"Eko. Aku punya cerita sih," kata Budi.
"Cerita apa?!" kata Eko.
"Cerita yang sebenarnya aku, ya tidak ingin menceritakannya. Takutnya jadi masalah sih," kata Budi.
"Cerita jadi masalah. Kan hanya sebatas bahan obrolan saja!" kata Eko.
"Memang sebatas bahan obrolan saja sih. Ya kalau begitu aku akan ceritalah," kata Budi.
"Aku menjadi pendengar yang baik," kata Eko.
"Aku belum mulai cerita. Eko omongannya kaya radio saja," kata Budi.
"Kan memang tren dari zaman awal radio berkembang sebagai infomasi yang baik, ya sampai sekarang masih menjadi tren dan juga masuk dalam dunia televisi, ya masih sama gayanya seperti penyiar radio. Dunia radio cuma tidak terlihat orangnya saja. Dunia televisi, ya kelihatan orangnya, ya tingkahnya yang begini dan begitu sampai vidio-vidio di jaringan internet," kata Eko.
"Pasarnya," kata Budi.
"Ya ekonomi lah," kata Eko.
"Jadi roda penggerak dengan baik ekonomi.....perkembangan teknologi ini dan itu," kata Budi.
"Jadi jenis pendidikan dan juga pekerjaan," kata Eko.
"Tuntutan hidup manusia. Harus bekerja demi keluarga. Kalau tidak bekerja, ya tidak makan. Yang gak mau kerja, ya bisa minta-minta, ya kaya pengemis dengan menyamar jadi apa pun di jalanan sana dan sini, ya berharap kebaikan orang-orang kaya. Padahal cukup jadi petani, perikan, dan pertenakan......untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenyataan hidup, ya manusia ingin kerja yang enak gitu di dalam gedung dengan kemajuan teknologi," kata Budi.
"Memang enak hidup di desa dari pada di kota. Kalau gagal kota, ya jadi pengemis ini dan itu, ya karena keadaan," kata Eko.
"Sudah jangan ngomongin itu terus. Aku akan cerita!" kata Budi.
"Silakan cerita!" kata Eko.
"Ceritanya seperti ini. Ada manusia yang membakar kitab-kitab ajaran agama Islam. Ya sisi lain ada manusia yang membakar ajaran kitab ajaran Kristen. Ya sisi lainnya lagi, ya manusia-manusia membakar semua kitab apa pun ajaran agama yang telah lahir di muka bumi ini. Tuhan menyaksikan ulah manusia yang membakar kitab-kitab agama yang ada di dunia ini. Pertanyaan ku adalah...apakah manusia yang menyakini agama yang di yakininya dari kecil sampai dewasa. Manusia itu marah atau tidak......kalau tahu.....ada manusia membakar semua kitab-kitab ajaran yang ada di dunia ini?" kata Budi.
"Cerita singkat banget. Tujuannya. Apakah manusia yang menyakini agama yang di yakininya dari kecil sampai dewasa. Manusia itu marah atau tidak....kalau tahu....ada manusia membakar semua kitab-kitab ajaran yang ada di dunia ini?. Aku Pikir dengan baik sih. Relatif sih," kata Eko.
"Kok relatif ?!" kata Budi.
"Orang yang belajar ajaran agama ini dan itu. Ada yang sok suci dalam tingkah lakunya dalam sehari-hari. Ya di pikir dengan baik......relatif lah," kata Eko.
"Maksud Eko....pastinya ada yang marah, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Ya iyalah. Apalagi organisasi agama ini dan itu yang membela mati-matian kebenaran dari agama yang di yakininya. Padahal keadaan sekarang gara-gara Covid-19, ya semua orang sok suci di runtuh kan semua dengan pola merubah tata cara ibadah ini dan itu. Berarti orang sok suci itu, ya sia-sia memperjuangkan agama yang di yakininya," kata Eko.
"Sisi lain, ya masa bodok kan Eko?!" kata Budi.
"Sisi lain...memang masa bodok. Kitab-kitab ajaran agama di bakar ini dan itu sama manusia yang ini dan itu. Ya manusia yang telah belajar dengan baik, ya menghafal tuh kitab-kitab ajaran dan bisa di tulis ulang lagi tuh kitab. Jadi masalah dapat di selesai kan dengan baik," kata Eko.
"Omongan Eko benarlah. Jadi relatif lah. Tergantung manusianya. Memahami ilmunya dengan baik," kata Budi.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.
"Ok....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas mejalah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.