Budi duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku komik di bawah meja, ya buku di buka dengan baik, ya di baca dengan baik cerita dan juga melihat dengan baik teknik gambar yang bagus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Joe Yabuki adalah drifter muda yang kebetulan bertemu dengan Danpei Tange, mantan pelatih tinju, saat berkeliaran di San'ya. Joe di tangkap karena penipuan dan dijebloskan ke penjara sementara tempat dia melawan Nishi Kanichi, pemimpin sekelompok hooligan. Dia dan Nishi kemudian dipindahkan ke Penjara Remaja Keamanan Tinggi Toko (東光特等少年院, TokoTokuto Shonen'in), sebuah pusat penahanan remaja mil jauhnya dari Tokyo. Di sana, Joe bertemu Tōru Rikiishi, mantan petinju ajaib, dan persaingan berkembang di antara mereka setelah Rikiishi mencegah Joe dan Nishi melarikan diri. Mereka mencoba untuk menyelesaikan persaingan dengan saling berhadapan dalam pertandingan tinju, di mana Rikiishi mendominasi Joe sampai yang terakhir memukulnya dengan serangan balik, menghasilkan KO ganda. Merasa hasil pertandingan tidak menyelesaikan apapun, Joe dan Rikiishi bersumpah untuk bertarung lagi. Saat Rikiishi mengetahui bahwa dia akan dibebaskan, dia menantang Joe untuk bertarung di masa depan, dan keduanya berjanji untuk bertemu lagi, kali ini sebagai petinju profesional.
Setelah dibebaskan dari penjara, Joe awalnya kesulitan mendapatkan lisensi tinju karena kurangnya pendidikan formal, tetapi berhasil dalam upaya keduanya dengan bantuan Danpei dan Nishi. Joe berhasil naik ke kelas bantam, ya setelah memprovokasi petinju juara Wolf Kanagushi. Joe dengan cepat naik pangkat dan mendapatkan popularitas karena gayanya yang berkelahi, dan kemenangan KO lintas counter merek dagang. Joe berhasil melakukan serangan balik tiga kali lipat pada Wolf. Joe kemudian mendapatkan hak untuk melawan Rikiishi di ring profesional.
Meskipun Rikiishi dijamin memiliki karir yang menjanjikan, dia berniat menyelesaikan skornya dengan Joe, yang menurutnya menghalangi jalannya. Karena Rikiishi tiga kelas berat di atas Joe, dia menjalani program penurunan berat badan yang sangat melelahkan, termasuk dehidrasi parah. Rikiishi menjatuhkan Joe di ronde ke-8 dan menang, tetapi meninggal setelah efek gabungan dari penurunan berat badan yang ekstrem pada tubuhnya dan pendarahan otak yang dideritanya dari Joe selama pertarungan.
Joe mengalami trauma mental dan fisik akibat kematian Rikiishi; selama pertandingan, Danpei menyadari bahwa Joe tidak dapat memberikan headshots kepada lawannya. Joe membutuhkan waktu untuk mengatasinya dan membuatnya kalah tiga kali berturut-turut, tetapi ia akhirnya menaklukkan ketakutannya saat menghadapi petarung peringkat #6 dunia, Carlos Rivera. Pertarungan berakhir dengan seri, namun itu memberi Joe ketenaran dan rasa hormat yang luar biasa di seluruh dunia, terutama karena Carlos akan menghadapi Juara Dunia José Mendoza di pertandingan berikutnya.
Joe mulai menaiki tangga tinju, tetapi kesulitan mempertahankan kelas bantam karena percepatan pertumbuhan yang terlambat, memaksanya untuk menjalani latihan berat yang mirip dengan yang dialami Rikiishi. Dia mengalahkan Juara OPBF, Kim Yong-bi, petinju Korea Selatan dan penyitas Perang Korea, ya mendedikasikan kemenangan untuk Rikiishi. Setelah memenangkan pertandingan perebutan gelar, Joe mempertahankan gelarnya. Dia memenangkan semua pertahanan, akhirnya mempertahankannya melawan petarung Malaysia Harimau. Dia sekarang diberi kesempatan untuk menghadapi Juara Dunia José Mendoza, yang mengalahkan Carlos Rivera dengan pukulan KO di ronde pertama, mengakhiri karir tinjunya. Belakangan terungkap bahwa Carlos telah mengalami kerusakan otak permanen akibat pertarungannya.
Pertarungan diadakan di stadion yang penuh sesak, dan dihadiri oleh banyak teman dan mantan saingan Joe, termasuk Wolf dan Carlos yang sekarang sakit-sakitan dan kurus. Joe menghadapi Mendoza, meskipun dia dalam posisi yang kurang menguntungkan sejak terungkap bahwa dia mabuk berat, dan kehilangan penglihatan di satu matanya. Pertandingan berlangsung brutal bolak-balik dengan Joe mampu merobohkan sang Juara lebih dari satu kali. Meskipun awalnya tenang, José mulai kehilangan akal ketika Joe terus bangkit tidak peduli berapa banyak kerusakan yang dia terima, sampai-sampai dia bertanya-tanya apakah dia terjebak dalam mimpi buruk. Pertandingan berlangsung selama lima belas ronde, dengan Mendoza nyaris tidak mendapatkan kemenangan dengan poin, tetapi yang mengejutkan penonton, José tampaknya telah menua puluhan tahun dalam hitungan menit dari korban yang telah diambil oleh pertarungan di tubuhnya, dengan rambutnya memutih karena trauma yang dia alami. Danpei berbalik menghibur Joe hanya untuk menemukan dia tidak responsif, tetapi dengan senyum di wajahnya. Sudah lama diperdebatkan di kalangan penggemar apakah Joe meninggal atau tidak: Chiba menyatakan bahwa dia menggambar adegan akhir pada menit terakhir, dan akhir asli Takamori berbeda. Penafsiran yang bertentangan juga telah diberikan oleh penulis manga sebagai hasilnya: Takamori menyatakan dalam biografi tahun 1979 bahwa Joe meninggal, sementara Chiba menolak berkomentar langsung, mengisyaratkan bahwa Joe mungkin masih hidup.
***
Budi selesai baca buku komik, ya buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini memang pilihan," kata Budi.
"Ya memang hidup ini pilihan," kata Eko.
"Dalam urusan cinta. Ya pilihannya terus menjalankan urusan cinta atau putus?" kata Budi.
"Ya kalau masih ada rasa cinta, ya lebih baik teruskan hubungan cinta. Kalau urusan cinta itu tidak bisa di teruskan, ya lebih baik putus dari pada saling menyakiti satu sama lain," kata Eko.
"Kalau obrolan ini di mainkan dalam permainan seandainya," kata Budi.
"Permainan seandainya. Permainan Budi," kata Eko.
"Nama tokoh cowoknya siapa ya? Ya Budi saja!. Kalau nama tokohnya ceweknya? Defrina!" kata Budi.
"Ngomong-ngomong. Defrina itu siapa?" kata Eko.
"Artis penyanyi dangdut!!!" kata Budi.
"Oooo nama penyanyi dangdut toh. Silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Ceritanya. Budi seorang pemuda yang baik. Setelah lulus SMA, ya Budi memutuskan dengan baik membuka usaha rumah makan. Ya makan andalan yang di jual Budi, ya ayam geprek gitu, ya mengikuti fenomena ini dan itu, ya berita Tv, ya ceritanya. Modal dari tabungan gitu. Usaha di jalankan dengan baik sama Budi gitu. Karena usaha sudah berjalan baik, ya pelanggan tetap sudah ada gitu. Budi berpikir dengan baik, ya urusan cewek, ya jodoh gitu. Budi sering ngumpul dengan Eko, Erwin dan Abdul. Sampai Budi bertemu dengan cewek cantik bernama Defrina, ya anak kuliahan gitu. Budi berusaha segala cara, ya bisa dekat dengan Defrina. Usaha Budi berhasil dengan Defrina, ya sampai jadian pacaran gitu. Budi yang masih happy cinta dengan Defrina, ya terkadang lupa dengan usaha yang di jalankannya. Untung saja teman-teman terbaik, ya membantu Budi, ya agar usaha Budi berjalan dengan baik gitu. Dalam kisah cinta, ya pasti ada ujiannya gitu. Defrina dan Budi, ya mulai cekcok gitu dari hal masalah kecil sampai masalah besar. Dari permasalahan ini dan itu, ya mempengaruhi kerjaannya Budi dan kuliahnya Defrina. Apalagi usaha Budi mengalami masalah pelik, ya pemasukan mulai kurang gitu. Budi memilih antara putus Defrina atau fokus usaha. Ya Budi lebih baik putus dari Defrina, ya lebih baik fokus ngurusin usaha yang di bangun gitu, ya di selamatkan dengan baik dari kebangkrutan gitu. Ya Defrina, ya memilih putus dengan Budi demi fokus kuliahlah. Budi meminjam uang pada Bank, ya kredit untuk modal usaha, ya menyelamatkan usaha gitu. Dengan gigihnya Budi menjalankan usahanya sampai akhirnya Budi bisa membayar kredit Bank dengan baik. Usaha Budi telah baik lagi gitu. Budi pun bisa ngumpul dengan teman-teman dengan pikiran santai, ya beban berat telah hilang gitu. Defrina tetap fokus kuliah dengan baik. Ada cowok yang ingin dekat Defrina, ya teman kuliah bernama Anto gitu. Defrina memutuskan penjajakan dengan Anto gitu. Budi, ya mulai lagi mencari cewek yang baik gitu, ya cari jodoh gitu, ya sampai bertemu dengan Lia. Ya Lia itu kerjaannya kuliah gitu. Terkadang Budi dan Defrina ketika bertemu sengaja atau tidak sengaja, ya ada rasa cinta dan ingin balikan gitu, ya keduanya masih diam seribu bahasa dan jalan masing-masing menjalankan pilihan hidup masing-masing. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hubungan cinta, ya sering cekcok lebih baik putus saja," kata Eko.
"Ketika sudah putus hubungan. Terkadang, ya belajar dari kesalahan. Seperti cerita film dan sinetron, ya ada keinginan balikan, ya di sebut CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)," kata Budi.
"Ya terserah itu mah yang jalan hidup!" kata Eko.
"Ceritanya sih. Menurutku. Ya Budi dan Defrina, ya bisa balikan urusan cinta karena belajar dari kesalahan. Jadinya Budi dan Defrina, ya lebih dewasa lagi, ya menyikapi permasalahan ini dan itu," kata Budi.
"Kematangan berpikir, ya dewasa!!!" kata Eko.
"Permainan seandainya selesai. Ya sudahlah sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA. Kata Budi, ya biasanya "Ya dunia ini banyak lebih baik bercerita dari aku. Seperti contohnya : film dan sinetron".....," kata Eko.
"Emmmmm," kata Budi.
"Main catur saja Budi!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Hidup ini. Harus kerja keras demi tujuan tercapai dengan baik," kata Budi.
"Realita kehidupan ini. Sama halnya dengan usaha orang yang terjun di bidang olahraga. Kerja keras dan juga pintar demi tujuan tercapai dengan baik gitu," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
Keduanya, ya main catur dengan baik. Sekitar sepuluh menit, ya main catur dengan asiknya. Abdul dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Budi dan Eko.
"Karena sudah ada Abdul. Jadi udahan main caturnya Eko. Ya di ganti main kartu remi!" kata Budi.
"OK!!!" kata Eko.
"Main kartu remi," kata Abdul.
Budi dan Eko, ya membereskan catur dengan baik, ya Budi menaruh papan catur di bawah meja. Ya kartu remi di ambil di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi sama Budi. Ya Eko, Budi dan Abdul bermain kartu remi dengan baik gitu.