CAMPUR ADUK

Saturday, March 26, 2022

MISTERINYA CERITA

Dono yang berada di kota Batam, ya tepatnya Dono berada di rumahnya lah. Dono duduk dengan baik di kamarnya, ya sedang asik mengetik di leptopnya dengan baik membuat cerita. Roh pertama muncul di atas kepalanya Dono.

Roh pertama berkata "Seperti biasanya membuat cerita."

Dono pun berhenti dari mengetik di leptopnya dan mendengarkan omongan Roh. Roh ke dua pun muncul di atas kepalanya Dono.

Roh kedua berkata "Seperti biasanya sesuai dengan rencana kamu. Manusia itu penuh dengan rencana untuk melakukan kegiatan yang di inginkan".

"Seperti biasa aku di ganggu," kata Dono.

"Sebenarnya aku tidak ingin menggangu kamu. Karena kamu bisa mendengarkan suara-suara gaib karena ilmu mu. Jadi kamu mendengarkan omongan aku dan juga dia," kata Roh pertama.

"Aku sih golongan pengganggu. Kalau di bilang penggangu, ya benar sih. Banyak orang yang tersesat karena bisikan diri ku. Mungkin karena banyak manusia itu telahir bodoh. Maka jatuh pada kebodohan. Merasa diri manusia itu pinter padahal sebenarnya bodoh sih. Ribuan tahun di bodohin manusia dengan ilmu yang ini dan itu, ya tetap di jalankan sampai sekarang, ya tetap manusia itu bodoh," kata Roh kedua.

"Aku paham dengan baik, ya karena mendengarkannya dengan baik," kata Dono.

"Banyak manusia tidak bisa mendengarkan aku sih," kata Roh pertama.

"Memang banyak manusia juga tidak mendengarkan aku juga. Ya karena pendengaran mereka tertutup tertutup dengan baik," kata Roh kedua.

"Aku melihat semua ulah manusia yang di sembunyikan dengan baik. Walau sebenarnya manusia berusaha menyembunyikannya dari manusia lain dengan baik," kata Roh pertama.

"Aku juga melihat ulah manusia yang ini dan itu. Terkadang aku sesatkan dengan bisikan ini dan itu. Ya agar manusia itu menjadi buruk lebih jauh lagi. Hatinya menjadi gelap segelap mungkin," kata Roh kedua.

"Karena kamu mendengarkan aku bicara. Aku membimbing mu dengan baik di jalan kebaikan, ya demi kebaikan mu. Berjalan di muka bumi ini," kata Roh pertama.

"Omongan ku di dengarkan dengan baik juga. Jadinya percuma aku menyesatkan dirimu. Amalan mu banyak. Maka itu kamu dapat mendengarkan suara aku dengan baik," kata Roh kedua.

"Aku paham. Malaikat dan Setan," kata Dono.

"Kalau begitu. Aku pergi saja. Karena urusannya cuma membuat cerita saja," kata Roh kedua.

Roh kedua pergi dengan cara menghilang.

"Selama berjalan di jalan kebaikkan. Amalan itu tetap di katakan baik. Walaupun sekecil banget amalan itu. Tetap aku hitung dengan baik," kata Roh pertama.

"Emmmmm," kata Dono.

"Kalau begitu aku pergi juga," kata Roh pertama.

Roh pun pergi dengan cara menghilang.

Dono yang tidak lagi mendengarkan suara Roh, ya suara gaib gitu. Dono melanjutkan mengetiknya di leptopnya dengan baik.

"Manusia terkadang belum di sesatkan oleh Setan. Sudah tersesat sendiri karena kebodohannya," celoteh Dono.

Dono terus mengetik di leptopnya dengan baik. Indro yang berada di Jakarta, ya tepatnya di rumahnya. Indro duduk di halaman belakang sambil main game di Hp-nya. Kasino yang selesai merawat tanaman di potnya. Kasino pun duduk bersama Indro.

"Hari yang tenang," kata Kasino.

Kasino mengambil gelas yang berisi teh, ya di minum dengan baik. Memang Indro mendengarkan omongan Kasino dengan baik sih. Indro berhenti main game di Hp-nya.

"Memang keadaan hari ini tenang," kata Indro.

Kasino menaruh gelas berisi teh di meja.

"Ngomong-ngomong....gimana kabar Dono?" kata Kasino.

"Kabar Dono. Ya baik saja. Ada di rumahnya. Dono lagi asik seperti biasa. Mengetik di leptopnya. Membuat cerita ini dan itu, ya sesuai dengan keinginan Dono lah," kata Indro.

"Kabar Dono baik. Seperti biasa kerjaannya mengetik di leptopnya. Membuat cerita ini dan itu berdasarkan kehidupan sehari-hari yang di dapatkan ceritanya dari lingkungan masyarakat dan di sesuaikan dengan baik. Ya sesuai keinginan Dono," kata Kasino.

"Cerita Dono. Ya terkadang sekedar cerita saja," kata Indro.

"Ya memang realitanya begitu sih. Sekedar cerita saja," kata Kasino.

"Pasarnya masih....SMA. Karena ada cerita di Tv, ya tentang anak-anak sekolahan," kata Indro.

"Dono kan mengikuti pasar dari acara Tv saja. Kalau masih SMA, ya ceritanya terus di buat dengan baik di kaitkan dengan SMA lah," kata Kasino.

"Cerita misteri pun masih di tayangkan dengan baik di Tv. Ya acaranya bagus sih. Cuma?" kata Indro.

"Cuma apa Indro?" kata Kasino.

"Cerita Drakula kan yang di tayangkan di Tv. Identik banget dengan ajaran Kristen. Apa tujuannya menaikkan agama Kristen ya?" kata Indro.

"Ya menurut Indro. Tujuannya menaikan agama Kristen. Ya tidak ada masalahkan. Semua rencana manusia dengan tujuan ini dan itu," kata Kasino.

"Kontrafesi yang paling aku tidak suka. Ya orang Kristen ngaku jadi orang Islam. Orang Islam ngaku jadi orang Kristen. Ya begitu juga dengan agama lainnya," kata Indro.

"Kalau urusan itu sih. Tidak perlu di permasalahkan lah. Kan cuma kontrafesi saja," kata Kasino.

"Ya.....memang sih. Cuma kontrafesi. Seperti cerita tentang orang Islam menikah dengan orang Kristen di gereja. Jadi bahan obrolan manusia yang membahasnya berdasarkan keilmuan ini dan itu. Tetap saja dari dulu sampai sekarang, ya cuma gitu-gitu saja pembahasannya. Antara iya dan tidak," kata Indro.

"Nama juga manusia mencari rezeki dengan cara membahas sesuatu yang jadi permasalahan manusia. Ya jadinya antara iya dan tidak lah. Tetap kontrafersi lah," kata Kasino.

"Kalau begitu sih aku lanjut main game di Hp aku saja!" kata Indro.

Indro segera main game di Hp-nya dengan baik. 

"Aku juga main game ah!" kata Kasino.

Kasino pun main game di Hp-nya dengan baiklah.

SIOMAY

Abdul duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca koran. Budi sampai di rumah Abdul, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Abdul. Budi segera ke tempat keberadaan Abdul, ya duduk bersama Abdul lah. Budi melihat di meja, ya ada secangkir kopi, benda-benda untuk membuat kopi, tiga gelas aqua dan satu ini yang beda......ada sebuah tudung saji kecil, ya pastinya ada makanan yang di tutup tudung saji kecil itu. 

"Abdul," kata Budi.

Abdul berhenti baca korannya dengan baik, ya koran di taruh di bawah mejalah.

"Apa?" kata Abdul.

"Di dalam tudung saji kecil itu apa?" kata Budi sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.

Abdul membuka tudung saji kecil dan berkata "Siomay."

Tudung saji kecil di taruh di meja dengan baik sama Abdul. 

"Oooooo siomay. Beli apa buat?" kata Budi.

"Beli lah Budi. Aku kan sibuk urusan dengan usaha. Mana ada waktu untuk membuat siomay. Kecuali Ibu aku yang buat....siomaynya," kata Abdul.

"Oooooo beli toh siomaynya," kata Budi.

Budi pun mengambil piring kecil dan juga garpu. Dengan garpu, ya Budi mengambil siomay yang ada di mangkok besar dan di taruh lah siomay di piring kecil, ya tiga buah siomay lah. Bumbu kacangnya berada di mangkok, ya di sendokin dengan baik sama Budi dan di taruh di atas siomay di piring kecilnya Budi. Budi memakan siomay tersebut dengan baik. Abdul mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik.

"Emmmmm...enak siomay ini," kata Budi.

Budi terus makan siomay dengan baik. Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Yang jual siomay yang di makan Budi, ya buat orang miskin lah," kata Abdul.

"Yang buat orang miskin ini siomay yang aku makan. Cerita kehidupan orang yang buat siomay gimana ceritanya Abdul?" kata Budi.

"Ok. Aku ceritakan tentang penjual siomay tersebut. Begini ceritanya. Seorang pemuda yang hanya tamatan SD saja, ya di karenakan orang tuanya miskin. Sebenarnya Ibunya kerja sebagai pembantu di rumah orang kaya dan Bapaknya seorang tukang pijat. Sebenarnya Bapaknya, ya seorang penjudi lah masa lalunya dan juga jauh dari agama.  Bapak itu punya prinsip seperti orang zaman dulu, ya banyak anak banyak rezeki. Realita kenyataannya tetap saja miskin. Pemuda itu anak ketiga dari 6 saudara saudari. Pemuda itu ikut orang jualan siomay dengan tujuan ilmunya dan juga modal usaha. Setelah beberapa tahun, ya pemuda itu sudah kawakan dengan ilmu membuat siomay dan juga modal usaha ada, ya berarti gerobak siomay pun ada. Usaha yang di jalankannya berjalan dengan baik. Ada beberapa gejala perubahan ekonomi terjadi di masyarakat. Maka harga siomay pun pernah mengalami perubahan harga, ya mengikuti gejala perubahan ekonomi. Pemuda itu terus berjualan siomay dengan baik, ya mengikuti gejolak ekonomi dengan baik. Pemuda harus berjualan siomay demi dirinya dan membantu keluarganya. Pemuda itu di jebak sama cewek, ya cewek nakal gitu. Cewek itu hamil di luar nikah. Cowoknya tidak mau bertanggung jawab, ya kabur lah. Kesalahan cewek kan pergaulan dengan cowok, ya pacaran gitu. Ada beberapa pendapat ahli agama melarang pacaran karena di takutkan pergaulan cowok dan cewek, ya di luar nikah dan akhirnya cowoknya tidak bertanggungjawab........kabur lah. Mungkin perkara lain, ya menggugurkan janin lah. Cerita ini, ya pemuda itu menikah dengan cewek nakal itu demi anak yang di kandung cewek itu. Sampai tuh anak lahir, ya pemuda itu selayaknya seorang Bapak yang mencintai anaknya. Kenyataan berkata lain. Anaknya mati di umur satu tahun, ya anggap saja matinya karena sakit lah. Cewek memilih untuk putus hubungan dengan pemuda itu karena alasan anaknya telah meninggal dunia. Pemuda itu membiarkan cewek tersebut pergi. Pemuda itu tetap menjalankan kehidupannya seperti biasa, ya jualan siomay lah. Sampai waktunya pemuda itu menemukan cewek yang baik, ya jadi istrinya lah. Begitulah ceritanya," kata Abdul.

Budi memang telah selesai makan siomay, ya piringnya di taruh di meja. Budi mengambil aqua gelas di meja, ya di minum dengan baik.

"Cerita Abdul....menarik dan juga bagus," kata Budi.

"Cerita kenyataan kehidupan tentang orang miskin di lingkungan daerah sini, ya salah satunya," kata Abdul.

Budi bangun dari duduknya dan membuang aqua gelas yang kosong ke tong sampah yang ada tutupnya lah. 

"Nama juga realita kehidupan di kota Bandar Lampung. Ada yang baiknya dan juga ada yang buruknya di lihat dari sisi pergaulan cowok dan ceweknya," kata Budi.

Budi duduk bersama dengan Abdul lagi.

"Ngomong-ngomong. Eko tidak kesini, ya Budi?" kata Abdul.

"Biasa...Eko ada urusan dengan Purnama. Jadi tidak bisa kesini gitu," kata Budi.

"Kalau begitu kita main catur saja!" kata Abdul.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Abdul mengambil papan di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Abdul dan Budi, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.

"Menceritakan makan ini dan itu dan publikasikan di jaringan internet. Sama aja mempromosikan makan ini dan itu......enak kan Abdul?" kata Budi.

"Ya iyalah. Jadi sama saja seperti iklan di koran," kata Abdul.

"Ya nama juga obrolan lulusan SMA, ya beda dengan lulusan Universitas," kata Budi.

"Emmmmm," kata Abdul.

Abdul dan Budi, ya main catur dengan baik lah.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK