CAMPUR ADUK

Tuesday, May 7, 2019

HARAPAN BARU

Awin menutup warungnya saat menjelang magrib. Saat itu juga Yoga dateng main ke rumah Awin untuk ngobrol. Awin menyambut baik teman baiknya si Yoga. Bukan Yoga di ajak masuk ke dalam rumah malah Awin ajak pergi ke mesjid untuk sholat magrib.

Yoga ikut saja mau aja Awin untuk melaksanakan sholat magrib toh mesjidnya gak jauh banget di kelurahan Penengahan tepatnya mesjid Munawaroh namanya mesjidnya.

Sampai di mesjid Awin mulai mengambil wudu. Sedangkan Yoga lagi sibuk ngari pakiran yang pas agar pulang mudah keluarin motornya.

Baru deh Yoga wudu. Awin sudah ada di dalam mesjid menunggu Imam dateng dan jamaah yang lain untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah. Saat Yoga masuk mesjid Imam sholat sudah siap untuk memimpin sholat. Yoga cepet-cepet masuk barisan sholat karena sholat segera di mulai.

Sholat pun di jalankan penuh khusuk sampai selesai. Baru Deh Awin keluar dari mesjid dengan Yoga pulang ke rumah Awin. Yoga segera mengambil motornya di parkiran. Awin naik motor Yoga dan di bawa sampai ke rumah Awin.

Sampai di rumah Awin. Mulai Yoga dan Awin di teras rumah Awin dengan asik banget ngobrol. Sampai pada waktunya obrolan Awin meminta tanggapan tentang niatnya Awin mau merantau kota lain. Yoga yang banyak pengalaman Lampung menjelaskan satu-satu perkembangan perekonomian yang daerah yang mungkin bisa menolong  Awin dalam memahami perkembangan ekonomi Lampung.

Awin pun mengelah nafas karena info yang di berikan oleh Yoga telah di tinjau kebenaran. Awin pun memutuskan untuk merantau ke kota Jakarta karena usaha dagangnya mengalami penurunan daya beli masyarakat. Di tambah di utangi oleh suku lampung kenalan Awin.

Awalnya Awin tidak mau menolongnya karena melihat anaknya yang mau sekolah bayar ini dan itu. Ya Awin menolong. Saat di tagih malah omong besar yanga Awin jengkel yaitu "Tanah saya banyak bisa saya jual untuk membayar utang kamu".

Gara-gara itu Awin menyesal menolong suku lampung demi anak sekolahnya karena ke sombongannya. Selang waktu saat kejadian tersebut Awin dapet kabar bahwa orang yang utang sama Awin itu malah nyogok untuk masuk sekolah untuk anaknya yang punya kualitas pendidikannya paling bagus padahal anaknya bodoh.

Awin lebih jengkel lagi. Awin berhasil mendapat uangnya kembali dengan menunggu lama dan pada akhirnya karena telat untuk pemulihan usaha warungnya karena tekanan daya beli masyarakat ya...akhirnya bangrut.

Awin menyelesaikan obrolan bersama Yoga dan kadang Yoga  sebagai teman telah menawarkan kerjaan di toko. Awin menolaknya karena kerja di toko pasar Tengah kota Bandar Lampung ada enaknya ada juga gak enaknya banget-banget.

Belum juga gajinya kecil lagi. Ya Awin males menerima saran Yoga menawarkan kerjaan di toko di pasar Tengah. Yoga pun memakluminya karena Yoga tahu simpangsiur dari sistem kerja pemilik toko yang kompetisinya sehat tapi terjebak masalah keluarga semua padahal sudah banyak punya rumah kelas mewah di kota Bandar lampung. Tetap aja omongannya dari hasil toko padahal jual tanah dan rumah untuk membeli kawasan perumahan elit di kota Bandar Lampung demi gengsi karena berhasil.

Padahal yang bener-bener berhasil mendapat kawasan elit di perumahan kota Bandar Lampung dengan kredit sampai jadi milik sebenarnya alias lunas. Tetap saja kalau di tanya di tunjukan ke sombongannya  "Kalau saya berhasil beli perumah elit di kota Bandar Lampung yang harganya selangit".

Yoga pun menyelesaikan obrolannya dengan Awin pulang ke rumahnya. Awin pun masuk rumah untuk menjalankan sholat Isya di rumah dan menetapkan untuk merantau ke Batam karena banyak informasi UKMnya ada kemajuaannya. Awin tertarik lebih baik ke Batam dari pada ke Jakarta yang sudah padat merayap penduduknya dan kompetisinya UKMnya agak sedikit rumit banget untuk bisa mencapai sukses.

Dan juga Awin tinggal di rumah numpang di lahan sengketa yang gak jelas surat-suratnya. Awin lebih baik merantau ke kota Batam karena ada suku Jawa yang istilah katanya bisa pengertian dalam melindungi dan membangun UKM.

Keesokan harinya Awin pergi ke Batam dengan pesawat yang harga tiket ya cukuplah dengan keuangan Awin. Selang perjalan yang cukup lama Awin sampai di kota Batam dan mengontrak di dekat masjid Mak'mur daerah Bengkong Indah. Padahal saat Awin pergi ke Batam sudah hampir Pemilu. Jadi karena Awin di Batam gak milihlah di kota Bandar Lampung alias golput.

Awin di Batam menyaksikan saja penyelenggaraan Pemilu di Batam berjalan baik. Pada hal ingin nyoblos karena tidak punya surat yang menjelaskan perpindahan Awin dari kota Bandar Lampung ke kota Batam ya...jadinya gak ikut nyoblos untuk memberikan aspirasinya hak suaranya pada Pemilu 2019.

Awin tidak memikirkan itu saja dan mengabaikan dan lebih baik membangun usahanya di kota Batam untuk hidup jauh lebih baik lagi dari hari ini.


Karya : No

SAAT SAHUR

Indro terbangun dari tidurnya langsung keluar dari kamarnya menuju kamar mandi untuk mencuci muka untuk menghilangkan kantuknya.

"Segernya," kata Indro.

Setelah itu membuka kulkas dan mengeluarkan bahan untuk di masaknya untuk di makan saat saur. Selang berapa saat jadi masakan yang enak buatan Indro. Baru deh memanggil Kasino untuk di ajak makan.

Kasino kaget dengan ulah si Indro yang memanggil namanya untuk di ajak makan dengan suara yang cukup keras dan lantang.

"Jangan berteriak Indro...saya tidak budek. Saya belum tidur dari tadi masih mengetik di ruang tamu," kata Kasino.

"Oh...begitu..," saut Indro.

Indro pun membawa makan dan minuman ke ruang tamu di mana Kasino sedang bekerja mengerjakan pekerjaannya.

"Kasino makan di sini aja. Kalau makan sendiri gak enak sahurnya...." kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kasino pun menghentikan pekerjaannya sebentar dengan mengesavenya dan mematikan leptopnya. Baru deh makan bersama Indro yang sudah duluan melahap makanannya.

Kasino menikmati masakan buatan Indro yang enak banget. Saat asik makan. Indro teringat tentang 2 bapak-bapak asik ngobrol tentang masalah kerjaan di depan mesjid setelah usai sholat tarawih. Sampai terkejut dengan salah satu Bapak yang omonganya sangat keras sampai si Indronya  terkejut yaitu "Zaman sekarang susah mencari orang yang dapat di percaya. Cuma omong besar saja. Gak bisa memastikan barang itu atau gak dan juga harganya juga simpang siur".

Indro bercerita sama Kasino dengan kejadian tersebut saat makan sahur. Dengan seksama Kasino mendengar cerita Indro. Baru deh Kasino memberikan masukan pada Indro.

"Cuma hal sepele. Urusan orang mencari rezeki. Kadang berhasil kadang gagal. Pinter-pinter mencari teman yang bisa membangun usaha agar jalan rezeki kita lancar," saran Kasino.

"Oh...begitu. Jadi kedua Bapak itu mengalami kesulitan dalam urusan mencari rezeki. Memang bener sih omongan Kasino. Mencari rezeki zaman now susah-susah gampang susah sih kalau gak punya jalannya. Pada akhirnya ya kemiskinan...melanda dan berdampak pengangguran berkepanjangan. Pada hal makan penting tiap hari....ya..Kasino."

"Iya....maka itu pandai-pandai memperhitungkan keuangan kita. Jangan boros. Hari ini kita menikmati makan dan minum dengan enak. Esok siapa tahu...kan?!" nasehat Kasino.

"Iya...dan juga pandai bersyukur juga karena jalan kita masih bercukupan. Sedang orang lain masih susah untuk terus berusaha membuka rezekinya walau di bulan Ramadhan penuh keberkahan," kata Indro.

"Namanya...hidup seperti ini. Setiap jalan yang kita jalani sebagai manusia berjalan di muka bumi ini penuh dengan ujian. Pentingnya kesabaran dalam menjalani hidup....," nasehat Kasino.

"Bener...kamu Kasino. Banyak bersyukur dan bersabar...dan juga kalau ada rezeki lebih berbagi dengan manusia lain yang mengalami kesusahan ekonominya...mempung bulan Ramadhan jadi pahalanya berlipat ganda ya kan Kasino....," tambahan Indro lebih jelas lagi.

"Iya...dan juga sip....pinter. Udah ah makan dulu. Ngobrolnya nanti lagi," kata Kasino.

"Ok," saut Indro.

Indro menikmati makan sahur dengan nikmat sampai perut kenyang. Setelah itu si Kasino yang membereskan piring dan gelas kotor untuk di cuci. Sedangkan Indro nonton Tv dan segera mencari acara yang menarik. Ternyata Indro menonton acara pertandingan dakwah muda mudi berbakat. Dengan seksama Indro menikmati tontonannya.

Setelah membereskan piring kotor dan gelas kotor di cuci bersih dan di taruh di rak. Kasino membereskan pekerjaannya di ruang tamu baru nonton bersama Indro dan ingin mengganti chenel dengan mengambil remot Tv yang tergeletak di meja. Indro dengan cepat mengambil remot Tv tersebut dan melarang Kasino mengganti tontonan yang asik ia tonton karena meningkatkan wawasan keilmuan Agama Islamnya. Kasino akhirnya mengalah dan ikutan nonton acara yang di tonton Indro sampai waktu imsak dateng dan suara azan subuh di kumandang. Segeralah Kasino dan Indro bergegas ke mesjid untuk melaksanakan sholat subuh.

Saat perjalan menuju mesjid. Indro bertanya tentang Dono. Seperti biasa Kasino memberitahukan keadaan Dono yang sebenarnya. Ternyata ya gak jauh beda yang di jalankan Indro dan Kasino. Dono sedang berjalan ke mesjid untuk melaksanakan sholat subuh di kota Malang bersama adiknya yang sedang kuliah di kota Malang.


Karya : No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK