata Kasino.

"Wah...kacau..urusan...dengan Kasino....jadi rifal dalam perebutan hati Wulan," kata Dono.

Wulan pun tersenyum manis melihat tingkah Kasino dan Dono yang salah tingkah.

"Dek Wulan....hari...ini...ada waktu... kita lebih dekat lagi gitu?" tanya Kasino.

"Sebenarnya ....waktu Wulan banyak banget...kalau untuk Kak Kasino.....," jawab Wulan.

"Wah...beneran....deh...mereka berdua...jadian.....saya jadi patah hati," kata Dono.

Tiba-tiba Indro dateng dengan membawa makan yang di taruh di rantang ke warung Ibu Minah.

"Kartu merah....," kata Indro.

"Emangnya...permainan sepak bola.........," jawab Dono, Kasino, Wulan dan Ibu Minah.

"serempak......kaya seporter sepak bola... ," kata Indro.

"Ya...bukan lah......ini...masih acara Dangdut......," kata Dono yang nyeleneh.

"Jadi ini...beneran sinetron Dendang Cinta Wulan.......," kata Kasino mempertegas.

"Bukanlah...........cuma mainan saja," ujar Dono.

"Kirain......," saut Kasino.

"Indro bawa apaan ke sini?," tanya Dono.

"Makan siang..untuk kamulah..., sekalian contoh resep baru....saya....nanti saya mau buka usaha dagang saya lagi.....," kata Indro.

"Kebiasaan geser.......aja," kata Kasino.

"Jadi  Nak Indro mau jualan di dekat....sini?," tanya Ibu  Minah.

"Ya...gak lah Bu.....," jawab Indro.

"Saya kira..in....nanti saya jadi ada pesaingnya dalam jualan saya," kata Ibu Minah.

"Saya ...mengerti jadi pedagang gampang-gampang susah," kata Indro.

"Tenang saja Ibu Minah....Indro ini pekerja keras.....dari...awal..sebelum kerja sama Kasino. Dengan alasan tertentu....jadinya Indro kerja sama Kasino..., begitu juga saya," sedikit penjelasan Dono.

"Ngomong-ngomong gadis...cantik ini siapa namanya?" tanya Indro.

Indro mulai menyodorkan tangannya. Begitu Wulan mengodorkan tangannya.  Berjabat tanganlah Indro dan Wulan dengan sangat lama.

"Saya..Wulan ponakan Ibu Minah," katanya dengan malu.

"Lagi...lagi pesaing," kata Dono dengan penuh kecemburuan.

"Bener ............pesaing berat........," saut Kasino.

Kemudian Dono menepuk tangan Wulan dan Indro.

"Jangan mau sama....Indro...sama Kakang Dono aja.....," katanya menunjukkan diri.

"Maksud apa...ini Dono?.......jadi kita pesaing  dalam drama cinta," kata tegas Indro.

"Ya..jelaslah...saya jentel man dalam urusan cinta.., ya  gak Dek Wulan," kata Dono.

"Saya..ikutan ...juga," saut Kasino.

"Ya..udah ...tambah runyem....., lebih kalian makan dulu masakan saya....... Untuk ngetes...enak gak masakan saya," kata Indro.

"Siapa takut?" kata Dono.

"Ya...saya. ....sama siapa takut?," kata Kasino.

Dono dan Kasino mengambil rantang yang berisikan makan. Sedangkan Wulan dan Ibu Minah nyoba masakan Indro juga.

"Gimana rasanya?" tanya Indro ke semua orang.

"Mau jujur atau bohong....," saut Dono.

"Yang jujur...lah nama juga untuk jualan," kata Indro.

"Enak.....," kata Dono.

"Enak......," kata Kasino.

"Enak...," kata Ibu Minah.

"Beneran...enak banget......," kata Wulan.

"Yes.......saya berhasil......membuat makan  yang enak," ujar Indro.

Indro karena sangking senengnya mulai berjoget ria. Dono, Kasino nambahkan dengan pukulan dari rantang makanan. Suasana makin meriah sekali di warungnya Ibu Minah. Wulan terlihat gembira sekali melihat kekonyolan dari Dono, Kasino dan Indro.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK