CAMPUR ADUK

Saturday, February 2, 2019

LIBURAN KE LUAR NEGERI

Minggu pagi yang indah Dono tetap duduk tenang di atas balkon lantai dua sambil mengetik dan menikmati indahnya pemandangan alam sekitarnya. Indro sedang asik menelpon di dalam kamar dan akhirnya keluar kamar untuk menemui teman kerjanya yang sudah menunggu di restoran. Sedngkan Kasino yang baru bangun dari tidurnya langsung ke kamar kecil untuk buang air kecil dan sekalian mandi pagi.

Dono terus mengetik dengan santai terkadang ada kiriman pesan singkat dari pacarnya lewat sms yang nanya in keadaannya dengan segera membalasnya dengan kata-kata yang baik menyenangkan hati kekasihnya. Kasino pun selesai mandi dan langsung berganti pakaian, lalu mendekati Dono sambil menggeret kursi ke blakon.

"Don...serius amat di hari libur ini?" tanya Kasino.

"Ah..gak juga. Ada ide saja di benak...maka saya tulis," jawab Dono.

Kasino pun membaca tulisan Dono yang sedang di ketiknya dengan seksama.

"Silfi........cinta terlarang..benaran Don?" tanya Kasino.

Dono pun menghentikan mengetiknya pada leptopnya.

"Beneran..sudah di tulis tuh," jawab Dono.

"Kaya...namanya sama dengan Silfi penyanyi dangdut," tanya Kasino kembali.

"Emang ia..sengaja," jawab Dono kembali

"Kamu..ingin menaikin nama penyanyi dangdut bernama Silfi itu atau mendomrengnya....untuk meningkatkan tulisan kamu?" tanya lagi Kasino.

"Ya..sebenarnya...sih saya..gak ada niat mendrompeng untuk menaikin reting tulisan saya. Cuma sekali comot aja di tulis langsung di konsep rapih baik dan buruknya agar menarik saja untuk di baca. Kalau pembacanya memahaminya..bahwa saya untuk menaikin nama artis tersebut biar saja. Hanya kebaikan sedikit dari semua kebaikan yang tanamkan di mana-mana. Toh saya tidak minta imbalan seperti mereka. Yang meningkatkan perkara kecil jadi besar untuk konsumsi publik agar terkenal dan populer," penjelasan Dono.

"Pinter kamu Don tidak terpengaruh keadaan. Semua acara di Tv itu adalah rekayasa semuanya demi mencari keuntungan. Segala cara di lakukan untuk agar bisa bertahan di dunia hiburan. Makanya semuanya adalah kebohongan belaka," kata Kasino.

"Saya..tahu..lah. Ada penyanyi menang di pertandingan pencariaan bakat tujuannya nilai seportifitas. Ternyata malah untuk menaikin suatu daerah yang lagi bangun pemerintah atau mengalami bencana alam dan di proses untuk di bangun kembali oleh banyak bantuan alias simpatik," kata Dono.

"Jadi kamu tahu..kalau semua terkosep rapih?" tanya Kasino.

"Iya. Dari awal sampai akhir....kelihatan semuanya...Kasino."

"Kalau..begitu..hidup..ini penuh kebohongan dan akhirnya jujur..ya..Don."

"Yo.i...itulah isi dunia ini.....Kasino."

Dono melanjutkan ngetiknya di leptopnya. Kasino bangun dari duduknya dan melihat lingkungan sekitar dari atas blakon lantai dua.

"Indah juga pemandangan di sini...ya Don. Jalan-jalan..Don."

"Nanti..saya selesaikan tulisan saya..Kasino."

"Ya..saya tunggu Don."

"Iya," saut Dono.

Dono terus mengetik dengan baik dan idenya tertuang di dalam tulisannya. Kasino pun memencet Hpnya main game dengan antusias. Cukup lama Dono mengetik dan akhirnya selesai juga.

"Beres Kasino," kata Dono.

"Selesai juga toh..nulisnya," saut Kasino yang masih main game di Hpnya.

"Ayo..kita jalan-jalan sekalian nyari makan," ajakan Dono.

"Tunggu..sebentar..Dono....... Ya....kalah. Ayo Don."

Dono menaruh leptopnya di dalam tasnya dengan baik. Kasino sudah di luar kamar baru Dono segera keluar dari kamar. Kasino langsung menutup pintu kamar dan di kunci dengan baik.

"Kita cari makan dulu ya," kata Kasino.

"Saya juga sudah laper?" kata Dono.

Dono dan Kasino berjalan menuju restoran. Saat menurunin tangga berpapasan lah Dono dan Kasino dengan Via Valen.

"Artis...," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Dono dan Kasino langsung mengejar Via Valen untuk berfoto bersama pake Hpnya mereka berdua. Via Valen pun menerima dengan baik permintaan pengemarnya yaitu Dono dan Kasino. Lalu Kasino seperti biasanya iseng ingin tahu tentang berita yang hits memberitakan tentang Via Valen make karya orang. Awalnya Via Valen tidak mau bercerita dan menuduh Dono dan Kasino wartawan yang menginap di hotel di Singapura demi mencari berita tentangnya. Dono dan Indro langsung menjelaskan dengan seksama tentang mereka berdua pada Via Valen cuma penggemar saja.

Maka Via Valen pun sedikit bercerita tentang permasalahan dirinya. Dono dan Kasino dengan seksama mendengarkannya. Setelah itu baru Dono dan Kasino berpisah dengan Via Valen dan mengucapkan terima kasih. 

Dono dan Kasino menuju restoran untuk makan. Via Valen ke kamarnya. Di restoran Kasino memesan makan kesukaannya begitu juga dengan Dono. Pelayan restoran segera menyajikan makan dengan baik apa-apa yang di pesan Dono dan Kasino di meja.

"Waktunya makan," kata Dono.

"Iya..Makan," saut Kasino.

Dono menikmati makan yang enak begitu dengan Kasino. 

"Kasino ternyata...cerita Via Valen tadi...cuma untuk naikin reting namanya dan orang membuat perkara dengan dia. Cuma trik pemberitaan saja. Padahal kalau Via Valen tidak terkenalkan seperti penyanyi kampung lainnya tidak di perkarakan tentang penggunaan karya orang lain. Sampai ini dan itu ikutan andil untuk memenangkan yang membuat perkara untuk menjatuhkan Via Valen atau sebaliknya mengangkat namanya." kata Dono.

"Bener..Dono..cuma..trik dari meningkatkan popularitas..seorang artis di dunia hiburan. Di panggung politik juga sama...jadi artis..untuk menaikin popularitas...saja. Keuntungan demi keuntungan," saut Kasino menambahkan omongan Dono. 

Dono asik makan sampai kenyang dan Kasino juga dan tidak lupa membayarnya dengan uang pas. Barulah Dono dan Kasino jalan-jalan ke pantai menikmati indahnya pemandangan yang indah. Lalu Indro mendatangi Kasino dan Dono yang sedang main air.

"Gimana Dono dan Kasino..suka liburan di sini?" tanya Indro.

"Suka. Sih..deh," kata Dono sambil mengacungkan jempol.

"Terima kasih ya...Indro. Berkat kamu menang lotre sabun colek...kita liburan deh ke Singapura," kata Kasino.

"Iya..sama-sama," jawab Indro.

"Ngomong-ngomong..Indro itu judi gak kamu kok bisa dapet liburan di Singapura?" tanya Dono.

"Gak..judi Dono. Kasino cuma becanda. Yang bener itu saya ada urusan kerjaan di sini maka sekalian liburan kalian saya ajak untuk menemani saya. Toh semua yang bayar sponsor saya karena prospek kerja saya ke depan bagus," kata penjelasan Indro.

"Gak salah..nie anak di sekolahin Bapak dan Ibunya..untuk jadi orang sukses," pujian Dono.

"Yo.i....anak pinter bisa membaca situasi dan kondisi ekonomi dalam negeri dan luar negeri," pujian Kasino.

"Terima kasih atas pujian kalian berdua. Ayo kita jalan-jalan untuk menikmati makan dan minuman di daerah sini sampai puas dan menikmati lingkungannya. Jangan takut saya baru dapet bonus dari kerjaan saya," ajaka Indro.

"Ayo," jawab Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino, dan Indro beranjak dari pantai menuju daerah yang bagus  menggunakan mobil sewaan untuk di kunjungi seharian penuh dan sambil melihat pemandangan yang indah dan indah sekali.


Karya: No

SELISIH PAHAM

Seorang pemuda bernama Tino dateng ke rumah temannya dengan terburu dan sembunyi-sembunyi masuk rumah Tatang. Dengan segera Tino menutup pintu dan jendela.

"Kenapa kamu seperti ini......Tino?" tanya Tatang sambil duduk minum kopi.

"Saya kesini ingin mengajak kamu menjalan proyek besar di  negara Filipina...Toni." kata Tatang yang duduk dekat Toni untuk lebih menyakini.

"Proyek apa membuat kita kerja sampai meninggalkan tanah kelahiran kita demi bekerja di negeri lain?" tanya Tatang kembali.

"Proyek...menuju surga kebenaran..," kata Toni.

"Gila..kamu..surga..kebenaran. Kamu mau jadi pembunuh demi.....menunjukkan kebenaran yang belum tentu kebenarannya," kata Tatang yang mulai menolak ajakan Toni.

"Jika kamu tidak mau di ajak gak apa-apa. Saya bisa jalan sendiri," kata Toni.

Toni beranjak dari duduknya dan meninggalkan Tatang begitu saja. 

"Toni...," panggilan Tatang.

"Apa...?" jawab Toni sambil membalikkan badan.

Tatang melempar cangkir yang berisi kopi panas ke arah Toni. Dengan reflek Toni menyelaknya serangan dadakan cangkir yang berisi kopi panas.

"Apa..maksudnya.ini?" tanya Toni.

"Saya..ingin mengetes kamu. Orang ahli bela diri seperti kamu bisa di terpengaruh dengan visi dan misi yang menyesatkan di benak kamu," kata Tatang.

"Jalan ini sudah saya pilih. Jadi jangan ikut campur. Sebagai teman saya masih menghormati kamu Tatang. Tapi jika jual saya beli," kata Toni.

"Baik..kalau mau kamu," kata Tatang menjawab tantangan dari Toni.

Tatang bangun dari tempat duduknya dan langsung menyerang Toni dengan sebuah serangan tinjuan. Toni pun menangkisnya dengan tangannya. Lalu Toni pun menyerang juga dengan tinjuan, tapi Tatang bisa mengelak dengan cepat dan membalas dengan serangan dadakan sebuah tinjuan ke wajah. Dengan sigap Toni menangkisnya dengan tangan kuat. Pertarungan antara Toni dan Tatang di ruang tamu makin sengit dan tidak ada yang mengalah.

Keinginan Toni yang kuat mengalahkan semuanya dan akhirnya Tatang jauh di lantai dan mengeluar luka dari mulutnya karena Toni meninjunya dengan sangat kuat di wajahnya.

"Jadi pendirian mu sudah kuat..untuk menjalankan misi kamu menghancurkan gereja demi hal yang kosong..Toni?" tanya Tatang kembali.

"Iya...saya sudah memutuskan jalan saya ini benar. Kamu tidak bisa diajak untuk di jalan kebenaran ini. Maka lebih baik saya jalan sendiri." kata Toni.

"Toni..kamu..sudah buta dan tuli. Yang benar..itu menyelamatkan manusia di muka bumi...ini dengan saling berdampingan. Bukan menunjukkan ini yang benar dan itu yang salah. Kamu masuk dalam fanatik tidak bisa menerima masukan orang lain. Maka pernyataan kamu adalah paling benar dan benar," penjelasan Tatang dengan sebaik mungkin.

"Saya..ingin..mendapatkan surga kebenaran itu dengan jalan yang saya pilih," kata Toni.

"Tetap..gila..jalan kamu..Toni. Demi kebenaran kamu membunuh. Sinting namanya jalan itu," kata Tatang.

"Kita..tidak sepaham lagi. Jadi kita akhiri persahabatan kita..ini," kata Toni.

Toni keluar dari rumah Tatang dengan sikap yang penuh keberanian. Sedangkan Tatang menanggis dengan sedih kehilangan sahabatnya yang salah jalan.

"Semoga Alloh SWT membuka jalan kebenaran yang terbaik pada dirimu Toni," kata Tatang.

Tatang pun bangun dari keadaannya dan meminta tetangganya untuk membantu membereskan rumah yang porak poranda akibat pertarungan 2 lelaki menunjukkan jalannya kebenarannya masing-masing. Toni pun pergi dengan misinya yang benar-benar extrim. Selang beberapa bulan. Tatang mendapatkan kabar dari nonton Tv saat di rumah pakde Joko tentang pengemboman di gereja yang ada di negara Filipina.

"Bodoh..dan bodoh..kamu..Toni. Jalan kamu salah.....," kata Tatang meneteskan air mata.

Pakde Joko melihat keadaan Toni yang menangis sambil menonton Tv.

"Nak..kenapa kamu?" tanya pakde Joko.

"Enggak..apa-apa pakde Joko!?" kata Toni sambil menghapus air matanya.

"Kalau ada masalah cerita..pada pakdek nak siapa tahu pakde mu ini bisa nolong."

"Gak..ada kok pakde," kata Tatang dengan santun.

Tatang pun meninggalkan rumah pakde Tatang dan tidak lupa mengucap salam "Alamualaikum." Pakde Joko menjawab dengan baik "Waalaikum salam."

Tatang pun hendak pulang ke rumah, tapi tidak jadi malah ke mesjid untuk sholat dhuzur dan sholat sunah yang lainnya untuk meminta petunjuk pada Alloh SWT tentang temannya Toni. Tatang terus melakukan niat nazarnya itu sampai terus menerus. Pada akhirnya saat Tatang duduk di depan teras sambil minum kopi. Datanglah seorang tamu yang benar-benar tidak di sangka oleh Tatang.

"Toni," panggilan Tatang.

"Ini saya," jawab Toni.

"Bukannya kamu adalah salah satu pengebom gereja di negara Filipina?" tanya Tatang.

"Bukan saya yang melakukan pengeboman gereja di negara Filipina. Pada saat negara Filipina saya kehilangan paspor dan berusaha mengurusnya begitu lama prosesnya dan misi saya pun berjalan juga tapi ketika saya melihat anak kecil menangis terjatuh di hadapan saya. Sontak saya sadar. Jalan saya salah..Tatang. Kamu yang benar," cerita Toni.

"Astafirohulazim. Alloh SWT telah membuka pintu kebenaran yang sebenarnya pada teman saya. Akhirnya pulang juga di hadapan saya dengan keadaan hidup dan tidak menjalankan hal bodoh demi kebenaran yang belum pasti," kata Tatang yang penuh rasa syukur.

Toni dan Tatang berpelukan.

"Terima kasih sudah menjadi sahabat baik saya," kata Toni.

"Iya....sama-sama. Sebagai sahabat baik selalu mengingatkan temannya agar kembali ke jalan yang paling benar dan di ridhoi oleh Alloh SWT," kata Tatang.

Toni dan Tatang melepaskan pelukannya. Seperti biasa Toni menunjukkan teknik silatnya untuk menantang Tatang. Dengan sigap Tatang menerima pantangan Toni. Terjadilah pertarungan yang sengit antara Tatang dan Toni di halaman depan. Semua orang menyaksikan pertarungan ke dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Sampai akhirnya keduanya draw dan semua orang bertepuk tangan dengan kehabatan Toni dan Tatang sebagai juara di kampungnya.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK