Malam yang tenang dan keadaan baik di lingkungan sekitar rumah Budi, yaaa di daerah Banten gitu. Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut yang bagus karena penampilan para artis yang ganteng dan cantik gitu. Seperti biasa sih....Budi duduk santai di depan rumah gitu....sedang asik baca cerpen yang ceritanya menarik, yaaa sambil menikmati minum teh dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Adil Khan, seorang perwira polisi yang sangat dihormati, ditugaskan ke Nandighat setelah 84 anggota negara bagian dan CRPF tewas sebagai martir. Dalam beberapa hari, ia menemukan bahwa kaum Maois, yang dipimpin oleh Rajan secara efektif menguasai wilayah tersebut. Mereka dapat dengan cepat menggagalkan upaya Adil yang paling gigih. Meskipun memegang posisi yang sangat berkuasa sebagai SSP Nandighat, Adil tidak pernah merasa begitu tidak berdaya dalam kariernya.
Namun, sahabatnya, Kabir kembali memasuki hidupnya. Tanpa akar, tanpa tujuan, dan sosok yang selalu berjalan. Satu-satunya pegangan hidupnya adalah persahabatan dan kesetiaannya kepada Adil. Sang pemberontak mengusulkan rencana yang keterlaluan: Ia akan menyusup ke kelompok Rajan dan menjadi informan Adil, dan bersama-sama mereka akan menghancurkan organisasi Maois di Nandighat. Meskipun merasa khawatir, Adil setuju.
Benar saja, Kabir berhasil masuk dan dengan licik memenangkan kepercayaan mereka, seperti yang hanya bisa dilakukannya. Dia diam-diam mulai memberi tahu Adil, yang mulai menyerang Naxal dengan sangat sukses. Gudang senjata yang sangat besar dirampok; dua pemimpin nasional dan 63 Naxal terbunuh di kamp pelatihan senjata, dan Rajan sendiri ditangkap. Dalam beberapa minggu, Adil-Kabir membalikkan keadaan, mendorong Maois ke posisi yang tidak menguntungkan.
Namun Kabir juga mulai bersimpati dengan ketidakberdayaan yang menyedihkan dari masyarakat miskin pedesaan, yang secara brutal dipindahkan atas nama pembangunan, yang hasilnya tidak pernah sampai kepada mereka; tanah mereka, hutan mereka, air mereka telah dirampas untuk memungkinkan bisnis besar mengeksploitasi daerah tersebut dan rakyatnya lebih jauh.
Kabir mulai mengidentifikasi dirinya dengan para Naxal. Juhi, seorang Naxal yang berdedikasi dengan hati yang lembut, yang telah melihat penderitaan yang tak tertandingi. Ia mulai jatuh cinta pada Kabir. Kebingungan dalam hati Kabir meningkat secara berbahaya hingga ia berada di ujung dilema yang mengerikan: Siapa yang ia dukung sekarang? Siapa yang ia lawan? Ia menemukan dirinya dalam chakravyuh (labirin) yang tidak dapat ia hindari lagi.
Namun, sebelum Kabir dapat melakukan satu upaya terakhir yang putus asa untuk menyelesaikan masalah ini dengan temannya Adil, berbagai kejadian mendorongnya untuk membuat pilihan yang akan membuatnya berperang dengan Adil. Perang yang akan mengubah masa depan wilayah tersebut. Perang yang hanya dapat berakhir ketika salah satu dari mereka menghancurkan yang lain.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita yang bagus ceritanya, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong gorengan gitu.
"Baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Yaaa berita-berita di koran menarik sih gitu, yaaa dari berita pemerintahan luar negeri, berita pemerintahan dalam negeri, berita olahraga, berita artis, dan berita kriminalitas yang ini dan itu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Karena Eko dateng, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini...tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa hidup ini keadaannya tetap sama. Keadaan kita kan Budi?" kata Eko.
"Keadaan kita!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini...tetap antara baik dan buruk...tinggal di lingkungan daerah Banten kan Budi?" kata Budi.
"Yaaa memang sih...hidup ini tetap sama tinggal di lingkungan daerah Banten. Yaaa karena antara paham agama dan tidak paham agama kan Budi?" kata Eko.
"Antara paham agama dan tidak paham agama," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yang paham agama, yaaa berusaha dengan baik berjalan di jalan baik demi kebaikan bersama. Sedangkan yang tidak paham agama, yaaa jadinya tanda tanya besar banget sih...antara baik dan buruk dalam menjalankan hidup ini," kata Budi.
"Hidup di lingkungan daerah Banten...antara kaya dan miskin," kata Eko.
"Memang hidup di lingkungan daerah Banten....antara kaya dan miskin. Yaaa miskin hidupnya penuh perjuangan demi hidup ini. Sedangkan kaya, yaaa sudah enak karena warisan ini dan itu," kata Budi.
"Kaya memang enak, yaaa di warisin ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main permainan kera sakti dan siluman... saja Budi!" kata Eko.
"Ya oke main permainan kera sakti dan siluman...," kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan kera sakti dan siluman....dengan baik gitu.