CAMPUR ADUK

Thursday, January 10, 2019

TEDY

Boby menemukan sebuah boneka berbentuk beruang yang berwarna coklat saat mau pulang ke rumah. Boby mengambil boneka  tersebut dan membawa pulang. Hendak masuk ke dalam rumah Boby di hadang boneka beruang berwarna hitam yang berpenampilan seperti bajak laut dan membawa benda tajam di tangan kanannya.

"Hay..anak manusia jika kamu mau selamat lepaskan. Si brengsek yang bernama Tedy," teriak boneka beruang berwarna hitam.

"Boneka ini," saut Boby.

Tiba-tiba boneka beruang bernama Tedy berkata dengan suara kecil sambil tangannya mengarah ke mulut "Sut."

"Ahhhhhh.....," teriak Boby karena ketakutan dan menjatuhkan Tedy.

Tedy langsung menunjukkan aksinya berdiri dengan dua kakinya di jalan beraspal. 

"Lagi..lagi..kamu Robert.... bisa gak cari masalah. Saya sudah jauh-jauh melarikan diri dari kota boneka dan tidak mau di tindas dengan Raja Lupin yang jahat yang seenaknya menindas rakyat boneka," kata Tedy.

"Dasar pembangkang," teriak Robert.

"Terserah kamu bicara apa?"

Robert makin langsung menjalankan tugasnya untuk menangkap Tedy. Dengan berlari langsung menusuk dengan pisau dari tangan kanannya. Tedy langsung menghindar dengan cepat dan menyerang dengan tinjuan yang masuk ke bagian muka Robert. Ternyata Robert berhasil menghindar serangan Tedy dan mundur satu langkah dan kembali menyerang dengan cepat menusuk. Tedy kembali menghindari serangan Robert dan sekalian menendang kakinya. Robert terselandung oleh kaki Tedy dan masuk ke dalam selokan yang hitam dan berbau busuk.

"Brengsek kamu..Tedy," kata Robert yang berusaha keluar dari comberan.

"Ayo..kita pergi!" perintah Tedy ke anak kecil bernama Boby.

Boby dan Tedy berlari menghindari Robert dan tidak jadi pulang menuju suatu tempat di pinggiran sungai. Lalu Tedy dan Boby berhenti berlari.

"Kenapa saya harus berlari sejauh ini?" tanya Boby.

"Agar kamu selamat dari serangan Robert," kata Tedy.

"Tapi saya..harus pulang. Nanti saya di marahi oleh orang tua saya," kata Boby.

"Gimana yaaaaa.... Ya sudah kamu pulang ke rumah kamu. Saya akan mencari cara agar bisa hidup di kota ini," kata Tedy.

"Semoga..beruntung ya," kata Boby.

"Iya."

Boby pun pulang ke rumahnya lewat jalan lain. Tedy yang sedikit murung bermain di pinggir sungai. Ketika kejenuhannya hilang Tedy bergerak dengan berlari dan mencari Boby. Ternyata Boby terjebak keadaan di tempat pembuangan sampah. Boby di serang oleh Robert. 

"Ampun...jangan celakin saya," permohonan Boby.

"Dimana Tedy?" tanya Robert sambil pisau yang tajam di arahkan ke Boby.

Tedy melihat keadaan Boby yang terjebak keadaan. Diambilah sebuah tongkat kayu oleh Tedy yang tergeletak di tanah. Langsung menyerang Robert dengan pukulan yang sangat kuat dan akhirnya Robert terpental jauh ke langit.

"Tunggu...pembalasan.....ku," teriak Robert tidak berdaya.

"Hebat kamu," kata Boby.

"Ya..kamu tidak apa-apa?" tanya Tedy.

"Tidak apa-apa?" jawab Boby.

"Kalau begitu saya pergi dulu," kata Tedy.

Tedy pergi menjauh dari Boby. Tapi Boby memanggilnya "Tunggu jangan pergi. Kamu ikut saya dan tinggal bersama saya."

Tedy berbalik badan dan melihat Boby.

"Eeeem..ok saya ikut dengan kamu. Tinggal bersama kamu," kata Tedy.

"Oh..ya saya tidak tahu nama kamu?" tanya Boby.

"Saya Tedy dari kota boneka," kata Tedy.

"Tedy...nama yang bagus. Saya Boby..salam kenal."

Tedy dan Boby langsung berjabat tangan tanda awal persahabatan. Boby pulang ke rumahnya dan Tedy ikut juga. Sampai di dalam rumah Tedy di terima oleh Ayah Ibu Boby. Lalu Boby menunjukkan kamar untuk Tedy di lantai 2 sebelah kamar Boby yang kosong. Tedy mulai menjalankan hidupnya di dunia manusia bersama keluarga manusia yang baik dan menerimanya dengan baik.


Karya: No

JANGAN DI BIKIN PUSING

Dono lagi asik duduk di ruang tamu sedang minum white koffei yang hangat sambil memikirkan sesuatu. Indro pun dateng melihat Dono yang melamun.

"Woy....," kata Indro yang cukup ngaring.

Dono langsung kaget sekali "Ahhh..Indro...."

Indro pun duduk.

"Dono kalau ada masalah cerita. Jangan di pendem dalam hati. Gak baik. Jadi beban pikiran dan akhirnya sakit," saran Indro.

"Sebenarnya...masalahnya gak pelik-pelik amat. Tapi kenapa ada orang yang menyuruh saya tebar jaring kemana pun untuk kerja?. Kaya anak kecil di ajarkan untuk kerja saja dan mencari pekerjaan dengan status pendidikan yang saya usahakan dengan baik," cerita Dono.

"Mungkin orang yang di ajak kamu ngobrol itu cuma orang yang tidak tahu latar belakang kamu. Padahal kamu mencari cara untuk mendapatkan pekerjaan dengan baik dan kamu mencari solusi tidak jauh dari sekitar kamu. Contohnya padahal dengan membuka lahan di samping rumah pun kamu sudah kerja dan ada orang yang membelinya dengan mendatangi kamu. Walau hasilnya sih gak begitu besar. Tapi nilai usaha mu di sesuaikan dengan materinya kan. Itu pun di sebut kerja dan tak perlu cari kerja kesana-kesini seperti orang-orang yang mencari solusi untuk mengatasi keuangan keluarga mereka dengan bekerja di dalam sistem apa pun," kata Indro.

"Ya..itu saya tahu. Tapi ada yang aneh?" kata Dono.

"Kaya gak tahu orang aja. Semua orang itu menilai dirinya berhasil tapi tidak bisa menilai orang lain. Mereka kalau memberi saran harus seperti saya. Maksudnya berhasil gitu loh. Tapi setiap orang punya jalan untuk menggapai rezekinya dengan cara apa pun yang penting halal. Paling penting sih...zaman now adalah manusia di nilai dari status sosial," kata Indro.

"Berarti kaya.......," saut Dono.

"Itulah..kaya..itu..jaminannya sukses atau berhasil. Jadi orang di nilai dari situ," kata Indro.

"Kalau begitu sih...rentan lah. Saya itu tipe tidak mau jadi golongan sombong. Tapi gara-gara keadaan harus menunjukkan diri lewat ilmu. Karena mereka ini memberi pemahaman pada hal mereka juga lagi susah atau mencari solusi agar berhasil," kata Dono.

"Nama juga manusia. Dekat juga salah dan jauh pun salah. Sosialisasi dalam masyarakat itu susah. Karena semakin dekat semakin ada maunya dan harus berhati-hati," saran Indro.

"Saya tahu. Agar tidak di manfaatkan keadaan," kata Dono.

"Itu tahu jawabannya."

Indro beranjak dari duduknya dan langsung ke dapur membuat white koffie. Sedangkan Dono mulai menyetel Tv dan menyaksikan acara yang bagus. Kopi yang hangat buatan Indro jadi lalu dibawa ke ruang tengah  dan langsung duduk di samping Dono yang lagi asik menonton.

"Tumben Dono nonton acara laga....biasanya nonton acara musik?" tanya Indro.

"Bosen aja. Abisnya..setiap hari nonton acara musik. Cari suasana baru yang serius tapi sangat memukau karena aksi laganya," kata Dono.

"Oh..begitu."

Kasino pun baru pulang dan masuk ke rumah.

"Makan... Makan.....nie teman-teman," kata Kasino langsung duduk di ruang tengah.

"Makan ya.....," saut Dono.

"Sip..deh..makan...saya lapar,"saut Indro.

Dono dan Indro mengambil bungkusan pada tangan Kasino. Lalu segera membuka bungkusan tersebut.

"Nasi goreng...........telor ceplok," kata Dono.

"Waaaaaw....makan enak..ini," kata Indro.

"Makan.... Makan....saya baru dapet rezeki nomplok," kata Kasino.

"Beres," jawab Dono dan Indro bergantian.

Ketiga menikmati makan malam yang enak sambil menonton acara Tv yang menarik bertema laga.


Karya: No 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK