Budi sedang duduk di depan rumahnya. Hari ini memang hari minggu. Tiba-tiba ada pegawai PLN yang ngecek listrik. Budi pun mempersilakan pegawai PLN, ya ngecek listrik, melihat meteran listrik dari angka-angka yang ada di meteran, ya menyesuaikan data di lapangan dengan data di kantor dari daya listrik yang di gunakan di rumah, ya di rumah yang lain. Setelah itu pegawai PLN pun meninggalkan rumah Budi. Ya Budi berkata "Aneh juga ya pegawai PLN ngecek listrik di hari minggu. Biasanya di hari biasa, hari kerja gitu. Apakah birokrasinya ngacok. Kalau swasta, ya ada kerja hari minggu, ya contohnya : pedagang saja di pasar".
Budi tetap santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motor di depan rumah Budi. Eko pun duduk bersama Budi.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Hari ini hari minggu kan?" kata Budi.
"Memang hari ini hari minggu. Kenapa?" kata Eko.
"Yang aku ingin tanyain adalah...apakah pegawai PLN kerja di hari minggu, ya untuk mengecek listrik. Setahu ku biasanya hari kerja gitu. Kan minggu di katagorikan hari libur kerja. Gimana Eko?" kata Budi.
"Jangan-jangan pegawai PLN itu. Bukan PLN. Ya kan ada seles listrik gitu, ya kaya pegawai PLN," kata Eko.
"Kalau itu sih aku mana tahu lah. Pegawai PLN atau seles listrik. Emmmm tapi kalau di ingat dengan baik, ya pegawai ngecek listrik beda sih orangnya," kata Budi.
"Kalau di tempat ku. Yang ngejek listrik, pegawai PLN, ya orang tetap sama dan juga mengeceknya di hari kerja lah. Ya hari minggu tidak pernah lah," kata Eko.
"Berarti yang ngecek listrik di tempat Eko itu orangnya sama dan ngeceknya di hari kerja seperti biasanya. Hari minggu tidak pernah. Berarti aneh ya....Birokrasinya?" kata Budi.
"Lebih baik sih prasangka baik saja pada pegawai PLN yang ngecek di rumah Budi," kata Eko.
"Ya aku memang prasangka ku baik sih. Cuma aneh saja gitu, ya hari minggu kerja bagi pegawai PLN gitu?" kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Kalau dari data cerita masyarakat sih tentang urusan listrik sih. Ada orang-orang yang bermasalah yang tidak bisa bayar listrik, ya di karena kan miskin salah satunya. Ada juga oknum, ya baik dalam sistem kerja PLN, ya sampai orang-orang yang berpura-pura jadi pegawai PLN, ya ketika bayaran listrik, ya bayarnya besar banget gitu," kata Budi.
"Cerita itu, ya cerita masyarakat. Ya jadinya sih karena ada masalah ini dan itu di masyarakat, ya masalah di tampung di kantor PLN untuk memeriksa pegawai PLN dan juga pegawai PLN di suruh memeriksa listrik di rumah-rumah masyarakat, ya untuk menyesuaikan data di kantor dan di lapangan," kata Eko.
"Kaya sistem kerja lulusan Universitas saja. Memeriksa data di kantor, ya di sesuaikan di lapangan," kaya Budi.
"Maksudnya....sarjana Teknik Elektro, ya kan Budi?" kata Eko.
"Urusan dengan listrik. Pastinya, ya sarjana Teknik Elektro lah!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kita ini hanya lulusan SMA. Ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang kita ini hanya lulusan SMA. Ya kalau ada rezeki, ya kuliah lah. Untuk menaikin derajat yang lebih baik. Ya tidak ingin selamanya jadi buruh," kata Eko.
"Benar omongan Eko. Kalau ada rezeki kuliah dengan tujuan menaikin derajat gitu. Ya tidak ingin terus-terusan jadi buruh," kata Budi menegaskan omongan Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA, ya seperti biasanya," kata Eko.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA saja," kata Budi.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.
"Ok. Main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan.