CAMPUR ADUK

Saturday, September 17, 2022

LAKSHYA

Malam yang tenang, ya malam gelap bertabur bintang di langit. Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya teras rumah. Ya keduanya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

"Hidup di nikmati dengan baik, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Memang hidup di nikmati dengan baik, ya dengan penuh ke sederhanaan dengan baik," kata Eko. 

"Terus berjuang. Mengubah nasif dari kelahiran miskin, ya menjadi mampu," kata Budi. 

"Pokoknya pantang menyerah semangatnya. Kaya tentara kemerdekaan Indonesia," kata Eko. 

"Semangat pejuang yang terus membara dan di wariskan turun menurun. Demi Indonesia tetap berjaya," kata Budi. 

"Kali ini aku yang bercerita pake wayang!" kata Eko. 

"OK. Aku jadi penonton yang baik!" kata Budi. 

Eko mengambil wayang yang di taruh di kursi, ya wayang di mainkan dengan baik gitu dan bercerita dengan baik gitu. Budi menonton pertunjukkan wayang Eko dengan baik lah. 

Isi cerita yang di ceritakan Eko :

Karan Sheirgill adalah anak laki-laki tanpa tujuan dan pemalas yang tinggal di Delhi yang tidak memiliki tujuan untuk masa depannya. Ayahnya Sanjeev Sheirgill adalah seorang pengusaha kaya dan ibunya Shalini Sheirgill adalah seorang ibu rumah tangga. Pacarnya Romila Dutta alias Romi, seorang calon jurnalis, ya mencoba membuatnya mengerti bahwa dia perlu memiliki tujuan dalam hidup. Karan juga bertanya-tanya mengapa dia tidak tahu apa yang ingin dia kejar dalam hidup. Akhirnya, ya dia tanpa tujuan berpikir untuk bergabung dengan Angkatan Darat India setelah salah satu temannya memutuskan untuk melakukannya tetapi mundur. Namun, ya ayahnya akhirnya menyerangnya karena mengetahui keputusannya. Marah, dia memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Darat India dan mendapatkan nasihat Romi untuk tidak mendengarkan siapa pun jika dia benar-benar ingin melakukannya. Karan memberikan Ujian Layanan Pertahanan Gabungan dan terpilih ke Akademi Militer India di Dehradun. Namun, ya dia tidak disiplin dan tidak terbiasa dengan kehidupan di sana. Dia terus menerima hukuman selama pelatihan militer dari tim karena terlalu percaya diri dan malas. Kesal, ya dia melarikan diri dari akademi dan dipaksa untuk menghadapi pendapat rendah orang tuanya tentang dia. Keputusannya juga menyebabkan Romi marah putus dengan dia karena tidak menghormati keputusannya sendiri. Hancur, Karan akhirnya menerima situasinya dan membuat keputusan. Dia kembali ke Akademi Militer India, menerima hukumannya, dan menjadi kadet perwira yang fokus dan disiplin.

1 tahun kemudian, ia ditugaskan ke Angkatan Darat India sebagai letnan dan diberi selamat oleh ibunya. Karan ditempatkan di batalion ke-3 Resimen Punjab, ya dikomandoi oleh Kolonel Sunil Damle. Batalyon ditempatkan di Kargil, Ladakh. Karan kembali ke Delhi untuk cuti dan patah hati mengetahui bahwa Romi bertunangan dengan rekannya Rajeev Goel. Dia bertemu orang tuanya juga tapi cuti dipotong pendek dan dia dipanggil kembali ke batalionnya karena pecahnya permusuhan di Kargil. Dia melapor kembali ke batalionnya, di mana dia dipromosikan ke pangkat penjabat Kapten. Kolonel Damle memberi pengarahan kepada petugas tentang situasi terbaru dan mengungkapkan bahwa sejumlah penyusup telah melintasi Garis Kontrol (LoC) dari Pakistan dan saat ini menduduki serangkaian puncak gunung di sisi perbatasan India. Batalyon telah ditugaskan untuk mengamankan Point 5179, ya titik pandang penting yang mendominasi jalur suplai utama tentara, Jalan Raya Nasional 1D. Sisi utara gunung berada di sisi Pakistan dari LoC, sisi barat memiliki tebing batu vertikal setinggi 1000 kaki dan sisi selatan memiliki 3 km tanah kosong tanpa penutup. Karena itu, batalion memutuskan untuk menyerang dari sisi timur gunung. Bagian pertama serangan berhasil. Batalyon menghancurkan unit penyaringan musuh dengan Karan dikutip karena keberaniannya dalam menyelamatkan nyawa perwira lain. Sementara itu, Romi ditempatkan di Kargil sebagai perang koresponden. Romi pergi ke Kargil di mana dia bertemu dengan Karan yang berubah dan mulai jatuh cinta padanya lagi di tengah perang. Namun, Karan tetap enggan untuk membalas perasaannya karena dia masih mendapat kesan bahwa dia bertunangan. Pada serangan tahap kedua, batalion menyerang puncak gunung tetapi gagal untuk merebutnya karena keunggulan strategis dan persenjataan berat yang dimiliki Pakistan. Unit menderita banyak korban. Brigadir Puri memanggil Kolonel Damle dan memberinya waktu 48 jam untuk merebut puncak – setelah jangka waktu tersebut, ya tanggung jawab untuk Poin 5179 akan diberikan kepada batalion lain. Kolonel Damle kemudian memerintahkan sekelompok 12 perwira dan tentara (termasuk Karan) untuk memanjat tebing batu setinggi 1000 kaki di sisi barat gunung dan mengapit benteng musuh. Mereka akan diberikan dukungan artileri dari sisi timur. Karan menyadari bahwa dia akhirnya menemukan tujuannya dalam bentuk menangkap puncak. Karan juga mengetahui pertunangan Romi yang gagal dan mengungkapkan perasaannya padanya. Romi berjanji pada Karan bahwa dia akan menunggunya apakah dia kembali atau tidak. Unit memulai misi mereka dan saat bergerak melalui padang rumput menuju tebing batu, mereka diserang. Unit menemukan unit mortir Pakistan di lapangan dan menghancurkannya, tetapi kehilangan komandan mereka dan sejumlah tentara lainnya. Radio tim juga dihancurkan, sehingga mereka tidak dapat berkomunikasi dengan markas batalyon. Dari 12 awal, hanya 6 yang tersisa. Mereka memutuskan untuk melanjutkan misi. Mereka berhasil memanjat tebing dan menyerang posisi Pakistan pada malam hari. Serangan mereka berhasil meskipun Karan terluka, dan tim kehilangan 3 orang lagi. Keesokan paginya, Karan tertatih-tatih ke puncak, di mana dia menanam Bendera India dan api suar, menandakan kepada Kolonel Damle dan Subedar Mayor Pritam Singh bahwa mereka merebut puncak. Beberapa hari kemudian, Karan ditampilkan meninggalkan rumah sakit militer dan bersatu kembali dengan orang tuanya dan Romi yang bertanya kepadanya bahwa apa tujuan selanjutnya setelah mencapai yang pertama. Karan menjawab "kamu" dan mereka berdua berpelukan. Akhirnya Kolonel Damle memberi hormat kepada semua martir Operasi Vijay.

***

Eko selesai bercerita dan main wayangnya. Budi memuji pertunjukkan wayangnya Eko, ya begitu juga dengan ceritanya, ya bagus. Eko menaruh wayangnya di kursi kosong. 

"Sebenarnya. Kalau kita tidak memilih jalan jadi buruh, ya kerja di perusahaan. Bisa masuk jadi tentara, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Ya memang kita bisa masuk jadi tentara. Polisi pun bisa. Karena kita belajar dengan baik di sekolah SMA, ya lulus nilai memuaskan dan menjaga fisik dengan baik juga," kata Eko. 

"Ya karena kita tidak sekedar belajar di sekolah tingkat SMA, ya ikut pengajian muda mudi di lingkungan berbentuk organisasi agama, ya membentuk akhlaknya yang baik. Fisik di bentuk dengan baik, ya lewat seni bela diri," kata Budi. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko. 

"OK!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK