Budi duduk santai di depan rumahnya.
"Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi.
"Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerpen yang di baca Budi :
Seorang gadis SMA pendiam bernama Mitsuko selamat dari hembusan a gin yang membelah bus sekolahnya, membelah semua orang di dalamnya. Angin mengejarnya dan membunuh semua gadis lain yang berhubungan dengannya. Bingung, dia tersandung ke kampus sekolah menengah. Dia disambut oleh gadis bernama Aki, Sur, dan Taeko. Aki menghiburnya dan gadis-gadis itu membolos dan pergi ke hutan. Mereka merenungkan apakah ada banyak realitas dengan banyak versi dari diri mereka sendiri. Sur mengilustrasikan penentuan sebelumnya dengan bulu putih, yang menyatakan bahwa ini berarti waktu yang dibutuhkan bulu tersebut untuk jatuh dan di mana ia akan mendarat, semuanya sudah ditentukan. Dia menyarankan bahwa nasib dapat diakali hanya dengan melakukan sesuatu yang biasanya tidak pernah dilakukan, sehingga mengubah hasilnya.
Kembali ke sekolah, guru Mitsuko tiba-tiba mengacungkan senapan mesin dan melepaskan tembakan, membunuh semua gadis kecuali Mitsuko. Mitsuko kemudian diseret keluar kelas oleh Sur dan Taeko. Mereka mencapai ruang kelas yang berbeda di mana mereka melihat gadis lain, yang dibunuh oleh gurunya. Taeko mencoba menyerang gurunya, namun dia gagal, dan terbunuh. Saat Sur dan Mitsuko mencoba melarikan diri, Sur tertembak saat keluar. Saat Mitsuko keluar dari sekolah, kelas-kelas lain juga melarikan diri dari kamar mereka. Ketika gadis-gadis yang tersisa melarikan diri, salah satu dari mereka memohon agar Mitsuko memikirkan mengapa hal ini terjadi. Gadis-gadis yang tersisa kemudian diiris oleh angin.
Mitsuko kemudian mengembara ke kota, di mana dia dikenali sebagai petugas polisi sebagai Keiko. Mitsuko merasa ngeri ketika petugas polisi menempelkan cermin padanya dan penampilannya berubah total. Dia kemudian dibawa ke mobil petugas polisi untuk pernikahannya. Di pesta pernikahan, dia mengenali Aki sebagai salah satu pengiring pengantin. Dia kemudian diubah menjadi pakaian pernikahan. Aki, dengan bantuan Keiko, mulai membunuh semua pengiring pengantin yang membantu Keiko bersiap-siap. Keiko, memegang botol pecah, berjalan menuju pengantin pria, yang berada di dalam peti mati. Gadis-gadis itu kemudian mulai membuka pakaian hingga berbikini, bertingkah seolah-olah mereka sedang berada di sebuah pesta. Peti mati terbuka untuk memperlihatkan kepala babi sebagai pengantin pria, dan gadis-gadis berjalan ke arahnya, dan mencoba membuat Keiko mencium kepala babi itu. Setelah sedikit berjuang, Keiko akhirnya menusuk leher pengantin pria, dan jatuh tak bernyawa ke tanah. Semua orang mulai panik, dan guru dari sekolah muncul, dengan pakaian yang lebih jelek, dan menyerang Aki dan Keiko. Setelah beberapa saat, Aki dan Keiko menang, dan saat mereka pergi, Aki berpisah dari Keiko untuk 'mengalihkan perhatiannya'.
Dia akhirnya menemukan jalan ke jembatan, di mana seorang gadis menyuruhnya untuk mengikutinya. Dia melakukannya, dan keduanya berakhir di tengah lari maraton. Identitas Mitsuko sekali lagi berubah menjadi Izumi. Dia melewati cermin, dan sekali lagi ngeri melihat penampilannya telah berubah dari pakaian pernikahan berdarah menjadi pakaian pelari maraton, dan kuncir kuda. Dia akhirnya menemukan Aki, Sur, dan Taeko, yang semuanya sedang berlomba. Para guru muncul lagi, begitu juga dengan kepala babi, dan mereka mulai mengejar gadis-gadis itu, dan mengusir pelari lainnya. Dia kemudian disuruh mengambil jalan pintas, di mana dia menemukan sebuah gua.
Di gua itu, dia bertemu dengan sekelompok gadis revenant yang mencoba membunuhnya, menyatakan bahwa selama dia hidup, mereka akan terus mati. Dia diselamatkan oleh Aki, yang mengungkapkan bahwa mereka semua berada di dunia fiksi yang diamati oleh "seseorang" dan bahwa "seseorang" ini akan terus membunuh orang lain kecuali Mitsuko, sebagai "karakter utama", melakukan sesuatu untuk mengubahnya. Masing-masing skenario berada di dunia yang berbeda, dan untuk mencapai skenario terakhir, Aki mengatakan bahwa Mitsuko harus membunuhnya secara brutal dengan menarik kabel dari lengannya. Mitsuko dengan enggan melakukannya dan sebuah portal terbuka.
Dia mendapati dirinya berada di kota cabul bernama "Dunia Pria", yang hanya diisi oleh pria yang menikmati vidio game horor bertahan hidup 3D yang penuh kekerasan bernama Tag ., menggambarkan Mitsuko, Keiko, dan Izumi sebagai karakter yang dapat dimainkan. Dia pingsan dan terbangun di sebuah kuil di mana semua gadis dipamerkan seperti boneka. Dia menemukan seorang lelaki tua jompo sedang bermain game di TV-nya, menunjukkan berbagai cobaan yang dia lalui, dan ngeri melihat model dirinya yang berukuran penuh, Keiko, Izumi, Aki, dan semua gadis lainnya. Pria itu memberitahunya bahwa dia ada di masa depan; 150 tahun yang lalu, dia adalah seorang gadis yang dia kagumi sebagai sesama siswa. Ketika dia meninggal, dia mengambil DNA-nya dan teman-temannya dan membuat klon untuk game 3D-nya. Versi yang lebih muda dari lelaki tua itu muncul dan melepaskan pakaiannya, memberi isyarat padanya untuk tidur bersamanya. Lelaki tua itu memberitahunya bahwa tahap terakhir ini adalah pemenuhan keinginan terdalamnya: tidur dengannya.
Mitsuko menyerang pria muda itu, berteriak padanya untuk berhenti bermain-main dengan gadis seperti mainan. Dia merobek salah satu bantal, menghujani ruangan dengan bulu. Mengingat apa yang Sur katakan tentang menipu nasib, dia bunuh diri, yang mengejutkan lelaki tua itu, yang tidak menjadikan itu bagian dari permainannya. Menemukan dirinya sekali lagi di awal setiap skenario, dia secara bersamaan melakukan bunuh diri di bus, di pesta pernikahan, dan selama maraton sebelum skenario kekerasan apa pun dimulai. Dia kemudian terbangun sendirian di padang salju putih dan melarikan diri, menyadari bahwa "sudah berakhir sekarang".
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Owan pemuda yang baik, ya kerjaannya penjual ketoprak demi hidup ini. Sebagai umat muslim yang baik, ya Owan menjalankan ibadah dengan baik di rumah dan di mesjid. Untuk pemahaman agama, ya Owan mendengarkan ceramahnya Bang Jack di mesjid. Suatu hari Owan yang baru pulang dari rumah Jhon, ya biasa habis main catur dan ngobrol seputar cerita artis yang karirnya bagus gitu. Owan melihat cewek yang sedang menangis di bawah pohon rindang gitu. Niat Owan ingin menolong cewek tersebut, ya jadi di dekatin dengan baik gitu. Tiba-tiba cewek itu menghilang. Owan berkata "Kemana cewek itu. Apa aku salah lihat, ya?". Owan mengucek-ngucek matanya, ya siapa tahu salah lihat?. Ternyata bener cewek itu tidak ada di situ, ya menghilang begitu. Owan berkata "Jangan-jangan cewek itu....arwah penasaran". Jadi Owan membaca doa untuk mengusir arwah penasaran gitu. Sang arwah penasaran kesakitan mendengar doa Owan, ya karena arwah penasaran berada di atas pohon, ya sedang duduk gitu. Ya Arwah penasaran jatuh ke bawah gitu. Owan terkejut melihat ada cewek yang terkapar di jalan gitu. Di lihat dengan baik, ya sama Owan ternyata cewek yang ia cari gitu. Arwah penasaran meminta tidak di bacain doa pengusir tersebut. Owan tidak membaca doa mengusir arwah penasaran dan Owan berkata "Hantu". Arwah penasaran, ya terkesan dengan cowok yang tidak takut dengan hantu. Owan tidak takut hantu, ya karena punya kemampuan melihat hantu, ya jadi bilang indigo gitu. Arwah penasaran memberitahu namanya Vina. Ya Vina tahu nama cowok yang tidak takut hantu, ya Owan. Ya Owan ingin tahu kenapa Vina menjadi arwah penasaran, ya hantu. Vina menceritakan dirinya menjadi hantu gitu. Vina seorang cewek yang baik dan masih duduk SMA gitu. Ayah dan Ibunya Vina, ya pisah, ya cerai. Ya Vina tinggal bersama Ibunya dengan baik. Ada cowok yang di sukai Vina, ya bernama Raffi. Ya Raffi sebenarnya jadian sama Bella gitu. Vina memendam rasa sama Raffi. Ada cowok yang suka dengan Vina, ya cowok itu bernama Burhan. Vina menolak Burhan, ya karena Vina tahu kelakuan Burhan dengan teman-teman yang biasa bikin ulah ini dan itu, ya bisa di bilang sih geng motor gitu. Burhan yang di tolak Vina, ya sakit hati gitu. Suatu hari, ya Vina di culik Burhan gitu. Burhan mengidap penyakit kejiwaan gitu, ya jadi menghabisi Vina dan mayatnya di kuburkan dengan baik di sebuah hutan angker gitu. Burhan tetap seperti biasa ngumpul sama teman-temannya geng motor gitu. Ibunya Vina khawatir dengan anaknya tidak pulang-pulang, ya bisa di bilang hilang gitu, ya jadi meminta bantuan pada polisi Kepolisian Lapor Pak!, ya untuk mencari Vina. Pak Andre dan anak buahnya berusaha mencari Vina gitu. Ya Vina pun bangkit dari kematiannya untuk menuntut bales siapa yang membunuh?. Vina yang menjadi arwah penasaran, ya hantu mencari Burhan. Ketika Vina bertemu Burhan, ya ternyata Vina tidak bisa membunuh Burhan karena Burhan punya ilmu dari dukun yang bisa mengalahkan hantu sebuah kalung tengkorak yang di pakai Burhan gitu. Owan mendengarkan cerita Vina dengan baik, ya jadi menolongnya dengan baik gitu. Owan pun ke kantor polisi Kepolisian Lapor Pak!, ya untuk meminta bantuan untuk menangkap penjahat yang membunuh Vina dan memberitahu tempat Vina di kuburkan sama penjahat bernama Burhan gitu. Pak Andre dan anak buah bergerak berdasarkan laporan Owan. Burhan bersama teman-teman geng motor. Polisi tahu tempat ngumpulnya Burhan dan teman-temannya geng motor, ya di tangkap polisi karena banyak laporan tentang geng motor buat masalah ini dan itu. Burhan berhasil kabur dari polisi. Burhan bertemu dengan Owan. Ya Owan bertarung sama Burhan. Pertarungan sengit banget gitu. Owan bisa mengalahkan Burhan, ya melepaskan kalung tengkorak yang di pakai Burhan. Ya Burhan melarikan diri dari Owan gitu. Polisi masih mencari Burhan gitu. Ketika polisi ingin menangkap Burhan, ya hantu Vina datang ke Burhan dan membunuh Burhan gitu. Ya Burhan, ya matinya mengenaskan gitu. Mayat Vina di temukan polisi di hutan angker, ya di pindahkan ke tempat yang baik gitu. Ibu dan Ayahnya Vina, ya menerima kepergian Vina untuk selamanya. Ya Vina berterima kasih pada Owan dan Vina pun menghilang gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Dunia ini ada yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu...sinetron dan film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kisah cinta tokoh Vina, ya lika liku kisah cinta," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita horor. Tokoh Owan yang memiliki kemampuan indigo menolong tokoh Vina untuk menyelesaikan masalah gitu," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main permainan iii ada hantu!" kata Budi.
"Oke. Main permainan iii ada hantu!" kata Eko.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan iii ada hantu dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini tetap sama saja," kata Eko.
"Pergolakan hidup ini di pengaruhi dengan kepentingan manusia dengan tujuan ini dan itu," kata Budi.
"Miskin ingin kaya. Ya kaya ingin tetap kaya dan lebih kaya lagi," kata Eko.
"Tidak ada yang mau miskin karena miskin penderitaan hidup," kata Budi.
"Perilaku manusia demi keinginan demi hidup ini, ya baik dan buruk," kata Eko.
"Baik dan buruk," kata Budi.
"Yang baik, ya tidak ada masalah. Yang buruk, ya bikin ulah ini dan itu, ya jadi kacau ini dan itu," kata Eko.
"Ya orang-orang di bidang hukum, ya biasa menanggulangi yang buruk ini dan itu dengan tujuan lingkungan sosial masyarakat jadi baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya tetap asik main permainan iii ada hantu.