Dono berjalan menuju ke kafe. Di jalan bertemu dengan Anwar yang turun dari kereta kuda.
"Teman lama," kata Dono.
"Teman lama," Anwar.
Anwar dan Dono berpelukan. Setelah itu di lepaskan pelukan tersebut.
"Anwar masih kerjaan mu menghibur orang-orang?" kata dono.
"Masih kerjaan ku menghibur orang-orang. Artis. Aku akan mengadakan pertunjukkan di kota lain. Dono mampir ke sana, ya!" kata Anwar.
"Aku pasti mampir di tempat kerjanya Anwar. Kalau aku ada kerjaan di kota tersebut," kata Dono.
"Seperti biasanya kerjaan Dono sibuk. Jadi kesatria," kata Anwar.
"Ya begitu adanya," kata Dono.
"Aku ada urusan. Kita sambung lain waktu obrolan kita!" kata Anwar.
"Iya," kata Dono.
Dono, ya bergerak menuju kafe dengan berjalan santai. Anwar menuju sebuah gedung untuk menyelesaikan urusannya. Baru setelah itu Anwar pergi ke kota lain dengan menggunakan kereta kuda. Indro yang mendapatkan selebaran berupa pertunjukkan di kota lain beruapa nyanyi dan tarian....yang terpenting mengisi acara cewek-cewek cantik gitu. Indro, ya menemui Kasino. Memang Indro bertemu Kasino di jalan dan ngobrolin tentang pertunjukkan yang bagus di kota lain. Kasino mau nonton pertunjukkan di kota lain. Dono melihat Kasino dan Indro, ya asik ngobrol di pinggir jalan....jadi Dono menghampiri Kasino dan Indro.
Indro dan Kasino mengajak Dono untuk nonton pertunjukkan di kota lain. Dono, ya ikut deh untuk menonton pertunjukkan di kota lain bersama teman-temannya. Dono, Kasino dan Indro tidak jadi ngobrol di kafe karena takut ketahuan Saskia, ya bisa berabe gitu. Setelah di putuskan dengan baik. Dono, Kasino dan Indro berangkat ke kota lain dengan menggunakan kuda masing-masing. Memang perjalan memakan waktu, ya jauh gitu.
D jalan, daerah padang rumput gitu. Dono, Kasino dan Indro bertemu dengan monster Belalang yang besar banget. Monster Belalang menyerang. Ketiganya bertarung melawan Monster Belalang, ya dengan menggunakan pedang dan juga sihir. Pada akhirnya menanglah Dono, Kasino dan Indro. Perut Indro berbunyi setelah bertarung mengalahkan monster Belalang, ya Indro kehabisan energi setelah bertarung. Ketiganya memutuskan untuk menyantap monster Belalang. Segeralah monster di masak dengan di panggang saja pake ilmu sihir elemen api sama Indro. Setelah monster Belalang matang, ya segera di santap sama Dono, Kasino dan Indro.
Sampai perut ketiganya kenyang. Dono, Kasino dan Indro melanjutkan perjalan lagi. Memang perjalan di bawa santai sama ketiganya. Sampai-sampai salah arah tujuan, ya gara-gara Indro salah membaca lokasi yang di tuju dari kayu yang di pasang untuk menunjukkan arah. Ketiganya melewati daerah gurun pasir gitu. Keadaan memang panas dan membuat haus gitu. Muncul monster Kalajengking yang besar banget, yang keluar dari bawah pasir.
Dono, Kasino dan Indro bertarunglah menghadapi monster Kalajengking. Pertarungan sengit banget. Ya menang adalah Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya kehabisan energi setelah mengalahkan monster Kalajengking. Jadinya monster Kalajengking di jadikan makanan sama Dono, Kasino dan Indro. Monster Kalajengking matang, ya di santap dengan baik. Sampai perut ketiganya kenyang dan melanjukan perjalan.
Sampai di kota yang di tuju. Dono, Kasino dan Indro, ya langsung istirahatlah di penginapan untuk menghilangkan rasa capek. Beberapa saat kemudian, ya hilang rasa capek. Ketiganya bergerak ke sebuah gedung pertunjukkan. Di dalam gedung penuh dengan para kesatria yang ingin menonton pertunjukkan. Saat tirai di buka, tanda pertunjukkan di mulai. Terlihat cowok-cowok yang berpakaian cewek, ya menari dan menyanyi.
Para kesatria pada menunduk kepala tanda kecewa karena jauh-jauh dari kota lain untuk nonton pertunjukkan cewek cantik, ya termasuk Kasino dan Indro. Sedangkan Dono senang menonton pertunjukkan tersebut karena ada temannya, ya Anwar yang mengisi acara tersebut. Dono di panggil Anwar untuk naik ke panggung untuk ikut bernyanyi dan menari. Dono bernyanyi dan menari....riang gembira. Kasino dan Indro pun di panggil Dono untuk naik ke panggung untuk bernyanyi dan menari.
Keadaan penonton yang murung, ya akhirnya mencair dengan suasana riang gembira. Semuanya bersenang-senang menghibur diri. Dono pun di beritahu sama Anwar puncak pertunjukkan adalah cewek-cewek cantik. Ketika waktunya setelah pertunjukkan Anwar dan kawan-kawan. Mulailah pertunjukan yang sebenarnya.
Cewek-cewek cantik menari dan bernyanyi di atas panggung. Pokoknya ceritanya seperti girlband gitu. Dono, Kasino dan Indro senang banget nonton cewek-cewek cantik yang menari dan bernyanyi di atas panggung. Para kesatria yang lain pun senang juga menonton kebolehan dari cewek-cewek cantik yang menari dan bernyanyi. Suasana tambah meriah banget.
Monster Kadal yang besar banget dan juga menyemburkan api dari mulutnya. Monster Kadal tidak lah satu, ya ada lima gitu. Monster Kadal bergerak menuju kota dan menghancurkan apa yang di depannya. Keadaan di luar kacau gitu. Pertunjukkan di dalam gedung masih berlangsung dengan baik banget. Monster Kadal meruntuhkan atap gedung dengan ekornya. Jadi terlihatlah monster Kadal sama para kesatria yang lagi asik menonton pertunjukkan yang bagus.
"Monster pengganggu," kata Indro yang kesal.
"Serang," kata Kasino.
Para kesatria mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan menyerang para monster yang menyerang kota. Pertarungan sengit banget. Ilmu sihir di gunakan dengan baik untuk mengalahkan monster Kadal. Pada akhirnya monster Kadal di kalahkan sama para kesatria. Daging monster Kadal di buat makan sama para kesatria karena kehabisan energi setelah bertarung habis-habisan. Pertunjukkan cewek-cewek cantik yang tadinya terhenti di lanjutkan lagi dengan baik. Suasana kembali penuh riang gembira gitu. Sampai waktu acara kemeriahan itu selesai. Para kesatria meninggalkan kota tersebut. Dono menemui Anwar.
"Terima kasih telah menonton pertunjukkan ku," kata Anwar.
"Iya. Nama juga kita teman," kata Dono.
"Kalau begitu aku permisi. Mau ke kota lain!" kata Anwar.
"Iya," kata Dono.
Dono melihat Anwar naik kereta kuda di dalam kereta kuda ada cewek-cewek cantik lah. Indro dan Kasino, ya iri banget dengan Anwar yang bisa bersama cewek cantik di dalam kereta kuda.
"Ayo kita pulang!" kata Dono.
"Iya," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Ketiganya naik kuda dan di bawa dengan baik menuju arah pulang. Agar tidak tersesat lagi, ya Dono memandu perjalanan dengan baik sampai menuju kota. Esok harinya. Sampai juga di kota, tepatnya di penginapan Saskia. Sebenarnya Dono, Kasino dan Indro mau istirahat gitu karena dari perjalan jauh. Saskia tidak sendiri, ya ada Rara dan juga Selfi.
"Dari mana kalian bertiga?" kata Saskia yang berwajah serem banget.
Rara dan Selfi, ya berwajah serem juga gitu. Dono, Kasino dan Indro ketakutan banget.
"Anu...anu," kata Indro.
Dono diam dan begitu juga Kasino.
"Dari mana?" kata Saskia.
"Kayanya ketahuan ini mah," kata hati Indro.
Dono dan Kasino diam dan menunduk.
Saskia menjatuhkan selebaran di lantai. Indro pun mengerti....kenapa Saskia menjatuhkan selebaran di lantai?!.
"Maaf aku dan teman-teman menonton pertunjukkan tersebut," kata Indro.
"Kalau begitu di hukum membereskan kafe sampai bersih," kata Saskia yang tegas.
"Iya," kata Indro.
Dono dan Kasino, ya ikut saja.....takut sama Rara dan Selfi. Jadi Dono, Kasino dan Indro membereskan kafe dengan baik banget. Saskia, Selfi dan Rara meninggalkan tempat tersebut.
"Kalau punya pacar begini jadinya. Tidak bisa melihat cewek yang lain," kata Indro.
"Bener omongan Indro," kata Dono menegaskan omongan Indro.
"Kalau tahu jadinya begini. Lebih baik tidak punya pacar, ya tidak ada yang marahin kalau melirik cewek sana sini. Sendiri!" kata Kasino.
"Sendiri. Setuju!" kata Indro.
"Sama aku juga setuju. Sendiri lebih baik!" kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro melanjutkan bersih-bersih kafe dengan baik banget dari pada di marahin lagi sama Saskia, Rara dan Selfi.