Malam yang gelap bertabur bintang di langit gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus tentang seni dan kebudayaan Sunda di chenel TVRI gitu, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan kue-kue lebaran gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Cerita ini dibuka pada tanggal 22 Mei 2007, di Pengadilan Tinggi Mumbai. Sekelompok besar media dan warga sipil berkumpul di luar. Lima taksi yang membawa seorang wanita bercadar masing-masing tiba di pengadilan. Khalid, tangan kanan Haseena Parkar yang terpercaya mengantar mereka ke ruang sidang. Hakim meminta Haseena untuk datang ke mimbar dan menjelaskan identitasnya. Selanjutnya, semua wanita mengangkat cadar mereka dan memperlihatkan diri mereka. Di sinilah, sidang dimulai.
Haseena Parkar tinggal bersama belasan saudaranya di sebuah rumah kecil di pusat kota Mumbai. Ia terlihat sangat dekat dengan salah satu saudaranya, Dawood Ibrahim, yang saat dewasa mulai melakukan kejahatan.
Haseena menikahi Parkar yang baik hati, tetapi mendapati dirinya terpaksa menanggung beban tindakan saudaranya. Saat saudaranya menjadi terkenal di dunia bawah, musuh-musuhnya juga bertambah banyak. Salah satu musuh membunuh Ibrahim Parkar sebagai balas dendam. Di sisi lain, pengeboman Bombay tahun 1993 di Mumbai menimbulkan gelombang kejut di mana-mana. Dawood muncul sebagai salah satu konspirator utama dalam kejahatan mengerikan ini. Saat ia melarikan diri ke Dubai, yaaa sekali lagi Haseena yang mendapat masalah.
Haseena menyadari bahwa dia tidak bisa lagi menjadi korban. Dia membalas dan muncul sebagai Aapa (kakak perempuan) di dunia bawah tanah Mumbai yang didominasi laki-laki. Haseena menghadapi 88 kasus pemerasan di mana dia disebut sebagai bagian dari D-Company milik saudara laki-lakinya yang terkenal kejam . Dia mempertahankan ketidakbersalahannya dan menceritakan kisah tentang bagaimana dia hanyalah seorang pengantin baru yang gugup yang dipaksa menjadi Ibu Baptis Nagpada. Saat Keswani dan Jaksa Penuntut Umum Roshni Satam terus berdebat tentang kasus tersebut, hakim muncul sebagai orang yang bersimpati terhadap kehidupan dan kisah Haseena Parkar.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan kue-kue lebaran gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Di meja Eko melihat dengan baik...ada tekok kaleng berisi teh, ya Eko melihat dengan baik, ya ada toples-toples berisi kue-kue lebaran gitu, yaaa dan ada kliping gitu.
"Kliping," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil kliping dengan baik gitu.
"Kliping yang aku pegang ini, ya kliping buatan Budi kan Budi?" kata Eko.
"Iya Eko....kliping yang Eko pegang...adalah kliping buatan aku!" kata Budi.
"Ternyata benar kliping buatan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuka kliping dengan baik, ya melihat dan membaca dengan baik artikel-artikel koran gitu.
"Budi buat kliping tentang artikel-artikel koran yang menceritakan dengan baik tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Barat toh," kata Eko.
"Memang Eko...aku membuat kliping tentang tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Barat," kata Budi.
Eko menutup kliping dan kliping di taruh di meja dengan baik gitu.
"Kliping yang di buat Budi....bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
"Tempat-tempat wisata adalah tempat-tempat yang baik untuk liburan bersama teman atau keluarga," kata Eko.
"Omongan Eko benar sekali," kata Budi.
"Tempat-tempat wisata berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.
"Memang sih...Eko....tempat wisata berkaitan dengan ekonomi," kata Budi.
"Manusia tetap menggerakkan dengan roda ekonomi demi hidup ini, ya dengan usaha-usaha yang di jalankan dengan baik," kata Eko.
"Usaha-usaha yang di jalankan demi hidup ini. Roda ekonomi di jalankan manusia dengan baik. Terjadi kompetisi sih...usaha-usaha yang di jalankan manusia," kata Budi.
"Kompetisi tetap kompetisi," kata Eko.
"Persaingan yang sengit banget," kata Budi.
"Nama juga usaha, ya jadinya persaingan sengit antara satu usaha dengan lain dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hasil...dari apa yang di usahakan? Ya rezeki masing-masing," kata Eko.
"Yang terpenting ekonomi tetap baik dan baik," kata Budi.
"Omongan Budi benar sih!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi ada niat liburan ke Jawa Barat, ya karena dasar kliping yang Budi buat tentang tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Barat?" kata Eko.
"Ada niat sih Eko...aku niat liburan ke Jawa Barat ke tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Barat. Tapi....yang di perhitungkan keuangan sih," kata Budi.
"Ada niat liburan yang di perhitungkan keuangan dengan baik gitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Obrolan di andai-andaiin...liburan ke Jawa Barat," kata Budi.
"Obrolan andai-andai toh," kata Eko.
"Uang tabungan cukup, ya pastinya sih...liburan ke Jawa Barat. Eko ikut kan?" kata Budi.
"Aku...ikut juga sih liburan ke Jawa Barat. Ya pake uang tabungan, ya hasil kerja jadi buruh di perusahaan," kata Eko.
"Memang uang tabungan hasil kerja jadi buruh di perusahaan, ya nama juga lulusan SMA," kata Budi.
"Abdul di ajak juga....liburan ke Jawa Barat," kata Eko.
"Ya Abdul teman baik, ya Abdul di ajak liburan. Ya liburan bersama teman-teman baik, ya menyenangkan gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sebelum ke Jawa Barat, ya ke Jakarta dulu ke tempat Erwin," kata Budi.
"Ke Jakarta, ya ngajak Erwin liburan ke Jawa Barat," kata Eko.
"Erwin punya mobil, ya jadi ke Jawa Barat enak pake mobil Erwin saja," kata Budi.
"Memang sih liburan itu, ya enaknya pake mobil pribadi pake mobil Erwin....jadi liburan lebih menyenangkan ke mana-mana pake mobil pribadi gitu," kata Eko.
"Di bayangkan saja menyenangkan dengan baik, ya liburan bersama teman-teman baik ke Jawa Barat, ya tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Barat," kata Budi.
"Happy-happy liburan ke tempat-tempat yang ada di Jawa Barat," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau ke Jakarta, ya pastinya Abdul bertemu dengan Putri," kata Eko.
"Iya juga ya...Abdul bertemu Putri sih. Yang jadi pertanyaan sih apa Abdul jadian sama Putri apa tidak ya?" kata Budi.
"Banyak omongan orang-orang sih, ya yang lebih baik dari Abdul sih banyak, ya jadi Putri harus berpikir dengan baik mau jadian sama Abdul apa tidak gitu?. Banyak omongan orang-orang sih, yaaa yang lebih baik dari Putri banyak sih, ya jadi Abdul harus berpikir dengan baik mau jadian sama Putri apa tidak gitu?" kata Eko.
"Menimbang-menimbang dengan baik Abdul mau jadian sama Putri apa tidak?. Kalau rasa di dalam hati Abdul dan Putri ada dengan baik, ya keduanya jadian, ya kan Eko?" kata Budi.
"Iya Budi....semua tergantung keputusan Abdul dan Putri...urusan rasa di dalam hati," kata Eko.
"Sudah ah obrolan andai-andai...liburan di Jawa Baratnya!" kata Budi.
"Okey...obrolan andai-andai selesai!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi....mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Owan yang bertahun-tahun merantau ke kota, ya memutuskan untuk pulang ke desa gitu. Sampai di desa, ya Owan menjalankan hidupnya dengan baik, ya jadi petani gitu. Di desa ada cewek cantik bernama Mely, ya kembang desa gitu. Ya Mely anak Andre, ya Andre jabatannya Lurah di desa gitu. Owan memang suka sama Mely. Yaaa Owan ingin dekat dengan Mely tapi ada orang yang tidak suka dengan Owan, ya orang itu bernama Tono gitu. Yaaa Tono orang kaya di desa dan terpandang gitu. Tono memang suka dengan Mely gitu, ya ingin menikahinya gitu maka itu Tono yang tidak suka dengan Owan jadi membuat fitnah pada Owan lewat anak buah Tono yang bernama Burhan, ya untuk menyebarkan berita pada warga desa tentang Owan adalah orang buruk karena kerjaannya di kota preman gitu. Owan berusaha dengan baik menjelaskan pada warga desa, ya kerjaannya di kota kerja dengan baik dengan Bang Jack, ya orang kaya yang paham agama dan punya usaha bengkel mobil gitu, yaaa Owan tidak kerja jadi preman di kota gitu. Setelah di terangkan dengan baik sama Owan kerjaan di kota tidak jadi preman, ya warga desa tidak percaya isu yang di buat Burhan, ya jadi Owan nama baik kembali lagi jadi bersih gitu. Owan yang suka dengan Mely, ya pendekatan dengan baik sama Mely gitu. Tono yang suka dengan Mely, ya pendekatan dengan baik gitu. Mely suka dengan Owan dari pada Tono gitu. Andre, ya ayahnya Mely....pusing dengan Owan dan Tono yang suka dengan Mely gitu. Jadi ayahnya Mely menyuruh Owan dan Tono untuk ikut pemilihan Lurah, ya siapa yang menang jadi Lurah, ya menikah dengan Mely gitu?. Owan dan Tono berusaha dengan baik buat kampanye tujuan menang dalam pemilihan jadi Lurah gitu. Mely yang suka Owan, ya Mely membantu Owan gitu. Tono yang ingin menang jadi Lurah, ya ke dukun gitu. Seperti biasa sih dukun menyuruh Tono ikut ritual ini dan itu, ya zaman sekarang sih...dukun nyari uang jadi Tono membayar dukun dengan kesepakan dengan baik gitu. Owan menjalankan pendekatan dengan baik pada masyarakat desa, ya program kerja yang akan di jalankan Owan menarik bagi masyarakat desa gitu. Ya Owan di sukai sama masyarakat desa gitu. Tono yang tidak suka dengan Owan yang di sukai masyarakat desa, ya Tono menjalankan politik uang dengan bagi uang dengan tujuan masyarakat desa milih Tono dalam pemilihan Lurah gitu. Sampai waktunya, ya Tono dan Owan menjalankan pemilihan Lurah gitu. Masyarakat desa memilih dengan baik Lurah yang diinginkan gitu. Tono menyuruh Burhan untuk menyogok petugas yang menyelenggarakan pemilihan Lurah untuk membuat Tono menang dalam pemilihan Lurah gitu. Petugas yang menyelenggarakan pemilihan Lurah, ya mengumumkan yang menang adalah Tono, ya sebenarnya yang menang adalah Owan gitu. Mely curiga Tono main curang gitu, ya Mely menyelidiki dengan baik dengan mengintograsi Burhan anak buah Tono gitu. Burhan pun ngaku sama Mely, ya petugas yang menyelenggarakan pemilihan Lurah telah di sogok uang dari Tono gitu. Karena Tono ketahuan buat curang, ya jadi Tono tidak menang pemilihan Lurah yang menang adalah Owan gitu. Ayahnya Mely merestui Mely menikah dengan Owan gitu. Owan menjadi Lurah menjalankan program kerja dengan baik, ya masyarakat desa senang dan Mely membantu Owan gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah cinta tokoh Owan dan tokoh Mely," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main kartu remi saja Budi!" kata Eko.
"Okey main kartu remi!" kata Budi.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan kartu remi di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.