Siang hari cukup panas. Indro lagi asik memasak di dapur menyiapkan makan siang. Sedangkan Dono lagi asik godain gadis cantik di warungnya Ibu Minah yang bernama Wulan. Dengan agresifnya Dono merayu ponakan Ibu Minah. Sedang Ibu Minah memperhatikan 2 anak manusia yang lagi penjajakan pede kate. Datenglah Kasino baru pulang dari kerjaan untuk melihat bengkelnya yang beri tangung jawab Dono dan Indro.
"Dono...tuuuuuu......ada Bos...," kata Ibu Minah.
"Waduhhhh....sejak...kapan?" tanya Dono.
"Dari tadi...," jawab Ibu Minah.
Sedangkan Wulan masuk ke dalam warung ngurusin gorengan bakwannya. Sedangkan Ibu Minah beres-beres warungnya. Dono pun membalikkan tubuhnya.
"Kasino...yang baik maaf saya.....," kata Dono.
"Jadi...selama saya tinggal mainan loe godain anak gadis orang.....?," tanya Kasino.
"Ya....kadang-kadang.....aja sih.........," kata Dono.
"Ya...udah mana gadis tadi...?," tanya Kasino dengan gahar.
Selang beberapa saat Wulan pun dateng di dampingin oleh Ibu minah.
"Maaf...dengan kenakalan anak buah...saya. Kenalkan nama saya....Kasino....pemilik bengkel tempat Dono bekerja," kata Kasino.
"Saya kirain...mau..marah-marah.....eh...malah minta kenalan. Dasar plaboy cap kecoa," kata Dono.
"Nama juga laki-laki," kata Kasino.
"Gak bisa ...lihat yang bening eh..ikut juga," kata Dono.
"Ya....iyalah...," kata Kasino.
Wulan pun mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Kasino. Tapi kebiasaan Kasino memegang tangan Wulan cukup lama. Lalu Dono menepuk tangan ke duanya.
"Oh...iya..Dek Wulan ngomong-ngomong ......kok namanya sama dengan pemeran sinetron Dendang Cinta Wulan?," tanya Kasino.
"Jangan di jawab Dek Wulan. Biar Kakang yang jawab..... tidak ada hubungan sama sekali sinetron yang memeranin Siti Badriah..... cuma keisengan Penulisnya saja," kata Dono.
"Wah kalau begitu sih campur aduk deh," ujar Kasino.
"Ya..iyalah......nama juga Cerpen Capur Aduk," kata Dono.
"Ya...udah ..jangan di bahas...nyelenehnya kepanjangan nanti. Dek Wulan masih singgel?," ujar Kasino berusaha merayu.
"Iya...saya masih singgel," kata Wulan.
"Eh.........dasar gak Bos ...gak anak buah sama aja tingkahnya," celoteh Ibu Minah.
"Alhamdulilah saya punya kesempatan dengan Dek Wulan yang cantik," kata Kasino.
"Wah...kacau..urusan...dengan Kasino....jadi rifal dalam perebutan hati Wulan," kata Dono.
Wulan pun tersenyum manis melihat tingkah Kasino dan Dono yang salah tingkah.
"Dek Wulan....hari...ini...ada waktu... kita lebih dekat lagi gitu?" tanya Kasino.
"Sebenarnya ....waktu Wulan banyak banget...kalau untuk Kak Kasino.....," jawab Wulan.
"Wah...beneran....deh...mereka berdua...jadian.....saya jadi patah hati," kata Dono.
Tiba-tiba Indro dateng dengan membawa makan yang di taruh di rantang ke warung Ibu Minah.
"Kartu merah....," kata Indro.
"Emangnya...permainan sepak bola.........," jawab Dono, Kasino, Wulan dan Ibu Minah.
"serempak......kaya seporter sepak bola... ," kata Indro.
"Ya...bukan lah......ini...masih acara Dangdut......," kata Dono yang nyeleneh.
"Jadi ini...beneran sinetron Dendang Cinta Wulan.......," kata Kasino mempertegas.
"Bukanlah...........cuma mainan saja," ujar Dono.
"Kirain......," saut Kasino.
"Indro bawa apaan ke sini?," tanya Dono.
"Makan siang..untuk kamulah..., sekalian contoh resep baru....saya....nanti saya mau buka usaha dagang saya lagi.....," kata Indro.
"Kebiasaan geser.......aja," kata Kasino.
"Jadi Nak Indro mau jualan di dekat....sini?," tanya Ibu Minah.
"Ya...gak lah Bu.....," jawab Indro.
"Saya kira..in....nanti saya jadi ada pesaingnya dalam jualan saya," kata Ibu Minah.
"Saya ...mengerti jadi pedagang gampang-gampang susah," kata Indro.
"Tenang saja Ibu Minah....Indro ini pekerja keras.....dari...awal..sebelum kerja sama Kasino. Dengan alasan tertentu....jadinya Indro kerja sama Kasino..., begitu juga saya," sedikit penjelasan Dono.
"Ngomong-ngomong gadis...cantik ini siapa namanya?" tanya Indro.
Indro mulai menyodorkan tangannya. Begitu Wulan mengodorkan tangannya. Berjabat tanganlah Indro dan Wulan dengan sangat lama.
"Saya..Wulan ponakan Ibu Minah," katanya dengan malu.
"Lagi...lagi pesaing," kata Dono dengan penuh kecemburuan.
"Bener ............pesaing berat........," saut Kasino.
Kemudian Dono menepuk tangan Wulan dan Indro.
"Jangan mau sama....Indro...sama Kakang Dono aja.....," katanya menunjukkan diri.
"Maksud apa...ini Dono?.......jadi kita pesaing dalam drama cinta," kata tegas Indro.
"Ya..jelaslah...saya jentel man dalam urusan cinta.., ya gak Dek Wulan," kata Dono.
"Saya..ikutan ...juga," saut Kasino.
"Ya..udah ...tambah runyem....., lebih kalian makan dulu masakan saya....... Untuk ngetes...enak gak masakan saya," kata Indro.
"Siapa takut?" kata Dono.
"Ya...saya. ....sama siapa takut?," kata Kasino.
Dono dan Kasino mengambil rantang yang berisikan makan. Sedangkan Wulan dan Ibu Minah nyoba masakan Indro juga.
"Gimana rasanya?" tanya Indro ke semua orang.
"Mau jujur atau bohong....," saut Dono.
"Yang jujur...lah nama juga untuk jualan," kata Indro.
"Enak.....," kata Dono.
"Enak......," kata Kasino.
"Enak...," kata Ibu Minah.
"Beneran...enak banget......," kata Wulan.
"Yes.......saya berhasil......membuat makan yang enak," ujar Indro.
Indro karena sangking senengnya mulai berjoget ria. Dono, Kasino nambahkan dengan pukulan dari rantang makanan. Suasana makin meriah sekali di warungnya Ibu Minah. Wulan terlihat gembira sekali melihat kekonyolan dari Dono, Kasino dan Indro.
No comments:
Post a Comment