Budi dan Eko duduk di rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Cerita lawak di acara Tv. Bagus-bagus, ya Eko?" kata Budi.
"Ya memang lawak di acara Tv, ya bagus-bagus," kata Eko.
"Bentuk pujian saja!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Berusaha sebaik mungkin membuat cerita yang ceritakan, ya di mainkan dengan baik. Tujuannya membuat tertawa, penonton di studio dan di rumah," kata Budi.
"Jadi pelawak itu keras berpikir. Tujuannya apa yang di buat bisa membuat tertawa semua orang. Ya bahagia gitu," kata Eko.
"Kepintaran dan kepintaraan," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku main wayang, ya bercerita!" kata Budi.
"Ya aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang di taruh di kursi. Wayang di mainkan Budi dengan baik, ya bercerita dengan baik lah. Eko menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik lah.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Josh Waitzkin yang berusia tujuh tahun menjadi terpesona dengan para pemain catur di Washington Square Park. Ibu Josh, Bonnie, awalnya tidak nyaman dengan minat putranya yang masih kecil, karena permainan di taman itu penuh dengan perjudian ilegal dan pemain tunawisma, ya tetapi akhirnya mengizinkan Josh bermain game dengan pemain acak-acakan seharga $5. Meski Josh kalah, Bonnie kagum karena Josh mengerti aturan catur, meski belum pernah diajari. Pemain taman lainnya, Vinnie Livermore, memberi tahu Bonnie tentang bakat maju Josh dalam permainan.
Ayah Josh, Fred, meminta untuk bermain dengan putranya dan dengan cepat mengalahkannya. Tampaknya, bagaimanapun, bahwa Josh sengaja kalah untuk menyelamatkan perasaan ayahnya. Ketika Fred meminta Josh untuk memainkan pertandingan ulang dengan jujur, Josh dengan mudah mengalahkannya.
Persahabatan berkembang antara Josh dan Vinnie, yang menjadi mentor Josh. Fred mencari jasa Bruce Pandolfini sebagai guru catur formal untuk putranya. Bruce langsung menyukai Josh, tetapi tidak menyetujui banyak taktik aneh yang dia adopsi dari pengawasan Vinnie. Secara khusus, Bruce tidak menyetujui kecenderungan Josh untuk mengeluarkan ratunya terlalu dini, dan memperingatkan Fred bahwa taktik ceroboh seperti itu akan melemahkan kinerja Josh dalam turnamen catur yang terorganisir.
Melawan saran Bruce, Fred mendaftarkan Josh di turnamen catur. Josh menang; yang pertama dalam serangkaian kemenangan turnamen untuknya. Fred mengembangkan obsesi yang tidak sehat dengan karir catur Josh, menyebabkan gesekan antara Fred, Bonnie, dan guru sekolah Josh. Josh, kesal dengan perubahan yang dia perhatikan pada ayahnya, mulai kalah dalam turnamen.
Sebagai obat, Fred mendedikasikan Josh sepenuhnya untuk rejimen pengajaran Bruce, dan atas permintaan Bruce, Josh dilarang bermain game lagi dengan Vinnie. Hubungan Bruce dengan Josh menjadi dingin dan tidak bersahabat saat Bruce berusaha memperkuat daya saing Josh. Ketika Bruce mencaci maki Josh dengan menghujaninya dengan "xerox yang tidak berarti" dari sertifikat yang sebelumnya dikatakan Bruce kepada Josh sebagai penghargaan khusus, Bonnie menendang Bruce keluar dari rumah.
Fred dan Josh berdamai, dengan Fred meyakinkan Josh bahwa dia mencintai putranya, bahkan jika dia bukan juara catur. Josh diizinkan untuk melanjutkan bermain catur dengan Vinnie dan antusiasmenya untuk permainan kembali.
Josh menghadiri turnamen Kejuaraan Catur Nasional, di mana dia dan Bruce berdamai. Di pertandingan terakhir, Josh berhadapan dengan Jonathan Poe, keajaiban muda lain yang bakatnya telah mengintimidasi Josh. Penggunaan taktik sembrono Vinnie oleh Josh menyebabkan dia kehilangan ratunya di awal permainan; Namun, mereka kemudian memberinya keuntungan ketika dia bisa mengklaim ratu Jonathan.
Jonathan membuat kesalahan di akhir pertandingan dan Josh memanfaatkan disiplin Bruce untuk menyadari bahwa dia bisa meraih kemenangan yang tak terelakkan. Sebaliknya, Josh menawarkan lawannya hasil imbang. Jonathan, tidak menyadari kesulitannya sendiri, menolak. Permainan berlanjut dan Josh menang. Ya akhir dengan Fred dan Bonnie memandang dengan bangga, saat Josh mendorong teman mudanya, Morgan, dengan mengatakan kepadanya: "Kamu adalah pemain yang jauh lebih kuat daripada aku di usiamu."
***
Budi cukup lama bercerita, ya pake wayang dan akhirnya selesai juga. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi, ya ceritanya, ya bagus lah. Budi menaruh wayang di kursi kosong.
"Banyak anak-anak berbakat dengan kepitaraannya masing-masing," kata Budi.
"Realitanya memang begitu, ya isi dunia ini," kata Eko
"Dengan kepitaraannya, ya dewasa, ya jadi pemimpin," kata Budi.
"Yang di omomgin siapa, ya Budi?" kata Eko.
"Ya Presiden!" kata Budi.
"Presiden negeri ini. Ya memang dengan kepintaraan bisa jadi Presiden. Ya berarti tahta Presiden, ya di wariskan pada yang pintar," kata Eko.
"Proses perjalan waktu dari awal sampai sekarang, ya kenyataannya tahta Presiden yang bisa menduduki, ya yang pintar lah," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur saja!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah.