Eko duduk di depan rumahnya.
"Baca cerpen saja!" kata Eko.
Eko mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca cerpen yang ceritanya menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Mordred sang penyihir dan pasukannya mengepung Camelot. Uther Pendragon, raja Inggris, menyusup ke sarang Mordred selama serangan dan memenggal kepalanya dengan bantuan pedang unik yang ditempa oleh Merlin, menyelamatkan Camelot. Saudara laki-laki Uther, Vortigern; yang mengingini takhta, mengatur kudeta dan mengorbankan istrinya, Elsa untuk parit perempuan untuk menjadi Ksatria Iblis. Dia membunuh istri Uther, Igraine dan mengalahkan Uther; Putra Uther, Arthur, melarikan diri dengan perahu dan berakhir di Londinium. Diambil oleh pelacur, ia menjadi bos kejahatan yang tangguh dan cerdas di jalan. Namun, dia diganggu oleh mimpi buruk di malam ketika orang tuanya meninggal tanpa melihat siapa yang menyerang mereka.
Vortigern memerintah Inggris dengan kejam dan mendedikasikan sumber daya untuk membangun menara di dekat kastil. Ketika air di sekitar kastil surut, memperlihatkan pedang di dalam batu, dia menyuruh semua orang di kota itu untuk membawanya ke sana dalam upaya untuk mengeluarkannya. Arthur mampu menghindari penangkapan dengan bantuan para pelacur, tetapi akhirnya tertangkap. Dia mengeluarkan pedang dari batu, tetapi dikuasai oleh kekuatannya dan pingsan. Di penangkaran, Vortigern menjelaskan garis keturunan Arthur dan bahwa pedang itu penting baginya sebelum merencanakan eksekusinya.
Sementara itu, seorang penyihir yang mengidentifikasi dirinya sebagai pembantu Merlin menampilkan dirinya kepada mantan jenderal Uther, Sir Bedivere. Pada eksekusi yang direncanakan Arthur, mage menciptakan pengalihan sementara pasukan Bedivere menyelamatkan Arthur. Dibawa ke tempat persembunyian Bedivere, Arthur (awalnya) menolak untuk membantu mereka, tidak percaya bahwa dia adalah raja. Penyihir membujuk Bedivere untuk membawa Arthur ke alam yang disebut "Tanah Gelap", di mana dia melihat visi tentang bagaimana Ksatria Iblis, yang dinyatakan sebagai Vortigern, membunuh ibunya. Dia juga menyaksikan ayahnya mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Arthur dan mengubur pedang di batu terbuat dari tubuhnya sendiri, membuatnya sadar bahwa dia memang raja yang sah. Arthur mengetahui Vortigern bertanggung jawab untuk membujuk Mordred untuk menyerang Camelot, karena iri dengan popularitas Uther dan menginginkan tahta untuk dirinya sendiri. Dia membangun menara untuk meningkatkan kekuatan magisnya sendiri.
Arthur dan para pemberontak menyerang pasukan Vortigern dan akhirnya merencanakan upaya pembunuhan. Vortigern menghindari pembunuhan itu, dan pertempuran pun terjadi. Arthur melarikan diri dengan putra temannya, Blue, tetapi beberapa anak buahnya terbunuh dan satu ditangkap. Frustrasi dengan situasi, Arthur mencoba untuk melemparkan pedang ke danau, tetapi Lady of the Lake mengembalikannya dan menunjukkan kepadanya visi masa depan Inggris di bawah kekuasaan Vortigern. Berdamai dengan tanggung jawabnya, Arthur bersatu kembali dengan Bedivere dan mereka kembali ke tempat persembunyian mereka. Namun, orang yang mereka tangkap mengungkapkan lokasinya di bawah siksaan, penyihir dan Blue ditangkap, dan semua pemberontak lainnya terbunuh. Seorang utusan dari Vortigern menginstruksikan Arthur untuk menyerah hari itu di kastil.
Bedivere membawa pedang ke Vortigern di kastil dengan imbalan mage, menunjukkan bahwa Arthur tidak berdaya tanpa pedang. Arthur berjanji untuk menyerahkan dirinya pada hari berikutnya dengan imbalan Blue. Sebelum naik ke kastil, mage menyuntiknya dengan racun ular khusus untuk melindunginya dari serangan mendadak yang dia miliki. Ketika Arthur menghadapi Vortigern, seekor ular raksasa menyerang kastil di bawah kendali mage, menyelamatkan Arthur. Namun, Vortigern berlumuran darah ular yang mencoba menyerangnya, memberinya perlindungan dari ular raksasa. Saat pemberontak Bedivere memulai serangan mereka, Arthur merebut kembali pedangnya dan mengikuti Vortigern ke menara. Membutuhkan bantuan dari tas parit sekali lagi, Vortigern mengorbankan putrinya untuk sekali lagi menjadi Ksatria Iblis dan dihadapkan oleh Arthur. Setelah pertarungan brutal, Arthur memiliki visi ayahnya memberikan pedang Excalibur kepadanya, memungkinkan dia untuk mengalahkan Vortigern. Saat dia meninggal, Arthur menghiburnya dan meninggalkan tubuhnya. Sebagai akibatnya, para pemberontak menang dan merayakan nya. Arthur, setelah merebut kembali takhta yang sah, menjadi ksatria teman-temannya dan mulai membangun Meja Bundarnya.
***
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Yaaa Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan. Budi datang ke rumah Eko, ya di parkirkan motor dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Hidup ini," kata Budi.
"Ada apa dengan hidup ini?" kata Eko.
"Hidup ini pilihan manusia," kata Budi.
"Memang hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Agama pilihan manusia yang menjalankan hidup ini berdasarkan keyakinan masing-masing," kata Budi
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Agama yang di yakini manusia, ya ada di jalankan manusia sesuai aturan dan ada manusia yang tidak sesuai aturan," kata Budi.
"Hidup ini. Antara baik dan buruk," kata Eko.
"Baik dan buruk," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm. Aku punya cerita," kata Budi.
"Budi punya cerita. Berarti Budi mau cerita?" kata Eko.
"Iya aku mau cerita!" kata Budi.
"Yaaa aku jadi pendengar yang baik, ya mendengarkan cerita Budi seperti mendengarkan sandiwara radio," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gimana ceritanya Budi?" kata Eko.
"Begini ceritanya. Bos penjahat bernama Daksa merampok bank bersama anak buahnya. Usaha yang di jalankan Daksa berjalan dengan baik, ya rampok bank sampai melarikan diri dengan anak buahnya dengan mobil. Tapi ternyata kepolisian Lapor Pak!, ya Pak Andre bersama anak buahnya mengejar penjahat dengan mobil. Pengejaran tersebut, ya terjadi baku tembak antara polisi dengan penjahat. Sampai mobil Daksa, ya kehabisan bensin dan berhenti di pinggiran hutan gitu. Daksa dan anak buahnya keluar dari mobil, ya masuk hutan. Pak Andre beserta anak buahnya, ya menghentikan mobilnya, ya turun dari mobil dan mengejar penjahat sampai masuk hutan. Baku tembak tetap terjadi antara polisi dan penjahat. Anak buah Daksa, ya ada yang tertembak polisi dan juga tertangkap gitu. Daksa berada di pinggir jurang. Dari pada di tangkap polisi, ya Daksa memilih lompat kejurang, ya jebur di aliran sungai yang sangat deras banget. Pak Andre, ya gagal menangkap bos penjahat gitu. Pak Andre, ya tetap menyuruh anak buahnya untuk mencari bos penjahat mati dan hidup karena jebur ke aliran sungai sangat deras gitu. Daksa, ya ternyata masih hidup, ya pingsan di pinggir sungai. Daksa di selamatkan pendeta kuil ajaran Hindu, ya bernama Dorna. Air susu di bales air tuba, ya pendeta kuil bernama Dorna di bunuh Daksa. Jadi Daksa menjadi pendeta kuil dengan menyembunyikan identitas aslinya dari polisi yang mencarinya. Daksa jadi Dorna, ya citra baik pendeta kuil, ya yang aslinya sih Daksa masih membangun bisnis kejahatannya dengan baik gitu. Ada seorang Ibu sedang melahirkan anak. Ya anak terlahir tapi Ibunya meninggal karena pendarahan gitu. Ayah menerima istrinya meninggal dunia. Ayah memberi nama anaknya Siva. Ya Siva didik dengan baik sama Ayah dan juga guru pendeta kuil ajaran Hindu bernama Wisnu dengan tujuan membentuk kepribadian baik Siva berdasarkan ajaran Hindu yang di anutnya. Bertahun-tahun, ya Siva telah tumbuh menjadi pemuda yang baik, ya taat aturan ajaran Hindu dan kerja di kepolisian Lapor Pak!. Pemimpin Lapor Pak!, ya Pak Wendy yang sekarang gitu. Pak Andre telah pensiun dengan baik gitu. Siva jatuh hati pada cewek cantik bernama Parwati. Ya Parwati kerjaannya penari, ya mengajarkan menari pada anak-anak di sanggar tari gitu. Siva berhasil jadian sama Parwati gitu. Menjalankan kisah cinta yang baik, ya antara Siva dan Parwati gitu. Terjadi kejahatan di pasar gitu. Siva bertindak menghajar dan menangkap penjahat, ya di penjara gitu. Dua penjahat di interogasi dengan baik sama Pak Andika, Pak Surya dan juga Siva. Ternyata dua penjahat anak buah Daksa gitu. Pak Andika dan Pak Surya, ya tahu siapa Daksa? Ya penjahat yang di cari Pak Andre sampai pensiun. Siva mencari tahu dengan baik tentang Daksa dari informan di lapangan. Hasil di dapatkan bahwa Daksa menyamar menjadi pendeta kuil bernama Dorna untuk menutupi kejahatan selama ini. Pak Wendy menyuruh anak buahnya untuk menangkap penjahat bernama Daksa yang menyamar jadi pendeta kuil bernama Dorna. Saat penangkapan tersebut, ya terjadi pertarungan yang sengit sampai baku tembak gitu. Daksa dan anak buahnya di tangkap kepolisian Lapor Pak!, ya di penjara gitu. Setelah urusan meringkus penjahat, ya Siva menikah dengan Parwati dengan ajaran Hindu. Acara pernikahan berjalan dengan baik, ya bahagia, ya ada cerita tarian dan lagu yang bagus gitu. Begitu ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film gitu!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita berkaitan dengan ajaran Hindu kaya sinetron atau film yang di tayangkan di Tv, ya Budi?" kata Eko.
"Iya memang sih...ceritanya di kaitan ajaran Hindu. Ya ikut-ikutan saja dengan acara Tv gitu!" kata Budi.
"Oooo ikut-ikutan toh. Tidak ada masalah!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Penjahat menyamar jadi pendeta kuil demi menutupi kejahatannya," kata Eko.
"Yaaa seperti omongan kita seperti biasanya gitu. Topeng. Manusia yang menjalankan hidup ini, ya pura-pura," kata Budi.
"Topeng. Pura-pura. Harus berhati-hati dalam menjalankan hidup ini karena ada manusia yang berpura-pura menutupi perilaku buruk dengan citra baik jadi apa pun?" kata Eko.
"Memang harus berhati-hati dalam menjalankan hidup ini," kata Budi.
"Kisah cinta tokoh Siva dan Parwati, ya bagus kisah cintanya, ya sampai menikah sesuai dengan ajaran Hindu," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main permainan ular tangga Eko!" kata Budi.
"OK. Main ular tangga!" kata Eko.
Eko mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya main permainan ular tangga dengan baik.