CAMPUR ADUK

Saturday, December 18, 2021

CINTA TAK HARUS DI MILIKI

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Kadang cinta itu tidak harus di miliki kan?!" kata Budi.

"Memang sih. Kadang cinta tak harus di miliki," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Melihat dia bahagia dengan orang yang mencintainya, ya aku ikut bahagia juga," kata Budi. 

Eko terkejut dengan omongan Budi. 

"Budi. Ada masalah dengan urusan cinta. Sampai-sampai ngomong seperti itu?!" kata Eko.

"Aku tidak ada masalah sih. Cuma ada cerita yang ingin jadi bahan obrolan saja!" kata Budi. 

"Oooooo cerita toh. Kalau begitu cerita kan dengan baik cerita itu!" kata Eko. 

"Baiklah aku cerita kan. Seorang cowok, ya bisa di bilang pemuda. Ya pemuda berteman baik sih dengan cewek sih. Pertemanan itu dari SMA, ya sampai kuliah sih. Cewek berharap banget jadian sih sama pemuda itu. Tapi pemuda itu, ya terlalu sibuk dengan urusan mencapai masa depan yang baik, ya sesuai dengan cita-cita yang diinginkan. Cewek itu akhirnya bertemu dengan cowok yang menyukai diri cewek itu. Cewek itu, ya menjalin hubungan cowok yang menyukainya dengan baik. Pemuda itu tahu, ya cewek, ya teman baik itu menjalin hubungan dengan cowok yang menyukai cewek itu. Pemuda itu merasakan cinta pada cewek itu, ya temannya itu. Pemuda itu tetap diam saja. Cewek itu pun menikah dengan cowok yang menyukai dirinya. Pemuda itu, ya tahu cewek itu, ya teman itu menikah dengan cowok yang menyukai dirinya cewek itu. Pemuda itu berkata di dalam hatinya "Cinta Tak Harus Di Miliki". Di sisi lain, ya cewek itu pun berkata di dalam hatinya "Aku berharap pada orang yang benar ku harap kan memilih aku. Tapi orang tidak di harapkan malah memilih aku". Begitu lah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Yang terkadang cerita dunia kenyataan, ya sesuai dengan kisah cinta yang di cerita kan Budi," kata Eko. 

"Lika-liku kisah cinta," kata Budi. 

"Memang sih lika-liku kisah cinta," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Yang paling tidak habis pikir, ya urusan cinta, ya tentang peceraian sih," kata Budi. 

"Kalau itu sih tidak perlu di bahas lah. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di meja. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

KALAU SUDAH WAKTUNYA DERAJAT NAIKLAH

Budi dan Abdul duduk di rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Abdul. Acara Tv...tentang uang kaget bagus kan?!" kata Budi.

"Ya....berdasarkan tanggapan seperti aku yang lulusan SMA, ya bagus saja sih....acara Tv....uang kaget sih," kata Abdul.

"Menolong orang miskin yang susah payah menaikan derajatnya, ya tetap miskin gitu. Ya ada beberapa faktor penyebabnya...orang miskin tidak bisa menaikan derajatnya," kata Budi.

"Memang sih ada beberapa faktor yang menyebabkan orang miskin tidak bisa menaikin derajatnya. Ya tetap saja ujiannya orang miskin," kata Abdul. 

"Kalau...cerita acara Tv uang kaget di buat seperti ini : Tim acara Tv uang kaget menemui seseorang pemuda, ya penjual gorengan. Tujuannya seperti biasa di beri uang sekian juta, ya di habisin untuk membeli barang ini dan itu. Pemuda itu bersama Tim acara Tv uang kaget, ya membeli barang ini dan itu. Sampai akhirnya, uang itu berhasil di belanjakan dengan baik. Pemuda itu berhasil sih. Pemuda itu pun bertanya pada Tim acara Tv uang kaget "Apa kalian ikhlas semuanya?!", ya semua Tim acara Tv uang kaget berkata "Ikhlas". Pemuda itu pun membuka jati dirinya. Pemuda itu anak orang kaya, ya kerja berjualan gorengan. Pemuda itu tinggal bersama orang tua punya anak masih kecil, ya miskin lagi, ya tapi pemuda itu di anggap anak sama orang tua itu, ya karena sering main kesitu dan juga membantu orang tua itu berjualan gorengan. Semua Tim acara Tv uang kaget banget dengan jati diri pemuda itu. Host pun berkata "Apa kita ini salah target ini mah?!". Pemuda itu pun bertanya lagi..."Apa kalian semua ikhlas?!", ya semua Tim acara TV uang kaget, ya jadinya sudah telanjur gitu, ya berkata semua "ikhlas". Barang-barang yang di beli dari uang kaget, ya di serahkan pada orang tua miskin itu dengan baik. Pemuda itu pulang ke rumahnya. Host pun berkata "Zaman sekarang ini. Masih ada pemuda yang meninggalkan kekayaannya demi tinggal dan membantu orang tua miskin. Berarti orang tua pemuda itu...benar-benar mendidik anaknya dengan baik. Akhlaknya bagus", ya acara Tv uang kaget selesai. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Terkadang cerita di buat begitu juga bagus sih," kata Abdul. 

"Bisa di bilang...PRANK, ya kan....Abdul untuk Tim acara uang kaget gitu?!" kata Budi. 

"Permainan zaman sekarang. Seru-seruan saja sih!" kata Abdul. 

"Yang namanya nasif, ya tidak selama miskin, ya ketika waktunya kaya, ya jalan untuk jadi kaya itu terbuka lebar, ya karena doa dan usaha yang baik," kata Budi. 

"Kalau sudah waktunya kaya, ya pasti kaya. Keluar deh dari kemiskinan dan naik derajat deh jadi orang kaya," kata Abdul. 

"Sudah lah tidak perlu membahas itu lagi, ya lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Abdul. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja sih papan catur. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK