Awin menutup warungnya saat menjelang magrib. Saat itu juga Yoga dateng main ke rumah Awin untuk ngobrol. Awin menyambut baik teman baiknya si Yoga. Bukan Yoga di ajak masuk ke dalam rumah malah Awin ajak pergi ke mesjid untuk sholat magrib.
Yoga ikut saja mau aja Awin untuk melaksanakan sholat magrib toh mesjidnya gak jauh banget di kelurahan Penengahan tepatnya mesjid Munawaroh namanya mesjidnya.
Sampai di mesjid Awin mulai mengambil wudu. Sedangkan Yoga lagi sibuk ngari pakiran yang pas agar pulang mudah keluarin motornya.
Baru deh Yoga wudu. Awin sudah ada di dalam mesjid menunggu Imam dateng dan jamaah yang lain untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah. Saat Yoga masuk mesjid Imam sholat sudah siap untuk memimpin sholat. Yoga cepet-cepet masuk barisan sholat karena sholat segera di mulai.
Sholat pun di jalankan penuh khusuk sampai selesai. Baru Deh Awin keluar dari mesjid dengan Yoga pulang ke rumah Awin. Yoga segera mengambil motornya di parkiran. Awin naik motor Yoga dan di bawa sampai ke rumah Awin.
Sampai di rumah Awin. Mulai Yoga dan Awin di teras rumah Awin dengan asik banget ngobrol. Sampai pada waktunya obrolan Awin meminta tanggapan tentang niatnya Awin mau merantau kota lain. Yoga yang banyak pengalaman Lampung menjelaskan satu-satu perkembangan perekonomian yang daerah yang mungkin bisa menolong Awin dalam memahami perkembangan ekonomi Lampung.
Awin pun mengelah nafas karena info yang di berikan oleh Yoga telah di tinjau kebenaran. Awin pun memutuskan untuk merantau ke kota Jakarta karena usaha dagangnya mengalami penurunan daya beli masyarakat. Di tambah di utangi oleh suku lampung kenalan Awin.
Awalnya Awin tidak mau menolongnya karena melihat anaknya yang mau sekolah bayar ini dan itu. Ya Awin menolong. Saat di tagih malah omong besar yanga Awin jengkel yaitu "Tanah saya banyak bisa saya jual untuk membayar utang kamu".
Gara-gara itu Awin menyesal menolong suku lampung demi anak sekolahnya karena ke sombongannya. Selang waktu saat kejadian tersebut Awin dapet kabar bahwa orang yang utang sama Awin itu malah nyogok untuk masuk sekolah untuk anaknya yang punya kualitas pendidikannya paling bagus padahal anaknya bodoh.
Awin lebih jengkel lagi. Awin berhasil mendapat uangnya kembali dengan menunggu lama dan pada akhirnya karena telat untuk pemulihan usaha warungnya karena tekanan daya beli masyarakat ya...akhirnya bangrut.
Awin menyelesaikan obrolan bersama Yoga dan kadang Yoga sebagai teman telah menawarkan kerjaan di toko. Awin menolaknya karena kerja di toko pasar Tengah kota Bandar Lampung ada enaknya ada juga gak enaknya banget-banget.
Belum juga gajinya kecil lagi. Ya Awin males menerima saran Yoga menawarkan kerjaan di toko di pasar Tengah. Yoga pun memakluminya karena Yoga tahu simpangsiur dari sistem kerja pemilik toko yang kompetisinya sehat tapi terjebak masalah keluarga semua padahal sudah banyak punya rumah kelas mewah di kota Bandar lampung. Tetap aja omongannya dari hasil toko padahal jual tanah dan rumah untuk membeli kawasan perumahan elit di kota Bandar Lampung demi gengsi karena berhasil.
Padahal yang bener-bener berhasil mendapat kawasan elit di perumahan kota Bandar Lampung dengan kredit sampai jadi milik sebenarnya alias lunas. Tetap saja kalau di tanya di tunjukan ke sombongannya "Kalau saya berhasil beli perumah elit di kota Bandar Lampung yang harganya selangit".
Yoga pun menyelesaikan obrolannya dengan Awin pulang ke rumahnya. Awin pun masuk rumah untuk menjalankan sholat Isya di rumah dan menetapkan untuk merantau ke Batam karena banyak informasi UKMnya ada kemajuaannya. Awin tertarik lebih baik ke Batam dari pada ke Jakarta yang sudah padat merayap penduduknya dan kompetisinya UKMnya agak sedikit rumit banget untuk bisa mencapai sukses.
Dan juga Awin tinggal di rumah numpang di lahan sengketa yang gak jelas surat-suratnya. Awin lebih baik merantau ke kota Batam karena ada suku Jawa yang istilah katanya bisa pengertian dalam melindungi dan membangun UKM.
Keesokan harinya Awin pergi ke Batam dengan pesawat yang harga tiket ya cukuplah dengan keuangan Awin. Selang perjalan yang cukup lama Awin sampai di kota Batam dan mengontrak di dekat masjid Mak'mur daerah Bengkong Indah. Padahal saat Awin pergi ke Batam sudah hampir Pemilu. Jadi karena Awin di Batam gak milihlah di kota Bandar Lampung alias golput.
Awin di Batam menyaksikan saja penyelenggaraan Pemilu di Batam berjalan baik. Pada hal ingin nyoblos karena tidak punya surat yang menjelaskan perpindahan Awin dari kota Bandar Lampung ke kota Batam ya...jadinya gak ikut nyoblos untuk memberikan aspirasinya hak suaranya pada Pemilu 2019.
Awin tidak memikirkan itu saja dan mengabaikan dan lebih baik membangun usahanya di kota Batam untuk hidup jauh lebih baik lagi dari hari ini.
Karya : No
No comments:
Post a Comment