Budi duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Nyanyi ah menghibur diri!" kata Budi.
Budi mengambil gitarnya yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik, ya bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Abang Tukang Bakso' :
Isi cerita yang di baca Budi :
Ippo Makunouchi adalah siswa sekolah menengah yang sangat pemalu, ya tidak dapat berteman karena selalu sibuk membantu ibunya menjalankan bisnis piagam memancing keluarga mereka. Karena dia menyendiri, ya sekelompok pengganggu yang dipimpin oleh Umezawa menjadi kebiasaan untuk mengganggunya. Suatu hari, ya ketika para pengganggu ini memberinya pukulan yang cukup serius, ya seorang petinju profesional kelas menengah yang lewat menghentikan mereka dan membawa Ippo yang terluka ke Kamogawa Gym (鴨川ボクシングジム, Kamogawa Bokushingu Jimu), milik pensiunan petinju Genji Kamogawa, untuk mengobati lukanya. Setelah Ippo terbangun oleh suara latihan petinju, ya petinju yang menyelamatkannya, ya Mamoru Takamura, ya mencoba menghibur Ippo dengan membiarkannya melampiaskan kekesalannya pada karung pasir. Saat itulah mereka pertama kali melihat bakat tinju Ippo. Setelah kejadian itu, ya Ippo banyak memikirkan situasinya dan memutuskan bahwa dia ingin memulai karir sebagai petinju profesional. Ketika dia menyampaikan pesan ini kepada Mamoru Takamura, dia ditegur secara lisan: Takamura mengira Ippo menganggap tinju profesional terlalu enteng. Namun, Takamura merasa bahwa dia tidak bisa langsung menolak Ippo, terutama karena kemampuannya meninju karung pasir jauh lebih keras daripada siapa pun di gym (kecuali Takamura). Karena itu,
Namun, setelah seminggu latihan keras, yang melibatkan jam malam, Ippo mengatur tekniknya tepat pada waktunya. Dia menunggu Takamura yang sedang jogging datang melalui jalurnya yang biasa dan mengejutkannya dengan menangkap 10 daun yang jatuh dan hanya melakukannya dengan tangan kirinya. Ini sangat mengesankan Takamura, dan dia memberi tahu Ippo bahwa tindakan yang diperlukan untuk menangkap semua 10 daun disebut pukulan tinju. Takamura mengajak Ippo kembali ke sasana tinju untuk perkenalan.
Saat mereka kembali ke sasana, sang pelatih, Genji Kamogawa, sama sekali tidak terkesan dengan kurangnya semangat juang Makunouchi, dan oleh karena itu, di tantang oleh Takamura untuk berlatih melawan anggota sasana. Namun, ya Kamogawa memutuskan untuk memberi Ippo tantangan berat dan menyuruhnya bertanding dengan Miyata, ya yang berusia 16 tahun, seumuran dengan Ippo. Miyata di kenal sebagai petinju ajaib dan merupakan salah satu harapan masa depan sasana Kamogawa. Takamura menjadi sangat khawatir dengan prospek ini, karena keterampilan Miyata jauh di atas petinju pro empat ronde. Seperti yang diharapkan, Ippo kalah KO, namun tidak sampai Miyata kesulitan menghindari pukulannya dan akhirnya mengakhiri pertandingan dengan kartu trufnya: "The Counter". Pelatih Kamogawa memutuskan bahwa dia memiliki semangat dan semangat bertarung yang hebat dan memutuskan untuk melatihnya untuk akhirnya menjadi juara Jepang dengan peringkat dunia sementara Miyata menjadi Juara OPBF (Oriental Pacific Boxing Federation). Keduanya diharapkan mencapai peringkat tinggi dan, pada akhirnya, saling bertarung untuk memperebutkan sabuk juara dunia.
***
Budi selesai baca komik, ya komik di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengannya. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Espresi itu. Terkadang menunjukkan rasa suka atau juga menyembunyikan rasa tidak suka," kata Budi.
"Espresi. Wajah. Yang ingin di bicara kan, ya Budi?" kata Eko.
"Ya!!!" kata Budi.
"Espresi. Wajah. Ya terkadang di pengaruhi keadaan di dalam diri, ya hati atau pikiran manusia. Jadi, ya benar omongan Budi. Ya espresi menunjukkan rasa suka atau tidak," kata Eko.
"Aku hanya ingin menilai. Dari espresi cewek yang suka sama cowok. Cowok yang suka sama cewek. Cewek yang jengkel sama cowok, ya bisa juga tidak suka. Cowok yang tidak suka sama cewek, ya bisa di bilang masa bodoknya cowok gitu," kata Budi.
"Kalau di omongin Budi, ya tidak jauh urusan kisah cinta," kata Eko.
"Cinta dan juga komik," kata Budi.
"Komik," kata Eko.
"Aku memang baca komik, ya sebelum Eko dateng ke rumah aku. Ya aku mempelajari dengan baik, ya teknik gambar dari komik. Ya gambar sih bagus. Ceritanya bagus. Tema olahraga tinju. Memang komik yang aku baca komik Jepang. Ya espresi wajah dari karakter yang di tonjolkan," kata Budi.
"Budi tandanya suka komik dengan baik, ya kalau berkata seperti itu," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Kebanyakan cerita komik menarik, ya sampai gambarnya. Termasuk roda ekonomi, ya komik itu," kata Eko.
"Kalau komik tren pasarnya lagi naik. Kata Abdul, ya orang-orang suka dengan tokoh karakter komik, ya membeli komik sampai yang masih berkaitan dengan karakter tokoh komik, ya action figurenya," kata Budi.
"Ya nama juga tren!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Abdul datang ke rumah Budi, ya Abdul memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Budi dan Eko.
"Ngomongin tentang apa?" kata Abdul.
"Cinta!" kata Eko.
"Komik!" kata Budi.
"Cinta apa komik?" kata Abdul.
"Kalau batuk, ya minumnya komix aja!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Malah iklan!" kata Abdul.
"Becanda!" kata Budi.
"Cinta dan komik, ya di bicarakan dengan baik," kata Eko.
"Cinta komik toh!" kata Abdul.
"Cinta komik. Cuma satu pembahasan itu mah Abdul!" kata Budi.
"Jadi dua toh. Pembahasannya. Cinta dan komik," kata Abdul.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku paham omongan Budi!" kata Abdul.
"Cinta yang di rasakan manusia yang menjalankan hidup ini. Sedangkan komik, ya cuma hobby baca komik karena seni gambarnya bagus gitu!" kata Budi.
"Cinta begitulah dari dulu, rasa menyenangkan," kata Eko.
"Ada rasa cinta yang pait karena pengkhianatan dan penolakan kaya cerita di sinetron dan film, ya komik tema cinta juga di jelaskan dengan baik dari cerita dan bentuk gambar yang bagus gitu," kata Abdul.
"Emmm," kata Budi dan Eko.
"Ngomong-ngomong. Aku baca berita di koran. Urusan partai politik, ya ingin ngusung calon Presiden berikutnya. Menurut pendapat Budi dan Eko. Antara Ibu Puan Maharani dan Pak Ganjar, ya mana yang pantas jadi calon Presiden yang di usung partai politik?" kata Abdul.
"Pendapat. Aku tidak ingin berdapat tentang siapa yang di usung partai politik untuk jadi calon Presiden? Ya aku cuma lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau aku sih. Lebih baik netral dulu gitu. Pemilu itu, ya memilih pemimpin Presiden berikutnya, ya harus di rahasiakan siapa yang mau di pilih? Teka teki!" kata Budi.
"Pendapat Eko dan Budi, ya boleh berpendapat seperti itu. Ya yang paling aku sukai, ya pendapat Budi. Jadi aku sama dengan Budi saja. Untuk Presiden berikutnya, ya di usung partai. Rahasia!" kata Abdul.
"Kalau begitu main kartu remi!" kata Eko.
"OK. Kartu remi," kata Budi.
"Main kartu remi!" kata Abdul.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Ya Budi, Eko dan Abdul main kartu remi dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment