CAMPUR ADUK

Thursday, August 3, 2023

HIT: THE FIRST CASE

Eko berada di dapur, ya sedang membuat makan yang enak, ya pempek gitu. Membuat pempek dengan penuh ketelatenan gitu. Cukup lama membuat pempek, ya akhirnya selesai gitu. Pempek pun di makan Eko, ya di nikmati dengan baik sambil duduk di depan rumah gitu. Ya minumnya aqua gelas saja lah 

"Budi belum datang. Baca cerpen saja!" kata Eko.

Eko berhenti makan pempek, ya jadi mengambil buku di bawah meja gitu. Eko memilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.

Isi cerita yang di baca Eko :

Vikram Jaisingh alias Vicky adalah seorang polisi yang bekerja di Tim Intervensi Pembunuhan HIT, dan orang yang tajam, yang menyelesaikan kasus-kasus penting dengan kemampuannya untuk menangkap detail terkecil sekalipun, sehingga mendapatkan kepercayaan dari Ajit seniornya. Dia jatuh cinta dengan Neha Mehta, rekannya dan seorang pejabat forensik.

Rohit adalah teman dekat Vikram dan rekannya, yang menemaninya dalam sebagian besar kasusnya. Vikram terus-menerus bertengkar dengan Akshay, petugas lain, yang melewati batas dengan Vikram. Vikram terkadang menderita PTSD karena pengalaman masa lalunya dan menolak minum pil karena dia yakin itu memperlambat kemampuannya.

Sementara itu, seorang gadis bernama Preeti sedang mengemudi di jalan raya, dan mobilnya berhenti di samping karena mengalami kerusakan. Petugas Ibrahim Sheikh, berhenti untuk membantunya, dan dia menelepon ayahnya karena dia lupa teleponnya di rumahnya. Ketika ayahnya datang menjemputnya, dia melihat bahwa dia telah hilang dan Ibrahim mengatakan bahwa dia masuk ke mobil biru dan dia pikir itu adalah mobilnya.

Saat orang tua Preeti mendekati Ibrahim dengan penuh tuntutan, dia tetap teguh dan menghina mereka. Menjadi teman baik orang tua Preeti, Ajit memutuskan untuk menskors Ibrahim karena tindakannya dan karena dia tidak mempercayainya. Vikram memutuskan untuk istirahat enam bulan untuk meredakan serangan PTSD-nya. Setelah dua bulan, Vikram mendapat telepon bahwa Neha menghilang. Dia memutuskan untuk kembali ke Ajit dan meminta berkas kasus untuk Neha yang hilang, tetapi dia mengatakan Akshay sedang menangani kasus ini, dan dia tidak dapat memberikannya kepadanya.

Vikram memutuskan untuk bertanya kepada Saxena, yang merupakan rekan Neha, tentang kasus yang ditangani Neha selama dua bulan terakhir. Vikram dan Rohit menghubungkan kasus hilang Preeti dan Neha dan menyimpulkan bahwa orang yang sama terlibat dalam kedua kasus tersebut. Vikram memutuskan untuk menyelidiki, dan dia meminta Srinivas untuk kasus Preethi, dan dia mengambil alih kasus tersebut.

Sementara itu, Akshay curiga Vikram-lah yang menculik Neha. Vikram memutuskan untuk pergi ke perguruan tinggi Preeti, dan dia bertanya kepada Ajay dan Sandya tentang apa yang terjadi malam sebelumnya, dan mereka mengatakan tanggapan yang sama seperti saat mereka berada di sebuah pub. Vikram dan Rohit bertanya kepada kedua orang tua Preeti, dan mereka mengatakan bahwa orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat dan dia tinggal bersama mereka dan tetangga Preeti, Sheela, tentang dia.

Vikram dan Rohit mulai menyimpulkan kasus tersebut, dan mereka sampai pada kesimpulan bahwa Sheela menculik Preeti setelah mereka melihat mobil biru Sheela dan sebuah catatan yang dibuat oleh Sheela yang menunjukkan keberadaan mayat Preeti. Ibrahim kemudian melihat mobil tersebut dan mengatakan bahwa Sheela bukanlah orang yang menculik Preeti. Vikram dan timnya menggali mayat di belakang rumah dan menemukan bahwa itu tidak terlalu mencolok dan memiliki beberapa sampel DNA di atasnya.

Vikram mencurigai Ajay karena dia mengatakan bahwa Preeti adalah pacarnya. Saat mencari bukti, Vikram mendapat telepon dari orang asing bernama Eesha yang dikuntit oleh seorang pria di dalam mobil yang menyuruhnya berhenti agar dia bisa berbicara, tapi dia menyetir dengan cepat dan mencapai pinggiran dan menghubungi Vikram. Vikram memulai penyelidikannya di pintu tol di jalan raya. Vikram menggunakan kamera keamanan gerbang tol dia menyimpulkan bahwa pria yang diculik adalah Fahad. Setelah Vikram, Akshay, dan Ibrahim menemukan Fahad, Ibrahim ditembak mati oleh Fahad sementara Vikram dan Akshay menangkapnya. Fahad membawa mereka ke rumah dimana dia menerima uang untuk menculik Preeti. Vikram mengetahui bahwa itu adalah rumah Rohit, dan sebelum Rohit menembaknya, dia menembaknya hingga mati.

Akshay naik ke atas dan mendapatkan Neha. Selama pemakaman Rohit Sapna menjelaskan bagaimana Preeti dan Sapna berasal dari panti asuhan yang sama. Sapna mulai memendam rasa pada Preeti sejak usia 14 tahun. Bu Saraswati dari panti asuhan berusaha memisahkan mereka. Sepasang suami istri datang untuk mengadopsi seorang anak dan tertarik pada mereka berdua. Tetapi pada akhirnya mereka memilih satu dan Preeti dipilih dan diadopsi. Saraswati Bu memintanya untuk menekan perasaannya.

Sapna menjelaskan bagaimana dia melihat Preeti di sebuah klub dan tiba-tiba semua perasaan terpendam keluar. Sapna mencoba memberi tahu Preeti tetapi Preeti menegur Sapna. Untuk mengungkapkan perasaannya kepada Preeti, Sapna menculik Preeti dengan bantuan Fahad dan kemudian Preeti mati dalam perkelahian. Rohit mencoba melindungi Sapna dengan menguburnya dan menanam bukti DNA. Sapna menjelaskan keseluruhan cerita dan Sapna ditangkap. Vikram menghadiri pemakaman Preeti dan Ibrahim. DNA Tak Dikenal di Preeti berasal dari Rohit. Dia tahu dia akan tertangkap dan ingin mati di tangan Vikram. Saat Neha dan Vikram berbicara, Vikram hampir tertembak, mengisyaratkan sekuel.

***

Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.

"Budi belum datang juga. Kalau begitu baca koran saja!" kata Eko.

Eko mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Berita di koran, ya ceritanya memang menarik-menarik untuk di baca. Berita di koran, ya biasalah berita pemerintahan ini dan itu, ya sampai berita artis ini dan itu. Singkat waktu. Budi datang juga ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya di depan rumah Eko. Karena ada Budi, ya Eko berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.

"Hari ini ada yang lain," kata Budi.

"Apa yang di maksud Budi?" kata Eko.

"Pempek," kata Budi.

"Ya aku ada waktu luang, ya jadi buat makan pempek," kata Eko.

"Eko ada waktu luang membuat pempek toh," kata Budi.

Budi melihat dengan baik, ya ukuran pempek gitu.

"Ngomong-ngomong pempeknya lunik-lunik, ya Eko?" kata Budi.

"Ukuran pempeknya, ya memang sengaja di buat aku lunik-lunik. Pembeda saja dari pempek biasanya gitu," kata Eko.

"Oooo pembeda saja dari ukuran pempek biasanya," kata Budi.

"Silakan Budi menikmati pempeknya!" kata Eko.

"Baik lah aku menikmati pempeknya!" kata Budi.

Budi menikmati pempek buatan Eko, ya ukuran lunik-lunik. 

"Emmm enak banget pempek lunik-lunik buatan Eko. Ya rasa ikannya terasa banget, ya begitu juga cuko sip enak banget!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Budi menikmati makan pempek lunik-lunik dengan baik. Ya Eko senang melihat Budi menyukai makan buatannya gitu. Budi cukup makan pempek lunik-lunik dan minum aqua gelas, ya berhenti makan pempek lunik-lunik.

"Kalau Eko tidak kerja jadi buruh demi hidup ini. Mungkin dengan kepintaraan Eko membuat pempek lunik-lunik. Ya Eko berjualan pempek lunik-lunik, ya nama produk di jual, yaaaa jalan usaha yang di jalankan demi hidup ini. Seperti orang-orang yang berjualan pempek demi hidup ini," kata Budi.

"Mungkin," kata Eko.

"Atau ada alternatif lain, ya Eko membangun usaha demi hidup ini dengan kepintaraan?" kata Budi.

"Ada sih beberapa yang aku asah ilmu ini dan itu, ya mengembangkan kepintaraan aku. Karena aku masih kerja jadi buruh. Jadi fokus saja kerja jadi buruh demi hidup ini," kata Eko.

"Ya aku paham omongan Eko. Aku juga kerja jadi buruh. Jadi masih fokus kerja jadi buruh," kata Budi.

"Kalau begitu main permainan Jurassic Prak saja!" kata Eko.

"Ok. Main permainan Jurassic Prak!" kata Budi.

Eko mengambil permainan Jurassic Prak di bawah meja di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan Jurassic Prak dengan baik gitu.

"Ngomong-ngomong. Hidup masa kita lebih baik, ya menikmati keadaan. Dengan keadaan sederhana. Dari pada cerita masa lalu, ya hidup di masa perang kemerdekaan," kata Budi.

"Maka kita harus menghormati perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan negeri ini sampai merdeka. Kita bisa menikmati hidup ini dengan sederhana. Walau ada yang lebih baik menikmati keadaan dari kita, ya orang-orang kaya menikmati hidup lebih baik gitu," kata Eko.

"Memang harus di hormati perjuangan para pahlawan!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Film-film tentang perjuangan kemerdekaan, ya aku menontonnya dengan baik. Salah satunya....darah dan doa. Bagus sih film tersebut!" kata Budi.

"Film darah dan doa. Ya aku juga menonton tuh film. Ya aku sepakat dengan Budi, ya memuji film tersebut. Bagus!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko terus main permainan Jurassic Prak dengan baik gitu.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK