CAMPUR ADUK

Friday, December 11, 2020

BINATANG

Indro sedang baca artikel di Hp-nya. 

"Zaman awal peradaban manusia, zaman purba," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel zaman purba dengan baik. 

"Primitif," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel tersebut. Kasino membuat kopi di dapur dan kopi pun jadi buat. Kasino membawa gelas kopi ke ruang tengah dan duduk di sebelah Indro. 

Kasino meminum kopinya dan juga berkata "Enak kopi ini." 

Gelas kopi di taruh di meja. 

"Indro sedang baca apa? Serius banget!" kata Kasino. 

Indro berhenti baca artikel di Hp-nya. 

"Zaman purba," kata Indro. 

"Binatang toh, atau bisa di bilang monster!" kata Kasino. 

"Kok di bilang binatang atau monster?!" kata Indro. 

"Manusia berevolusi dari binatang, ya buruk rupa kaya monster tingkah lakunya. Ada juga tiori-tiori banyak menjelaskan dan juga filmnya juga banyak gitu!" kata Kasino. 

"Ooooo iya aku inget. Ya binatang lah manusia itu, tapi jangan di bilang monster lah.....serem banget!" kata Indro. 

"Kalau manusia di katakan monyet atau anjing, walau di plesetin tuh perkataan. Kenapa harus marah, kenyataannya binatang?!" kata Kasino. 

"Oooooo iya kenapa harus marah kan?! Kenyataannya ada tiori jelas dan film yang menjelaskan peradaban zaman purba, ya manusia itu binatang," kata Indro. 

"Manusia di zaman sekarang di didik agar membuang prilaku yang buruknya itu yang susah di atur seperti binatang," kata Kasino. 

"Memang ia sih. Jika tidak didik dengan baik, ya manusia jadi bintang seperti zaman purba. Contohnya : orang gila yang mengkais-kais makanan sisa di tempat sampah gitu, ya sama jadi binatang," kata Indro. 

"Tepat sekali omongan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Zaman purba, ya manusia itu makan daging mentah sebelum menemukan api. Tidak ada memasak apa pun, ya masakan ini dan itu?!" kata Kasino. 

"Memang iya. Maka itu manusia di beri pilihan zaman sekarang. Satu, ya jadi manusia yang di hargai manusia lain. Yang ke dua tetap jadi binatang," kata Kasino. 

"Kalau begitu aku milih menjadi manusia di hargai manusia lain," kata Indro. 

"Pilihan yang tepat. Tapi ingat harus ikut aturan yang ada di masyarakat. Kalau melanggar, ya seperti contohnya : perkawinan di luar nikah, ya jadi perkara ini dan itu....maka akan di bilang binatang. Terserah mau di hina apa mereka itu?!" kata Kasino. 

"Iya juga. Didik agar menjalankan nilai kebaikan ini dan itu, eee malah banyak yang jadi binatang lagi kaya zaman purba. Ironis hidup di dunia ini," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itulah hidup ini," kata Kasino. 

Kasino mengambil remot di meja dan di hidupkan Tv dan di pilih chenel yang bagus gitu film zaman purba yang ada dinosaurusnya. Indro menaruh Hp-nya di meja dan mengambil gelas teh di meja, ya segera di minumnya dengan baik. Kasino juga mengambil gelas kopi dan meminum kopinya. 

Setelah itu Kasino dan Indro menaruh gelas minuman masing-masing di meja dan asik menonton Tv. Dono, ya sedang mengetik di leptopnya di dalam kamarnya. 

REALITA CINTA

Indro di ruang tengah bersama Kasino, ya nonton Tv. 

"Acara berita tentang seputar artis yang prahara ini dan itu, ya tetap saja ceritanya muter-muter," kata Indro. 

"Memang iya sih. Tetap muter-muter," kata Kasino. 

"Oiya Kasino. Ekonomi itu jadi seperti ini karena Negeri ini di bangun kan?!" kata Indro. 

"Memang karena Negeri ini di bangun. Dulu sebelum pabrik dan mall ada, ya kebanyakan hidup manusia jadi petani. Hidup tenang banget. Setelah pabrik dan mall di bangun, ya manusia jadi lebih gila karena ekonomi ini dan itu yang menuntutnya" kata Kasino. 

"Kenyataannya memang seperti itu. Kalau pabrik dan mall di hancurkan, ya ekonomi hancur berantakan banget," kata Indro. 

"Kalau Negeri di hancurkan dengan peperangan, ya ekonomi hancur lebur," kata Kasino. 

"Jadi peradaban di bangun lagi dari puing-puing kehancuran, ya susah juga!" kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Kasino. 

"Kadang harapan yang aku inginkan sih. Sepi seperti dulu. Ya tenang banget," kata Indro. 

"Mana mungkin hal itu terjadi!" kata Kasino. 

"Ya, mana mungkin! Manusia itu terus beranak pinak dan terus punya harapan punya ini dan itu. Jadi rame dan jadi bising dengan suara motor dan mobil, kaca contohnya jalan di depan rumah. Dulu sepi jalan depan rumah, ya sekarang.....rame banget. Manusia membeli motor dan mobil di hitung dari kelipatan manusia yang hidup. Berisik dan juga rame banget," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itu. Kalau terjadi gempa bumi, tsunami, tornado dan juga gunung meletus. Bencana alam yang aku sebutkan itu, ya menghancurkan segalanya termasuk ekonomi. Jadi mulai lagi peradaban di bangun lagi!" kata Kasino. 

"Sepi dan meratap gitu!" kata Indro. 

"Kenyataan seperti itulah," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Sedangkan Dono sedang menghadiri acara pernikahan, ya bersama Rara. Acara pernikahan berjalan dengan baik, walau masih keadaan pandemi Covid - 19. Karena acara pernikahan di buat sederhana mungkin. 

"Kasino, Dono menghadiri acara pernikahan temannya ya?!" kata Indro. 

"Iya. Dono menghadiri acara temannya, bersama Rara," kata Kasino. 

"Kisah cinta Dono dan Rara terus berlanjut dengan baik dong!" kata Indro. 

"Ya iya lah," kata Kasino. 

"Aku juga inginnya menghadiri pernikahan bersama Saskia," kata Indro. 

"Tadi di ajak tidak mau!" kata Kasino. 

"Masih....Covid - 19 sih. Jadi males, rame-ramenya!" kata Indro. 

"Semua karena Covid - 19, entah sampai kapan selesai nya? Momoknya bikin pusing. Padahal sudah ada vaksin tetap saja!" kata Kasino. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro. 
  
Keduanya pun fokus kembali nonton Tv. Dono dan Rara, ya masih di acara pernikahan gitu. 

MAIN JADI JAHAT

Dono dan Kasino, ya di ruang tamu. Dono sedang asik main game di Hp-nya dan Kasino, ya sedang baca bukunya. Indro di ruang tengah sedang nonton Tv, ya film gitu. 

"Film ini bagus banget. Perangnya luar biasa. Penjahatnya menghancurkan polisi dan militer juga. Sampai-sampai presiden pun jadi sasaran juga," kata Indro. 

Saat iklan di Tv Indro pun pindah duduknya ke ruang tamu. 

"Hidup seperti ini lagi ya?!" kata Indro. 

"Memang kenyataan hidup seperti ini apa adanya!" kata Dono, ya berhenti main game di Hp-nya. 

"Kalau ingin berubah, ya di bangun atau di hancurkan saja apa yang ada!" kata Kasino, ya berhenti baca bukunya. 

"Kalau kita bermain jadi jahat, ya apa yang Dono dan Kasino lakukan?!" kata Indro. 

"Permainan toh. Jadi penjahat kaya di film-film," kata Kasino. 

"Kan kaya sudah pernah, Indro!" kata Dono. 

"Ya di ulang lagi. Kaya di film-film gitu!" kata Indro. 

"Baiklah aku sepakatin permainannya," kata Dono. 

"Idem," kata Kasino. 

"Kalau aku, jadi jahat. Aku ingin menghancurkan mobil dan motor yang di punyai orang kaya yang sombong, ya begitu juga rumahnya. Karena orang kaya itu banyak uang ya, jadi pastinya akan beli motor dan mobil lagi yang baru dan juga bangun rumah yang baru juga. Uang ya orang kaya tidak mengendap di bank, ya ekonomi berlangsung dengan baik," kata Indro. 

"Ya jadinya jahat sih, tapi ada kebaikannya baik tujuannya uang orang kaya yang di endapkan di bank, ya di gunakan untuk beli barang-barang baru," kata Dono. 

"Kejahatan itu sih nanggun itu. Harusnya lebih jahat lagi kaya di film-film. Aku jadi jahat, ya membobol banklah dan menyandera orang-orang di bank," kata Kasino. 

"Kasino itu memang kejahatan yang sering di film. Nanti keluar deh pahlawan super yang inilah itulah yang memberantas kejahatan," kata Indro. 

"Kejahatan itu masih nanggung. Kalau aku jadi jahat aku menembakkan roket yang di arahkan ke gedung DPR, kantor polisi dan markas militer, ya tentara gitu. Jadi beritanya jadi heboh banget, Teroris....Teroris......Teroris," kata Dono. 

"Jahat Dono memang tidak nanggung sih. Perang yang sebenarnya. Dari pada banyak berita tentang Teroris, ya sekedar gitu-gitu saja!" kata Indro. 

"Kenyataan memang ada beritanya seperti itu saja!" kata Kasino. 

"Ya sudahlah pemain jadi jahatnya seperti itu aja. Tidak mungkin di laksanakan, ya cuma obrolan," kata Indro. 

"Ini cuma permainan saja!" kata Dono. 

"Seperti biasanya kan. Dampaknya pun, ya tidak ada," kata Kasino. 

"Kalau begitu aku nonton Tv ah!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan. 

Dono, ya main game di Hp-nya lagi. Kasino, ya baca buku lah. Indro sudah ruang tengah, ya nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. 

"Game ini yang di main kan, ya perang-perangan," celoteh Dono. 

Dono terus main gamenya. 

"Buku yang aku baca ini sejarah kemerdekaan ini dan itu. Ya perang-perangan," celoteh Kasino. 

Kasino terus baca bukunya. 

"Filmnya bagus banget. Kehancuran benar-benar terjadi," kata Indro. 

Indro terus asik nonton film yang di tontonnya. 

KISAH CINTA

Dono berhenti di mengetik di leptopnya.

"Dunia serasa tenang telah bertemu dengan yang di cintai," kata Dono.

Roh muncul dari sebelah kanan dan berkata "Dari zaman dulu sampai sekarang. Kisah cinta Adam dan Hawa masih terus berlangsung."

Dono mendengarkan omongan Roh dengan baik.

"Aku paham," kata Dono.

Dono pun mengetik di leptopnya dengan baik untuk melanjutkan cerita yang di buat. Kasino dengan Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah.

"Kehidupan masih seperti biasanya. Covid - 19 dan Covid - 19," kata Indro.

"Memang masih menanggulangi wabah. Flu ini dan itu," kata Kasino.

"Padahal sudah ada vaksinnya tetap saja, masih tidak berubah juga. Jadi kehidupan ini jadi serba kebingungan saja," kata Indro.

"Zaman kebingungan. Semua berubah gara-gara penyakit ini dan itu," kata Kasino.

"Pada takut mati semuanya," kata Indro.

"Kata-kata di bidang Kesehatan itulah yang selalu di ingat masyarakat "Mencegah lebih baik dari pada mengobati".....," kata Kasino.

"Hidup mau di bawa kemana arahnya untuk penyelesaiannya," kata Indro.

"Ya ikutin aja permainan yang di jalankan Pemerintahan sekarang. Semua dasarnya pilihan rakyat. Terimalah kebijakan yang di ambil pemimpin sekarang dalam menjalankan tugasnya, ya menanggulangi masalah ini dan itu," kata Kasino.

"Rakyat....pada akhirnya menerima kebijakan ini dan itu," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono berhenti mengetik di leptopnya.

"Heru menyukai Reni teman kuliah. Hubungan keduanya seperti biasa sebagai teman biasa saja. Perasaan Heru di pendam selama 4 tahun tujuannya untuk menyelesaikan kuliahnya. Sarjan pun di dapatkan dengan baik. Heru  ingin menyatakan cintanya pada Reni. Semua menjadi telat segalanya. Reni telah menerima cinta Yoga. Heru putus asa. Heru melupakan Reni untuk selamanya, sampai bertemu dengan Tasya. Gadis cantik yang masih kuliah. Heru sudah bekerja. Pelajaran masa lalu jadi guru terbaik Heru. Jadi Heru pun berusaha mendapatkan cinta Tasya. Ada penghalangannya dari  temannya Tasya yang menyukainya, ya Teguh dan Andri. Heru membuktikan cinta pada Tasya yang benar-benar tulus mencintainya. Tasya pun menerima Heru dengan baik. Tasya belum lulus kuliah, belum jadi sarjana. Heru segera meminang Tasya. Hidup bahagia Heru dan Tasya dengan cinta yang penuh dengan penuh kepastian. Ok. Cerita seperti itu saja!" kata Dono.

Dono pun mengetik di leptopnya kembali, ya cerita yang ia omongkannya dengan baik. 

"Drama cinta itu bagus ya Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Berbagai negara punya kisah cinta yang menarik dan juga terkenal, ya Kasino?!" kata Indro.

"Iya," kata Indro.

"Cinta itu memang menarik!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kedua pun kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono pun menyelesaikan mengetiknya, ya di simpan dengan baik hasil ketikannya. Dono mulai membuka jaringan internet untuk nonton Youtobe dan mencari vidio yang menarik.

"Semuanya seperti biasanya. Yang baru, lanjutan cerita," kata Dono.

Dono pun memutuskan tidak jadi nonton Youtobe, jadi main game di leptopnya.

NAKAL

Indro bertemu dengan teman lama di jalan, jadi ngobrol di pinggir jalan. Keduanya bercerita banyak hal tentang masa sekarang, ya ngobrol asik. Sampai ada kejadian di seberang jalan, ya masalah tentang kelakuan orang kaya sombong. Indro melihat kejadian itu jadi geleng-geleng kepala. 

"Dunia banyak orang kaya sombong dengan kekayaannya, ya Nanu?!" kata Indro. 

"Memang iya sih. Kalau ketemu orang kaya sombong seperti itu aku libas," kata Nanu. 

"Jangan-jangan kerjaan masa lalu di jalanin, ya Nanu?!" kata Indro. 

"Gara-gara kejadian di seberang jalan sih. Jadi obrolan mengarah untuk membuka rahasia!" kata Nanu. 

"Ya enggak juga sekedar obrolan saja," kata Indro. 

"Sebenarnya aku masih. Biasalah balas perbuatan orang kaya sombong ngeremehkan orang miskin. Jadi aku curi mobilnya dan aku oper sama teman ku tuh mobil. Ya teman ku membuang tuh mobil ke hutan. Yang punya mobil jadi gila karena mobilnya hilang," kata Nanu. 

"Kadang bagus juga memberi pelajaran pada orang kaya sombong," kata Indro. 

"Tetap saja kejahatan yang aku lakukan," kata Nanu. 

"Aku tahulah. Tetap kejahatan itu mah. Nakal itu mah. Semua itu kaya di film-film saja, kan Nanu!" kata Indro. 

"Iya sih. Ooooo....iya Indro aku masih ada kerjaan jadi obrolan lain waktu lanjutkan," kata Nanu. 

"Iya," kata Indro. 

Indro tetap duduk di pinggir jalan sambil melihat Nanu pergi membawa motornya menuju tujuannya. 

"Nanu dengan teman-temannya kalau nakal kelewatan ngerjain tuh orang sombong. Sampai kejadian mobil polisi di curi juga dan tuh mobil di buang di jurang," kata Indro. 

Indro meninggalkan tempat tersebut  dengan motornya menuju rumah. Sampai di rumah. Indro langsung ke halaman belakang. Di halaman belakang ada Kasino yang sedang bersantai sambil minum kopi. Indro duduk sambil mengambil bakwan goreng dan memakannya.

"Enak gorengan ini," kata Indro. 

Kasino menaruh gelas kopi di meja. 

 "Hari aku bertemu Nanu, Kasino," kata Indro. 

"Nanu toh, apa kabarnya?!" kata Kasino. 

"Baik sih. Cuma kelakuan....nakalnya masih toh," kata Indro. 

"Ooooo begitu. Kenakan Nanu kaya di film-" film yang mencuri mobil toh!" kata Kasino. 

"Aku tidak habis pikir. Preman pun di rekrut jadi temannya Nanu untuk melancarkan kenakalannya," kata Indro. 

"Aku sih tidak mau ikut campur urusan ku dengan Nanu. Takut kena getahnya," kata Kasino. 

"Aku mengerti itu. Cuma cerita saja!" kata Indro. 

"Iya cuma cerita saja," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Ya sudahlah ngobrolnya, aku ke dalam untuk nonton Tv!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino, ya mengambil buku di meja dan di baca dengan baik. Indro pun ke sudah di ruang tengah dan menyetel Tv, ya di pilihlah chenel yang menarik acara. 

"Ini saja, berita saja!" kata Indro. 

Indro pun asik nonton berita. Kasino tetap asik baca buku di halaman belakang. Sedang Dono sedang di sebuah kafe bersama Rara, ya sekedar ngobrol saja yang ini dan itu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK