"Bang baksonya satu mangkok!" kata Indro yang memesan bakso.
"Baik Bang, minumnya apa ni," kata Abang penjual bakso.
"Biasa, es teh manis," kata Indro.
"Es teh manis," kata Abang penjual bakso.
Dono terus menikmati makan baksonya. Tiba-tiba ada orang gila lewat situ dan berkata pada semua orang yang asik makan bakso.
"Minta uang!" kata orang gila.
Semua mengabaikan omongan orang gila tersebut.
"Panjang umur juga orang itu," kata Dono.
"Iya, Dono.....orang gila panjang umur," kata Indro.
Orang gila pun yang minta uang meninggalkan tempat tersebut. Abang penjual bakso menyajikan mangkok bakso dan gelas es teh manis di meja. Indro segera menikmati makan baksonya. Kasino selesai potong rambut, ya segera ke tempat penjual bakso untuk makan bakso.
Melihat Dono dan Indro yang asik makan bakso, segera duduk bersama teman-teman.
"Abang pesan bakso satu mangkok, minumnya teh botol sosro!" kata Kasino.
"Bang, maaf teh botol sosronya gak ada, yang ada es teh manis," kata Abang penjual bakso.
"Ya sudah, es teh manisnya!" kata Indro.
"Es teh manis," kata Abang penjual bakso.
Dono selesai makan baksonya dan asik minum es teh manisnya. Hp pun di keluarkan Dono, ya biasa untuk melihat berita yang terbaru.
"Beberapa hari ini, berita selalu berkaitan dengan banjir aja," kata Dono.
"Memang berita yang terus di beritakan masalah banjir aja. Polanya pun tetap sama aja," kata Indro.
"Iya memang ada itu beritanya. Kalau di lihat lingkungan sekitar kita yang ada orang dagang semuanya. Kalau di angkat beritanya, paling harga barang di pasar...contohnya harga cabe sekilonya seginilah segitulah," kata Kasino.
Abang penjual bakso menyajikan mangkok bakso dan gelas es teh manis di meja. Ya Kasino segera makan bakso. Abang penjual bakso membereskan pekerjaan yang lain.
"Omongan kamu benar Kasino. Kalau kaitannya dengan berita yang diangkat di lingkungan," kata Dono.
"Gimana dengan proses penanggulan bencana, ya banjir sih?" tanya Indro.
"Kerja pihak-pihak terkait, pemerintahan, sudah sesuai sih," kata Dono.
"Oh, begitu. Jadi kenapa bisa jadi banjir dan siapa yang akan di salahkan. Biasanya berita selalu menyudutkan satu sistem di lapisan apapun?" kata Indro.
"Itu bener omongan Indro. Siapa yang harus di salahkan sampai bencana banjir?" saut Kasino.
"Kalau di berita sih, biasalah....bencana alam gitu. Tapi ya....siapa yang menanganin suatu daerah tersebut agar tidak terkena banjir. Masalah banjir kan terjadi berkali-kali. Ya pastinya sih kalau kesimpulan aku sih. Salah semuanya," kata Dono.
"Salah semuanya. Berarti masyarakat dong," kata Indro.
"Kalau masyarakat sih, ya benar sih. Memang yang terkena banjir. Lebih tepatnya sih masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir," tambahan Kasino.
"Kalau proses sistem aliran sungai bagus sih, maka tidak akan banjir, walau di kala hujan. Volume air yang di tertampung langsung ke aliran sungai, tidak melebar ke sana ke sini," kata Dono.
"Benar kamu Don. Semua karena aliran sungainya. Ya paling saluran sungai menjadi kecil karena ada yang membuat perumahan di pinggiran sungai sampai membuang sampah di sungai," kata Indro.
"Ya....jelas itu sih. Masyarakat di sekitar tersebut....yang terkena banjir karena kesalahan di buat mereka. Untung saja kerja pemerintahan dan penanggulangan bencana aktif, ya banyak yang selamat," tambahan Kasino.
"Ya...sudah gak sudah di bahas lagi," kata Dono.
"Iya, obrolan sambil menikmati makan bakso dan es teh manis," kata Indro.
"Idem," saut Kasino.
"Oh iya, makan dan minum. Indro dan Kasino, aku yang bayar. Aku cabut duluan dari sini. Biasa ada janjian dengan Rara," kata Dono
"Terima kasih Don," kata Indro.
"Aku, Idem...Don," kata Kasino.
Dono pun beranjak dari duduknya bersama Indro dan Kasino, ya segera membayar ke Abang penjual bakso. Baru setelah itu Dono berjalan menemui Rara, yang sedang belanja di toko baju. Indro dan Kasino menikmati makan bakso dan es teh manis dengan asik banget.