Dono lagi asik duduk di ruang tamu sedang minum white koffei yang hangat sambil memikirkan sesuatu. Indro pun dateng melihat Dono yang melamun.
"Woy....," kata Indro yang cukup ngaring.
Dono langsung kaget sekali "Ahhh..Indro...."
Indro pun duduk.
"Dono kalau ada masalah cerita. Jangan di pendem dalam hati. Gak baik. Jadi beban pikiran dan akhirnya sakit," saran Indro.
"Sebenarnya...masalahnya gak pelik-pelik amat. Tapi kenapa ada orang yang menyuruh saya tebar jaring kemana pun untuk kerja?. Kaya anak kecil di ajarkan untuk kerja saja dan mencari pekerjaan dengan status pendidikan yang saya usahakan dengan baik," cerita Dono.
"Mungkin orang yang di ajak kamu ngobrol itu cuma orang yang tidak tahu latar belakang kamu. Padahal kamu mencari cara untuk mendapatkan pekerjaan dengan baik dan kamu mencari solusi tidak jauh dari sekitar kamu. Contohnya padahal dengan membuka lahan di samping rumah pun kamu sudah kerja dan ada orang yang membelinya dengan mendatangi kamu. Walau hasilnya sih gak begitu besar. Tapi nilai usaha mu di sesuaikan dengan materinya kan. Itu pun di sebut kerja dan tak perlu cari kerja kesana-kesini seperti orang-orang yang mencari solusi untuk mengatasi keuangan keluarga mereka dengan bekerja di dalam sistem apa pun," kata Indro.
"Ya..itu saya tahu. Tapi ada yang aneh?" kata Dono.
"Kaya gak tahu orang aja. Semua orang itu menilai dirinya berhasil tapi tidak bisa menilai orang lain. Mereka kalau memberi saran harus seperti saya. Maksudnya berhasil gitu loh. Tapi setiap orang punya jalan untuk menggapai rezekinya dengan cara apa pun yang penting halal. Paling penting sih...zaman now adalah manusia di nilai dari status sosial," kata Indro.
"Berarti kaya.......," saut Dono.
"Itulah..kaya..itu..jaminannya sukses atau berhasil. Jadi orang di nilai dari situ," kata Indro.
"Kalau begitu sih...rentan lah. Saya itu tipe tidak mau jadi golongan sombong. Tapi gara-gara keadaan harus menunjukkan diri lewat ilmu. Karena mereka ini memberi pemahaman pada hal mereka juga lagi susah atau mencari solusi agar berhasil," kata Dono.
"Nama juga manusia. Dekat juga salah dan jauh pun salah. Sosialisasi dalam masyarakat itu susah. Karena semakin dekat semakin ada maunya dan harus berhati-hati," saran Indro.
"Saya tahu. Agar tidak di manfaatkan keadaan," kata Dono.
"Itu tahu jawabannya."
"Itu tahu jawabannya."
Indro beranjak dari duduknya dan langsung ke dapur membuat white koffie. Sedangkan Dono mulai menyetel Tv dan menyaksikan acara yang bagus. Kopi yang hangat buatan Indro jadi lalu dibawa ke ruang tengah dan langsung duduk di samping Dono yang lagi asik menonton.
"Tumben Dono nonton acara laga....biasanya nonton acara musik?" tanya Indro.
"Bosen aja. Abisnya..setiap hari nonton acara musik. Cari suasana baru yang serius tapi sangat memukau karena aksi laganya," kata Dono.
"Oh..begitu."
Kasino pun baru pulang dan masuk ke rumah.
"Makan... Makan.....nie teman-teman," kata Kasino langsung duduk di ruang tengah.
"Makan ya.....," saut Dono.
"Sip..deh..makan...saya lapar,"saut Indro.
Dono dan Indro mengambil bungkusan pada tangan Kasino. Lalu segera membuka bungkusan tersebut.
"Nasi goreng...........telor ceplok," kata Dono.
"Waaaaaw....makan enak..ini," kata Indro.
"Makan.... Makan....saya baru dapet rezeki nomplok," kata Kasino.
"Beres," jawab Dono dan Indro bergantian.
Ketiga menikmati makan malam yang enak sambil menonton acara Tv yang menarik bertema laga.
Karya: No
Karya: No
No comments:
Post a Comment