Budi duduk santai di depan rumahnya.
"Nyanyi ah. Main gitar," kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
Isi cerita yang di baca Budi :
Max adalah anak laki-laki berusia 9 tahun yang kesepian dengan imajinasi yang aktif dan orang tua yang bercerai. Kakak perempuannya, Claire, tidak melakukan apa-apa ketika teman-temannya menghancurkan benteng salju Max dengan dia di dalam selama pertarungan bola salju. Karena frustrasi, Max mengacaukan kamar tidurnya dan menghancurkan bingkai yang dibuatnya untuknya. Kemudian, ibunya, Connie, mengundang pacarnya Adrian untuk makan malam. Max menjadi kesal padanya karena tidak datang ke benteng yang dibuatnya di kamarnya. Mengenakan setelan serigalanya, dia mulai membuat kekacauan di rumah. Saat Connie menegurnya, dia bertingkah dan menggigit bahunya. Dia berteriak padanya dan dia melarikan diri, takut dengan apa yang terjadi. Di tepi kolam, Max menemukan perahu kecil yang dia naiki.
Akhirnya, Max mencapai sebuah pulau yang merupakan rumah bagi sekelompok tujuh monster besar yang disebut Wild Things - yaitu, Carol, Ira, Judith, Alexander, Douglas, Bull, dan KW. Carol tengah mengalami amukan destruktif akibat kepergian KW. Max mencoba bergabung dalam kekacauan, tetapi mendapati dirinya menghadapi kemarahan yang mencurigakan dari Hal-Hal Liar. Ketika mereka berpikir untuk memakannya, Max meyakinkan mereka bahwa dia adalah seorang raja dengan kekuatan magis yang mampu membawa keharmonisan ke dalam kelompok. Mereka menobatkannya sebagai raja baru mereka. Tak lama setelah itu, KW kembali, dan Max menyatakan "keributan liar" di mana Wild Things menghancurkan pohon dan saling menjegal, sebelum tidur di tumpukan dengan Max di tengah.
Carol mengajak Max berkeliling pulau, menunjukkan kepadanya model yang dia buat yang menggambarkan seperti apa pulau itu. Terinspirasi oleh ini, Max memerintahkan pembangunan benteng yang sangat besar. Ketika KW membawa dua teman burung hantunya, Bob dan Terry, ke benteng, perselisihan terjadi karena Carol merasa mereka adalah orang luar. Untuk melepaskan rasa frustrasi mereka, Max membagi suku menjadi "orang baik" dan "orang jahat" untuk pertarungan gumpalan tanah. Namun, Alexander terluka selama pertandingan, dan Carol memarahi KW karena bercanda menginjak kepalanya, mendorong yang terakhir untuk pergi sekali lagi.
Max menemukan Alexander sendirian di benteng, di mana dia mengungkapkan bahwa dia tahu Max bukan raja dengan kekuatan magis, tetapi memperingatkannya untuk tidak memberi tahu Carol. Namun, Douglas mengungkapkan kebenaran ketika Carol mengamuk lagi di tengah malam atas keadaan benteng dan kegagalan Max untuk memenuhi tugasnya sebagai raja. Marah, Carol merobek lengan kanan Douglas - meskipun hanya pasir yang mengalir dari lukanya - sebelum mengejar Max ke hutan dan mencoba memakannya. Max diselamatkan oleh KW, yang menyembunyikannya di perutnya. Setelah Carol pergi, KW menjelaskan kepada Max betapa sulitnya hidup mereka, dengan amukan Carol hanya memperburuk keadaan. Max menyadari apa yang sedang dialami ibunya, dan memutuskan untuk meninggalkan pulau itu.
Max menemukan sisa-sisa pulau model Carol yang hancur dan meninggalkan tanda kasih sayang untuk ditemukan. Max menemukan Carol dan memberitahunya bahwa dia akan pulang karena dia bukan raja. Wild Things lainnya mengawal Max ke perahunya. Carol berlari untuk bergabung dengan mereka setelah menemukan token Max dan tiba tepat waktu untuk mengantarnya pergi. Dia mulai melolong dan Max melolong kembali; semua Hal Liar lainnya bergabung. Carol melihat KW, dan dia tersenyum ramah padanya. Kembali ke rumah, Max dipeluk oleh ibunya, yang memberinya semangkuk sup, sepotong kue, dan segelas susu. Dia duduk bersamanya saat dia makan dan dia melihat saat dia tertidur di meja.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada mainan mobil di atas buku gambar gitu. Eko mengambil mainan mobil gitu.
"Mainan mobil ini...buatan Budi kan?" Kara Eko.
"Iyaaa...mainan mobilan yang di pegang Eko, ya buatan aku. Yaaa biasa sih...Eko, yaaa mainan mobilan terbuat dari kardus gitu!" kata Budi.
"Mainan mobilan buatan Budi...dari kardus, ya nilai kreatifitas Budi gitu!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Mobil mainan....mobilnya Batman!" kata Eko.
"Mobil Batman!" kata Budi.
"Ide membuat mobil mainan Batman...dari acara Tv, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iyaaa Eko. Buat mainan mobil Batman, ya idenya dari acara Tv...kartun!" kata Budi.
"Kartun!!!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Keren sih...mobil mainan Batman buatan Budi!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
"Mainan mobilan seperti anak-anak," kata Eko.
"Anak-anak!" kata Budi.
"Happy-happy...anak-anak mainan mobilan, ya apa lagi mobilan yang di beliin sama Ayah dan Ibu," kata Eko.
"Mobilan cenderung anak cowok Eko. Sedangkan anak cewek...cenderung boneka!" kata Budi.
"Memang sih...cenderung mobilan anak cowok. Tetap ada sih...anak cewek yang suka dengan mobilan!" kata Eko.
"Memang sih...ada anak cewek suka dengan mobilan. Yaaa mungkin juga rasa suka sama mobilan, ya bisa terbawa sampai dewasa jadinya......jadi pembalap seperti cerita kartun atau film...pembalap cewek gitu," kata Budi.
"Suka mobilan sampai dewasa, ya mungkin!" kata Eko.
Eko menaruh mobilan di meja gitu dan mengambil buku gambar gitu.
"Di buku gambar ini.....Budi gambar apa ya?" kata Eko.
"Yaaa seperti biasa sih...Eko. Aku menggambar apa yang aku sukai?" kata Budi.
"Menggambar yang di sukai...Budi. Apa artis yang di sukai Budi yang di gambar Budi gitu?. Kaya cerita ini dan itu yang aku dapatkan dari Tv...saja, ya orang-orang yang menyukai artis yang di sukai jadi di gambar di buku gambar atau di lukis dengan baik di kanfas gitu!" kata Eko.
"Artis yang di sukai. Yaaa sebenarnya...aku ingin sih...menggambarnya sih tapi tidak aku gambar," kata Budi.
"Budi tidak menggambar artis, ya jadi aku buka buku gambarnya!" kata Eko.
Eko membuka buku gambar dengan baik gitu. Di buku gambar ada gambar-gambar yang di buat Budi dengan baik, ya dari gambar Maulana Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
"Budi buat gambar-gambar....Wali Songo toh!" kata Eko.
"Iya aku buat gambar-gambar Wali Songo!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ada orang-orang yang ngomong sih, ya kalau buat gambar tokoh-tokoh luar negeri...tidak cinta dalam negeri gitu. Di pikir dengan baik, ya aku memilih gambar tokoh-tokoh di dalam negeri...jadi aku cinta dalam negeri," kata Budi.
"Karena omongan orang-orang toh. Jadi Budi gambar tokoh-tokoh Wali Songo!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gambar-gambar yang di buat Budi...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko..pujiannya!" kata Budi.
"Ada kemauan pasti bisa membuat gambar yang di sukai!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja gitu.
"Main permainan Keluarga Somat dan Hantu saja!" kata Eko.
"Okey. Main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Keluarga Somat dan Hantu dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Eko. Apa pendapat Eko dengan obrolan di acara Tv yang mengangkat topik masalah yang viral ini dan itu?" kata Budi.
"Acara Tv....tentang obrolan toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Bagus...sih obrolannya sih, ya mengangkat topik masalah yang viral ini dan itu," kata Eko.
"Bagus...pendapat Eko!" kata Budi.
"Sedangkan pendapat Budi...gimana tentang obrolan di acara Tv?" kata Eko.
"Bagus sih Eko!" kata Budi.
"Bagus toh...pendapat Budi. Yaaa sama dengan pendapat aku!" kata Eko.
"Aku yang menonton acara Tv...dapat ilmu ini dan itu gitu," kata Budi.
"Yaaa wajar sih...Budi dapat ilmu ini dan itu. Karena aku dan Budi, ya lulusan SMA...kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa memang aku lulusan SMA, ya begitu juga dengan Eko. Yaaa masih harus belajar ini dan itu dengan tujuan sih, ya masa depan yang diinginkan!" kata Budi.
"Memang penting belajar ini dan itu dengan tujuan masa depan yang diinginkan itu...harus di usahakan dengan baik, ya penuh perjuangan untuk mendapatkannya!" kata Eko.
"Perjuangan. Maklum dasar dari keluarga tidak mampu," kata Budi.
"Yang penting itu...ada kemauan pasti ada jalan!" kata Eko.
"Yaaa yang enak sih...orang-orang yang orang tuanya kaya, ya mudah mendapatkan apa yang diinginkan?" kata Budi.
"Memang sih...yang enak orang-orang yang orang tuanya kaya. Yaaa hidup ini...sudah takdir masing-masing, ya rezeki masing-masing. Tidak boleh iri dengan orang-orang yang berhasil karena orang tuanya kaya. Harus berjuang seperti pejuang kemerdekaan demi negeri ini merdeka dan mengusir penjajah dari negeri ini," kata Eko.
"Merdeka!!!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan Keluarga Somat dan Hantu gitu.