CAMPUR ADUK

Saturday, October 30, 2021

HIDUP INI ANTARA BAIK DAN BURUK

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. 

"Hidup ini di jalankan penuh ke santai kan Eko?!" kata Budi.

"Iya," kata Eko.

"Hidup ini ada manusia yang baik dan juga manusia yang buruk," kata Budi. 

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik. 

"Ya nama juga hidup. Contohnya : gorengan yang kita makan, ya baiknya sih makanan gorengan yang kita makan, ya mengenyangkan kita dan juga harga sesuai kantong. Kalau buruknya tentang gorengan, ya kata omongan para ahli bidang kedokteran untuk kesehatan. Kalau makan gorengan terlalu banyak, ya dampak di kemudian hari kena penyakit ini dan itu," kata Eko. 

Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng. 

"Contoh Eko benerlah. Ya sama aja dengan kopi, ya ada baiknya dan buruknya kalau di nilai dari kesehatan dan di teliti dengan baik sama orang-orang yang berpendidikan kedokteran," kata Budi. 

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. 

"Tujuannya kesehatan dan kesehatan," kata Eko. 

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Demi menikmati hidup ini di jalankan dengan baik," kata Budi. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Kemajuan dari perkembangan teknologi, ya membuat orang menikmati hidup ini. Dan juga orang bekerja keras untuk kelangsungkan hidup. Contohnya : motor saja!" kata Eko. 

"Motor itu. Kita nikmati dengan baik mengendarai motor dengan baik. Di sisi lain, ya motor di jadi kan alat untuk mencari nafkah dengan baik untuk kelangsungkan hidup," kata Budi. 

"Tukang ojek," kata Eko. 

"Sinetron yang berkaitan dengan tukang ojek, ya bagus juga sih. Ceritanya cerita kehidupan sehari-hari," kata Budi. 

"Ya tetap saja. Dalam urusan berkendaran motor, ya harus menggunakan alat keamanan yang paling penting, ya helm. Tujuannya helm di pake kan untuk memberikan keselamatan pada pengendara motor. Apabila kecelakaan kan helm mencegah dari benturan hebat yang dapat membunuh manusia," kata Eko. 

"Maka itu untuk mencegah dari kecelakaan, ya harus mematuhi peraturan yang ada. Contoh : tidak boleh menerobos lampu merah," kata Budi. 

"Ada juga orang yang merasa nyawanya ada sembilan kaya nyawa kucing. Orang itu berani melanggar peraturan, ya mengendara motor seenak jidatnya sendiri dan tidak mementingkan orang lain," kata Eko. 

"Merasa punya nyawa banyak, ya betingkah orang itu. Padahal nyawa pada manusia itu, ya tetap satu lah," kata Budi. 

"Sedangkan tentang kecelakaan mobil, sampai dengan pesawat terbang....tinggal nonton saja di Tv, ya berita ini dan itu. Sebab musabab kecelakaan pun di jelaskan dengan baik di berita," kata Eko. 

"Lebih lanjut tentang berita di Tv lebih baik, ya tentang kecelakaan ini dan itu. Jadi pelajaran bagi yang sadar. Bagi yang tidak sadar, ya seperti nyawanya orang itu ada sembilan kaya nyawa kucing saja di cerita, ya dongeng lah," kata Budi. 

"Lebih baik kita main catur saja!" kata Eko. 

"Ok. Main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Hidup ini antara baik dan buruk, ya seperti antara hitam dan putih," kata Budi. 

"Papan catur ini...hitam dan putih," kata Eko. 

"Hitam tetap lah hitam. Putih tetap lah putih," kata Budi. 

"Kalau itu pola berpikir yang polos banget tentang hidup ini antara hitam dan putih. Padahal sebenarnya, ya yang hitam sebenarnya bisa jadi putih. Yang putih yang sebenarnya hitam," kata Eko. 

"Aku mengerti omongan Eko. Contohnya : polisi di nilai citranya baik, ya putih. Ternyata ada polisi yang menjadi penjahat, ya hitam dengan menggunakan citra polisi yang putih itu. Polisi itu di debut oknum polisi. Berita di Tv kan begitu," kata Budi. 

"Berita di Tv itu memberitakan tentang kehidupan manusia, ya antara hitam dan putih," kata Eko. 

"Papan catur," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Keduanya main catur dengan baik.

SI RUSA DAN KULOAMANG

Alkisah, di sebuah hutan di kepulauan Aru, Maluku, hidup sekelompok Rusa yang terkenal memiliki kemampuan berlari sangat cepat. Para Rusa biasa menantang binatang-binatang lain di suatu daerah untuk berlomba lari. Siapa yang memenangkan perlombaan lari, maka dia berhak tinggal di daerah tersebut.

Di suatu pantai tidak jauh dari hutan, hidup seekor siput laut bernama Kuloamang. Siput laut adalah hewan yang bergerak sangat lambat apalagi jika dibandingkan dengan rusa. Tetapi siput laut terkenal sebagai hewan yang setia kawan juga cerdik. Suatu ketika, tanpa disengaja, para rusa sampai di pantai tempat tinggal Kuloamang. 

Mereka sangat tertarik untuk menguasai pantai tersebut karena keindahannya. Tapi mereka mendengar bahwa pantai tersebut telah dihuni oleh siput laut yang salah satunya bernama Kuloamang. Seperti yang biasa mereka lakukan sebelumnya, untuk menguasai suatu daerah, mereka ingin menemui Kuloamang untuk mengajaknya berlomba lari. 

"Pantai ini indah sekali, kita harus bisa menguasainya. Aku dengar siput laut penghuni daerah ini bernama Kuloamang. Mari kita menemuinya dan mengajaknya berlombar lari. Ia pasti kalah menghadapi kita." ujar rusa pada teman-temannya.

Setelah sekian lama berjalan mencari Kuloamang, akhirnya para rusa berhasil bertemu Kuloamang kemudian mengajaknya lomba lari.

"Hai Kuloamang, kami menyukai daerah pantai tempat tinggalmu. Bagaimana kalo kita mengadakan lomba adu lari. Pemenangnya berhak tinggal di daerah ini." tantang Rusa pada Kuloamang.

Kuloamang berpikir keras karena menyadari ia tak mungkin mengalahkan Rusa dalam hal kecepatan lari. Tapi Kuloamang tidak bisa menyerah begitu saja. Akhirnya Kuloamang memiliki ide untuk mengalahkan rusa sombong ini. Kuloamang menyanggupi tantangannya.

"Baiklah, aku bersedia menerima tantangan kalian. Jika kalian menang, maka kalian boleh menguasai pantai ini." kata Kuloamang.

Pada hari yang ditentukan, Rusa beserta beberapa temannya datang kembali ke pantai tersebut untuk melakukan lomba lari melawan Kuloamang. Mereka merasa yakin akan memenangkan lomba lari dengan sangat mudah. Sementara, Kuloamang telah mempersiapkan sepuluh orang temannya untuk menunggu di tempat yang telah ia tentukan, mulai dari Tanjung Dua sampai Tanjung Sebelas. Kuloamang meminta teman-temannya agar menjawab jika Rusa bertanya.

"Kalian tunggulah di tempat masing-masing. Jika Rusa bertanya dimana posisiku, maka kalian jawab bahwa aku di belakangnya." kata Kuloamang pada teman-temannya.

Pertandingan pun dimulai. Rusa segera berlari kencang mendahului Kuloamang. Sesaat Rusa melihat kebelakang dan melihat Kuloamang jauh tertinggal.

"Ha ha ha...Aku akan menang mudah." Rusa tertawa.

Sesampainya di Tanjung Dua, Rusa mulai kecapaian. Ia berhenti sejenak untuk melihat dimana posisi Kuloamang.

"Sekarang kau ada dimana hai Kuloamang?" tanya Rusa.

"Aku disini, dibelakangmu Rusa." jawab teman Kuloamang yang menunggunya di Tanjung Dua.

Rusa merasa kaget, bagaimana mungkin Kuloamang bisa berada sangat dekat di belakangnya. Ia segera mempercepat larinya. Nafasnya sudah tersengal-sengal namun ia terus mempercepat larinya. Sesampainya di Tanjung Tiga, kembali ia memanggil Kuloamang. Lagi-lagi ia terkejut melihat Kuloamang selalu berada dekat di belakangnya.

"Dimana kau Kuloamang? Kau pasti jauh di belakang. Tidak mungkin tubuh kecilmu bisa berlari menyamai kecepatan lariku." kata Rusa.

"Aku disini hai Rusa! di belakangmu." kata teman Kuloamang yang menunggu di Tanjung Tiga.

Rusa benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin Kuloamang bisa menyamai kecepatan larinya. Ia kembali mempercepat larinya. Begitu seterusnya hingga mencapai Tanjung Sepuluh. Dari Tanjung Sepuluh Rusa kembali mempercepat larinya karena melihat Kuloamang berada dekat di belakangnya. Akhirnya sebelum mencapai Tanjung Sebelas, Rusa terjatuh kecapaian. Nafasnya tersengal-sengal. Akhirnya Rusa mati karena kehabisan tenaga. Pertandingan lari akhirnya dimenangkan oleh Kuloamang. Para siput tetap berhak tinggal di Pantai indah tersebut.

RIMAR

Faul sedang duduk di bawah pohon rindang, ya sambil melihat keadaan dengan baik. Hari memang mencari Faul sih. Ternyata Faul sedang duduk santai di bawah pohon rindang. Hari menghampiri Faul, ya dan duduk di sebelah Faul lah. 

"Teman. Kenapa duduk sendirian di sini?" kata Hari. 

"Ya aku sedang ingin saja," kata Faul. 

"Oooo sedang ingin duduk sendirian. Atau lagi mikirin sesuatu yang membuat resah di hati dan di pikiran?!" kata Hari. 

"Ya memang sih aku memikirkan seseorang sih," kata Faul. 

"Cewek apa cowok?!" kata Hari. 

"Cewek lah," kata Faul. 

"Cewek. Berarti cewek yang di sukai Faul dengan baik," kata Hari. 

"Ya begitulah. Cewek itu, ya ibu ku lah," kata Faul. 

"Aku kirain cewek yang di sukai Faul. Malah Ibunya Faul!" kata Hari. 

"Becanda...deh," kata Faul. 

"Jadi beneran. Faul mikirin cewek yang Faul sukai?!" kata Hari. 

"Ya begitulah," kata Faul. 

"Siapa tuh cewek. Aku kenal apa tidak itu cewek?!" kata Hari. 

"Hari kenal sama tuh cewek. Apalagi Hari dekat dengan Putri, ya ada cerita hubungan kisah kasih di sekolah SMA. Teman baiknya Putri," kata Faul. 

"Oooo teman baik Putri toh. Siapa ya?!" kata Hari berpikir untuk menebak cewek yang di sukai Faul. 

"Cewek itu memang cantik. Ada cowok yang menyukai cewek itu. Cewek itu sudah kenal lama cowok itu. Sedangkan aku, ya barulah menyukai cewek itu," kata Faul. 

"Oooo cewek itu jangan-jangan namanya Selfi, ya Faul?" kata Hari. 

"Bukan," kata Faul. 

"Selfi....bukan. Jangan-jangan Aulia, ya Faul?!" kata Hari. 

"Bukan juga!" kata Faul. 

"Aulia bukan juga. Emmm. Rara, tapi sudah dekat dengan Gunawan," kata Hari. 

"Bukan....Rara," kata Faul. 

"Emmmm bukan Rara. Kalau Meli dekat dengan Randa, ya katanya bukan Meli. Apa Nia, tapi kan Nia dekat dengan Iqbal?!" kata Hari. 

"Pokoknya bukan Meli dan juga Nia!" kata Faul. 

"Faul....siapa cewek itu!?" kata Hari. 

"Cewek itu nama Marimar. Teman-teman sekolah SMA, ya memanggilnya Rimar," kata Faul. 

"Oooo Rimar," kata Hari. 

"Udahan duduk di sininya!" kata Faul. 

"Jadi duduk di sini udahan?!" kata Hari. 

"Iya!!!" kata Faul dengan tegas. 

"Ok!!!" kata Hari. 

Hari dan Faul beranjak dari duduknya di bawah pohon rindang, ya keduanya berjalan dengan baik. Ya di tengah jalan Hari dan Faul bertemu dengan Randa yang membawa motor. Hari dan Faul, ya naik motornya Randa, ya jadinya tiga orang di satu motor jadinya cabe-cabean atau tiga pentol koreng api, ya sama aja deh. Singkat waktu sampai di rumah Faul. 

Ya Faul mengajak Hari dan Randa untuk makan bersama di rumah Faul. Hari di tawarkan makan, ya mau lah dan kebetulan perut Hari berbunyi, ya tanda laper gitu. Randa sebenarnya menolak sih ajakan Faul karena Randa ada janji sama Meli. Hari membujuk Randa dengan baik, ya jadinya Randa mau ikut makan di rumah Faul. 

Randa segera mengirim pesan singkat lewat Hp, ya jadinya Meli pengertian saja dengan keadaan Randa yang di tawarkan makan sama Faul di rumah Faul dan juga ada Hari. 

Faul, Hari dan Randa, ya masuk rumah Faul dan segera ke ruang makan. Ketiganya duduk dengan baik ruang makan lah. Faul membuka tudung saji dengan baik. Hari melihat makan enak di meja, ya begitu juga dengan Randa. 

"Hari ini Ibu masak makan enak," kata Faul. 

"Ternyata ada sayur yang di larang, ya bisa-bisa kita di tangkap polisi," kata Hari. 

"Ini sayur berbahaya. Ketahuan polisi kita di tangkap," kata Randa. 

"Polisi menangkap kita dengan senjata di todongkan di kepala kita," kata Hari. 

Ketiganya berimajinasi seperti di film-film, ya di tangkap polisi karena menyimpan barang terlarang ganja. 

"Masa muda kita di habiskan di penjara. Aku tidak mau," kata Hari. 

"Aku tidak mau masuk penjara. Aku punya impian dengan baik untuk masa depan ku dan aku telah berjanji ingin menikah dengan Meli, ya cewek yang aku cintai. Kalau aku masuk penjara, ya masa depan ku hancur," kata Randa. 

"Aku juga tidak ingin masuk penjara. Aku belum menyatakan cinta ku sama Rimar," kata Faul. 

"Cewek yang di sukai Faul itu Rimar. Aku baru tahu," kata Randa. 

"Sama aku baru tahu, ya kira-kira sudah  satu jam gitu. Faul suka sama Rimar," kata Hari. 

"Berarti Hari lebih dulu tahu kalau Faul suka sama Rimar," kata Randa. 

"Ya begitu lah," kata Hari. 

"Sudah mainnya!" kata Faul. 

"Karena berita di Aceh, ya tentang pembakaran ladang ganja sama polisi dan tentara, ya di kaitkan dengan sayur," kata Hari. 

"Kan memang kita tinggal Aceh," kata Randa. 

"Ceritanya tinggal di Aceh!" kata Faul. 

"Ya... ya... ya," kata Hari. 

"Padahal yang di omongin sayur berbahaya, ya cuma sayur singkong," kata Randa. 

"Ayo kita makan!" kata Faul. 

"Ok!!!" kata Hari dan Randa bersamaan. 

Ketiganya menyantap makan dengan baik, ya sampai perut kenyang lah. Setelah itu, ya Ketiganya duduk di ruang tamu, ya main kartu remi dengan baik, ya yang dimainkan main cangkulan lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK