CAMPUR ADUK

Friday, September 6, 2024

DROHKAAL

Malam yang gelap, yaaa ada bulan purnama bersinar terang gitu. Setelah nonton Tv yang acara olahraga voli gitu, yaaa seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang baca cerpen yang ceritanya bagus gitu sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Kota-kota di India diteror oleh sekelompok orang yang ingin pemerintah mengabulkan tuntutan mereka dan bersedia melakukan apa saja untuk tujuan tersebut. Polisi yang jujur, berpengalaman, dan tekun, Abhay Singh dan Abbas Lodhi, merupakan bagian dari satuan tugas antiterorisme yang dibentuk oleh pemerintah untuk memberantas ancaman tersebut.

Abbas Lodhi memutuskan untuk menyusup ke kelompok teroris bersama dua polisi yang menyamar, Sahadev dan Shakti yang diberi identitas baru Anand dan Shiv, untuk mengumpulkan informasi. Hanya Abbas, Abhay, dan perwira senior mereka di New Delhi yang mengetahui operasi ini.

Anand, salah satu polisi yang menyamar, diungkap oleh para teroris beberapa tahun kemudian. Namun, ia meninggal karena mengonsumsi sianida sebelum mereka dapat memperoleh informasi apa pun darinya. Namun Shiv berhasil memenangkan kepercayaan dan rasa hormat dari semua orang dalam geng tersebut, termasuk dalang Komandan Bhadra sendiri.

Bhadra ditangkap dan disiksa oleh polisi. Namun, betapapun mereka berusaha, dia tidak mengungkapkan apa pun kepada Abbas atau Abhay. Saat Bhadra di penjara, geng tersebut memilih seorang ahli RPG (Rocket Propelled Grenade) untuk membunuh seorang menteri, dan dia berhasil melakukannya. Namun, penyerang tersebut ditangkap dan diinterogasi oleh Abhay. Namun, Inspektur Tiwari meracuni tahanan tersebut.

Tak lama kemudian, seorang perwira yang disegani, IGP Pathak, yang merupakan teman Abhay dan Lodhi, bunuh diri saat CBI datang untuk menangkapnya atas tuduhan terkait dengan para teroris. Abhay dan Lodhi kemudian menyadari ada banyak penyusup yang bersekutu dengan teroris. Sekarang Bhadra menawarkan Abhay kesempatan untuk bergabung dan membantu para teroris, atau keluarganya akan berada dalam bahaya. Abhay tidak menurutinya. Para teroris membunuh anjing keluarga, menembak kaki putra Abhay, dan mengiriminya pesan-pesan yang mengancam.

Abhay akhirnya setuju. Bhadra meminta Abhay untuk berpura-pura diculik dan membiarkannya melarikan diri, yang tidak diinginkannya. Lodhi terkejut dengan pelarian Bhadra dan tidak mengerti mengapa Abhay bertindak aneh.

Sekarang di luar, Bhadra mengirim dua orang, Surinder dan Mala, untuk tinggal di rumah Abhay, dan meminta Mala untuk menampung mereka. Keduanya terus memberi tahu Bhadra dan mengancam akan membunuh istri dan anak Abhay jika dia mencoba melakukan hal aneh kapan saja. Hanya Abhay yang tahu identitas asli mereka.

Tak lama kemudian Bhadra bertemu Abhay, dan karena diancam istri dan anaknya akan dibunuh oleh isyarat Bhadra kepada pasangan itu di rumah mereka, Abhay mengungkapkan bahwa Lodhi-lah yang telah mengatur agar dua polisi yang menyamar dikirim ke geng itu, dan hanya dia yang tahu siapa sebenarnya Dhanush. Abhay juga mengetahui bahwa Inspektur Tiwari, yang mendukung Bhadra, telah disingkirkan.

Geng tersebut menyerang Lodhi. Ia hampir menghabisi mereka, ketika ia melihat bahwa salah satu orang yang dikirim untuk menangkapnya adalah Shiv, jadi ia pun ikut bersama mereka. Lodhi dipukuli, tetapi ia tidak mengungkapkan siapa orang dalam itu. Tak lama kemudian ia terbunuh secara tidak sengaja oleh pistol Bhadra. Abhay menceritakan semuanya kepada Sumitra, yang memberi tahu Abhay bahwa sebagai seorang polisi, ia telah bersumpah untuk melindungi negara, dan ia harus menaatinya. Sumitra juga mengatakan bahwa ia akan mengurus semua orang dan segala hal saat Abhay tidak ada.

Setelah merasa terhibur, Abhay kemudian dipanggil Bhadra untuk bertemu larut malam lagi. Ketika dia pergi ke rumah Lodhi terlebih dahulu, Surinder mencoba menyerang dan memperkosa putri Lodhi yang sedang dirawat oleh Abhay dan istrinya. Pada saat itu, Mala memerintahkan Surinder dengan todongan senjata untuk meninggalkan gadis itu, tetapi Surinder menembak Mala. Sumitra melihat semua ini, dan untuk menyelamatkannya (putri Lodhi), dia merayu Surinder. Begitu sampai di kamar tidur, dia mendorong Surinder dan membunuhnya dengan senjatanya.

Abhay Singh mendapat informasi dan dia pulang ke rumah, menghibur keluarganya, dan mengucapkan selamat tinggal. Dia pergi menemui Bhadra, di mana dia menyerang penjahat itu dan dikalahkan dan diikat ke kursi. Dengan hanya Shiv di ruangan itu, Komandan Bhadra bertanya kepada Abhay tentang orang dalam dan tiba-tiba mengarahkan pistol ke Shiv. Abhay melompat, menyerang Bhadra, melepaskan diri, dan menusuk lehernya dengan kayu kursi yang patah. Mendengar keributan itu, ketika seluruh geng datang dari luar untuk masuk ke ruangan, Abhay menyuruh Shiv untuk menembaknya, karena dengan begitu akan terlihat seolah-olah Abhay terbunuh ketika dia menyerang Bhadra, dan Shiv yang sangat dipercaya, akan menjadi pemimpin geng yang baru. Shiv yang enggan melakukannya, tepat saat geng itu masuk. Shiv menyatakan dirinya sebagai pemimpin geng teroris, dan yang lainnya menerima kepemimpinannya. Abhay Singh kemudian meninggal.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. 

"Nyanyi ah dan main gitar. Menghibur diri gitu!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Jauh dilubuk hatikuMasih terukir namamuJauh didasar jiwakuEngkau masih kekasihku
Tak bisa kutahan lagi anginUntuk semua kenangan yang berlaluHembuskan sepi merobek hati
Meski raga ini tak lagi milikmuNamun didalam hatiku sungguh engkau hidupEntah sampai kapanKutahankan rasa cinta ini
Jauh dilubuk hatikuMasih terukir namamuJauh didasar jiwakuEngkau masih kekasihkuDan kuberharap semua iniBukanlah kekeliruan seperti yang kukiraSeumur hidupkuAkan menjadi doa untukmu
Jauh dilubuk hatikuMasih terukir namamuJauh didasar jiwakuEngkau masih kekasihku
Andai saja waktu bisa terulang kembaliAkan kuserahkan hidupku ini disisimuNamun ku tau itu takkan mungkin terjadiRasa ini menyiksaku sungguh sungguh menyiksaku
Jauh dilubuk hatikuMasih terukir namamuJauh didasar jiwakuEngkau masih kekasihku
Kau masih kekasihkuKau masih kekasihkuKau masih kekasihkuKau masih kekasihkuJauh dilubuk hatiku"

***
Budi selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada buku gambar gitu. 

"Sederhana!!!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko mengambil buku gambar gitu. 

"Apa yang di gambar Budi di buku gambar ya?" kata Eko. 

"Yang aku gambar di buku gambar, ya apa yang aku sukai gitu? Yaaa tokoh-tokoh dari serial drama Korea yang berjudul Jewel in the Palace!" kata Budi. 

"Beneran Budi...buat gambar di buku gambar, yaaa tokoh-tokoh serial drama Korea yang berjudul Jewel in the Palace?" kata Eko. 

"Beneran lah Eko. Untuk membuktikan keberannya, ya buka saja buku gambarnya!" kata Budi. 

"Baiklah aku buka buku gambarnya!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko membuka buku gambar dengan baik. Di buku gambar ada gambar-gambar yang dibuat Budi dengan baik, yaaa tokoh-tokoh dari serial drama Korea Jewel in the Palace. 

"Beneran Budi...buat gambar di buku gambar....tokoh-tokoh dari serial drama Korea Jewel in the Palace!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Cerita serial drama Korea Jewel in the Palace, ya baguskan ceritanya Budi?" kata Eko.

"Memang sih cerita bagus serial drama Korea Jewel in the Palace!" kata Budi. 

"Nilai-nilai ini dan itu," kata Eko.

"Yaaa memang sih...nilai ini dan itu, yaaa jadi bahan pembelajaran...kan Eko?" kata Budi. 

"Ya jadi bahan pembelajaran...perjalanan hidup dari tokoh utamanya!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Gambar yang di buat Budi...bagus!" kata Eko. 

"Terima kasih Eko...atas pujiannya!" kata Budi. 

Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja. 

"Ada kemauan pasti bisa membuat gambar yang di sukai!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Acara Tv....serial drama Korea, ya masih berkaitan dengan ekonomi!" kata Eko. 

"Acara Tv. Ekonomi dan ekonomi!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Budi mau cerita toh, yaaa silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko. 

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Jasmin cewek muslimah...yang lulusan Universitas, ya memilih membuat usaha yang di sukainya. Usaha yang di jalankan Jasmin berjalan dengan baik, yang butik gitu karena Jasmin menggunakan dengan baik ilmu-ilmu Universitas gitu. Ya kehidupan terus di jalan dengan baik sama Jasmin bersama Andre, ya Ayahnya Jasmin gitu dan Ibu Jasmin bernama Ayu telah lama meninggal gitu. Ya Andre seperti masyarakat pada umumnya, ya suka dengan Joko Widodo, ya Presiden gitu....dari sisi karir politik Joko Widodo gitu. Sebenarnya yang diinginkan Andre ingin anak gadis satu-satunya, ya Jasmin menikah gitu...sebelum ajal menjeput Andre karena ada penyakit yang di derita gitu. Sebagai muslim yang baik, ya Andre tetap ibadah dengan baik dan siap mati dengan keadaan baik, ya tetap menjalankan ibadah dengan baik gitu. Eca Aura teman Jasmin. Ya Eca Aura telah menikah dengan cowok yang baik bernama Nando gitu, ya lewat ta'aruf gitu. Kerjaan Eca Aura guru Bahasa Indonesia, ya SD gitu. Ya Nando kerja di perusahaan gitu. Rumah tangga yang di jalan Eca Aura dan Nando bahagia gitu. Jasmin yang masih sendiri, ya iri dengan kebahagiaan Eca Aura dan sang suami Nando. Memang kebahagiaan Eca Aura bertambah dengan diri Eca Aura hamil gitu. Ya Eca Aura menyarankan Jasmin untuk ikut ta'aruf, ya tujuan menikah gitu, yaaa dari pada Jasmin masih berharap dengan cinta pertama...Danias gitu. Ya Danias dan Jasmin pernah menjalin hubungan kisah cinta yang baik gitu di masa kuliah gitu. Karena Danias punya masalah keluarga, ya jadi memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan sama Jasmin gitu. Jasmin masih cinta sampai sekarang, ya masih berharap banget bisa bersama Danias dan menikah gitu. Andre penyakit kambuh gitu, ya di bawa ke rumah sakit gitu. Jasmin khawatir dengan keadaan Ayahnya gitu. Andre di rawat dengan baik di rumah sakit, ya jadinya baik gitu. Ya Andre berharap Jasmin menikah gitu. Jasmin memutuskan untuk ikut ta'aruf gitu. Eca Aura senang sih.....Jasmin ikut ta'aruf gitu. Ketika mau menjalankan ta'aruf, ya Jasmin bertemu dengan Danias gitu. Danias dan Jasmin, ya keduanya ada rasa gitu. Setelah pertemuan beberapa kali Jasmin dan Danias di sebuah kafe kopi gitu. Ternyata Danias telah menikah dengan cewek cantik bernama Vior gitu. Vior dan Danias kerja di perusahaan yang sama gitu. Jasmin pada harus bisa melupakan cinta pertamanya, ya Danias dan Jasmin harus melangkah maju ke depan demi hidup ini gitu. Ya Jasmin mantap dengan baik untuk menjalankan ta'aruf gitu, yaaa Jasmin bertemu dengan cowok bernama Azzam gitu. Ya Azzam kerjaan di perusahaan gitu. Ta'aruf berjalan dengan baik antara Jasmin dan Azzam. Jadi terjadi kesepakan dengan baik, ya Azzam dan Jasmin menikah gitu. Andre senang Jasmin mau menikah dengan Azzam yang paham agama gitu. Eca Aura, ya senang Jasmin dan Azzam menikah gitu. Sampai pada waktu hari pernikahan gitu. Azzam selesai mengucapkan ijab kabul, ya Jasmin resmi jadi istri Azzam. Andre senang Jasmin menikah dengan Azzam. Waktunya Andre menutup mata, ya meninggal gitu. Jasmin bercampur aduk keadaannya karena dirinya bahagia menikah dengan Azzam dan juga sedih karena Ayah tercinta meninggal gitu. Andre di makamkan dengan baik gitu. Jasmin menjalankan rumah tangga dengan baik sama Azzam gitu, ya bahagia gitu. Ya sedang Eca Aura bahagia telah melahirkan anak cewek yang di berima Syifa. Nando bahagia bersama Eca Aura dan anak tercinta Syifa gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Lika liku kisah cinta tokoh Jasmin!" kata Eko. 

"Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.

"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.

Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK