"Hidup ini di jalankan penuh ke santai kan Eko?!" kata Budi.
"Iya," kata Eko.
"Hidup ini ada manusia yang baik dan juga manusia yang buruk," kata Budi.
Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik.
"Ya nama juga hidup. Contohnya : gorengan yang kita makan, ya baiknya sih makanan gorengan yang kita makan, ya mengenyangkan kita dan juga harga sesuai kantong. Kalau buruknya tentang gorengan, ya kata omongan para ahli bidang kedokteran untuk kesehatan. Kalau makan gorengan terlalu banyak, ya dampak di kemudian hari kena penyakit ini dan itu," kata Eko.
Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng.
"Contoh Eko benerlah. Ya sama aja dengan kopi, ya ada baiknya dan buruknya kalau di nilai dari kesehatan dan di teliti dengan baik sama orang-orang yang berpendidikan kedokteran," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik.
"Tujuannya kesehatan dan kesehatan," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Demi menikmati hidup ini di jalankan dengan baik," kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Kemajuan dari perkembangan teknologi, ya membuat orang menikmati hidup ini. Dan juga orang bekerja keras untuk kelangsungkan hidup. Contohnya : motor saja!" kata Eko.
"Motor itu. Kita nikmati dengan baik mengendarai motor dengan baik. Di sisi lain, ya motor di jadi kan alat untuk mencari nafkah dengan baik untuk kelangsungkan hidup," kata Budi.
"Tukang ojek," kata Eko.
"Sinetron yang berkaitan dengan tukang ojek, ya bagus juga sih. Ceritanya cerita kehidupan sehari-hari," kata Budi.
"Ya tetap saja. Dalam urusan berkendaran motor, ya harus menggunakan alat keamanan yang paling penting, ya helm. Tujuannya helm di pake kan untuk memberikan keselamatan pada pengendara motor. Apabila kecelakaan kan helm mencegah dari benturan hebat yang dapat membunuh manusia," kata Eko.
"Maka itu untuk mencegah dari kecelakaan, ya harus mematuhi peraturan yang ada. Contoh : tidak boleh menerobos lampu merah," kata Budi.
"Ada juga orang yang merasa nyawanya ada sembilan kaya nyawa kucing. Orang itu berani melanggar peraturan, ya mengendara motor seenak jidatnya sendiri dan tidak mementingkan orang lain," kata Eko.
"Merasa punya nyawa banyak, ya betingkah orang itu. Padahal nyawa pada manusia itu, ya tetap satu lah," kata Budi.
"Sedangkan tentang kecelakaan mobil, sampai dengan pesawat terbang....tinggal nonton saja di Tv, ya berita ini dan itu. Sebab musabab kecelakaan pun di jelaskan dengan baik di berita," kata Eko.
"Lebih lanjut tentang berita di Tv lebih baik, ya tentang kecelakaan ini dan itu. Jadi pelajaran bagi yang sadar. Bagi yang tidak sadar, ya seperti nyawanya orang itu ada sembilan kaya nyawa kucing saja di cerita, ya dongeng lah," kata Budi.
"Lebih baik kita main catur saja!" kata Eko.
"Ok. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Hidup ini antara baik dan buruk, ya seperti antara hitam dan putih," kata Budi.
"Papan catur ini...hitam dan putih," kata Eko.
"Hitam tetap lah hitam. Putih tetap lah putih," kata Budi.
"Kalau itu pola berpikir yang polos banget tentang hidup ini antara hitam dan putih. Padahal sebenarnya, ya yang hitam sebenarnya bisa jadi putih. Yang putih yang sebenarnya hitam," kata Eko.
"Aku mengerti omongan Eko. Contohnya : polisi di nilai citranya baik, ya putih. Ternyata ada polisi yang menjadi penjahat, ya hitam dengan menggunakan citra polisi yang putih itu. Polisi itu di debut oknum polisi. Berita di Tv kan begitu," kata Budi.
"Berita di Tv itu memberitakan tentang kehidupan manusia, ya antara hitam dan putih," kata Eko.
"Papan catur," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment