Eko duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Pada tahun 1999, ceritanya berkisar pada Na Bo-ra, ya seorang siswa sekolah menengah berusia tujuh belas tahun dengan kepribadian yang cerah. Sahabat Bo-ra, Yeon-du, yang telah bersiap untuk mengunjungi AS untuk operasi jantung, tiba-tiba menyatakan bahwa dia tidak dapat pergi karena dia telah jatuh cinta dengan seorang anak laki-laki dari sekolah mereka yang namanya dia kenal. sebagai Baek Hyun-jin. Bo-ra berjanji bahwa dia akan mengikuti Baek Hyun-jin, mencari tahu segalanya tentang dia, dan mengirim email apa yang dia temukan. Diyakinkan, Yeon-du pergi.
Di sekolah, Bo-ra mulai mengikuti Hyun-jin. Suatu hari, dia mendengar bahwa Hyun-jin dan sahabatnya Poong Woon-ho akan bergabung dengan klub penyiaran di sekolah, jadi dia berhasil mengikuti audisi untuk bergabung dengan klub tersebut. Sementara Woon-ho bergabung dengan klub, Hyun-jin tidak. Bo-ra mencoba mendekati Woon-ho untuk mengamati Hyun-jin.
Hyun-jin, salah mengira Bo-ra tertarik padanya, memintanya untuk berkencan dengannya hanya untuk ditolak olehnya. Sementara itu, Bo-ra menyadari bahwa dia telah jatuh cinta dengan Woon-ho, yang juga memiliki perasaan padanya.
Ketika Yeon-du kembali ke Korea setelah operasi jantung yang sukses, mereka menyadari bahwa Bo-ra telah mengikuti anak laki-laki yang salah, dan bahwa 'Baek Hyun-jin' yang sebenarnya yang dicintai Yeon-du sebenarnya adalah Poong Woon-ho, sebuah kebingungan yang disebabkan oleh anak laki-laki yang mengenakan jaket sekolah temannya dengan label namanya. Setia kepada temannya, dan protektif karena kondisi kesehatannya, Bo-ra menyembunyikan bahwa dia mencintai Woon-ho yang sama. Kemudian Bo-ra mulai menghindari Woon-ho sehingga hubungan mekar mereka akan berakhir, tetapi melalui Hyun-jin, Yeon-du mengetahui bahwa Woon-ho dan Bo-ra saling menyukai. Yeon-du yang menangis memberi tahu Bo-ra bahwa dia bisa melepaskan Woon-ho demi persahabatan mereka.
Sementara itu, Woon-ho bersiap untuk kembali ke Selandia Baru untuk melanjutkan hidup bersama ibu dan adik laki-lakinya. Pada hari keberangkatannya, dengan bantuan Yeon-du dan Hyun-jin, Bo-ra tiba di stasiun kereta tepat pada waktunya untuk mengungkapkan perasaan mereka sebelum berpisah. Mereka mempertahankan kontak sementara Woon-ho berencana untuk kuliah di Seoul. Tanpa penjelasan, Woon-ho berhenti menjawab email Bo-ra; dia tidak pernah mendengar kabar darinya lagi. Patah hati, bingung, dan marah, Bo-ra mencoba melupakannya.
Waktu berlalu saat Bora masuk universitas dan menjadi dewasa. Pada tahun 2019, dia menerima undangan ke pameran seni dari seseorang bernama Joseph, yang ternyata adalah adik laki-laki Woon-ho, yang darinya dia mengetahui bahwa Woon-ho meninggal bertahun-tahun yang lalu. Joseph berterima kasih kepada Bo-ra karena mengingat Woon-ho dan mengatakan bahwa saat-saat paling bahagia dalam hidup singkat Woon-ho dihabiskan di perusahaannya. Bo-ra melihat video yang dibuat oleh Woon-ho yang menggambarkan waktu mereka bersama.
***
Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja. Ya Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Main ke rumah Budi saja!" kata Eko.
Eko pun masuk ke dalam rumahnya sambil membawa gelas dan piring yang masih ada gorengan gitu. Sampai ruang makan, ya piring ada gorengan di taruh di meja dan di tutup tudung saji gitu. Ya gelas di bawa kebelakang untuk di cuci gitu. Setelah gelas bersih di cuci, ya di taruh di rak. Eko keluar dari rumahnya dan segera naik motornya, ya menuju rumah Budi. Ya di rumah Budi, ya Budi sedang duduk di depan rumah sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Demi tujuan mengubah nasif karena lulusan SMA dan juga kerjaan masih buruh, ya ingin kerja di Pemerintahan, ya Budi belajar dengan baik. Yang sedang di pelajarin Budi, ya buku-buku yang berkaitan dengan urusan Pemerintahan, ya pendidikan tingkat Universitas dan juga hasil kerja dari program kerja yang di jalankan di berbagai lingkungan baik kota maupun desa. Ya Budi belajar dengan baik demi tujuannya tercapai, ya maklum dari asal usulnya keadaan keluarga miskin, ya jika mau mengubah nasif harus punya kemauan yang kuat sampai jadi sukses mencapai impian. Budi terkadang berkata "Enaknya terlahir kaya, ya bisa kuliah di Universitas sampai mendapatkan gelar Sarjana dan bisa kerja di Pemerintahan". Budi terus belajar dengan baik gitu.
Singkat waktu gitu, ya Eko pun sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Ya Eko duduk dengan baik dekat Budi. Memang sih terlihat di meja ada banyak buku-buku yang di baca Budi, ya Eko berkata "Belajar Budi?".
Karena ada Eko, ya Budi berhenti baca buku gitu.
"Iya Eko belajar," kata Budi.
"Demi mengubah nasif dari kerja buruh jadi kerja di Pemerintahan, ya kan Budi?" kata Eko.
"Aku tidak ingin selamanya kerja jadi buruh. Hidup harus berubah dari usaha yang keras, ya mungkin bisa kerja di Pemerintahan," kata Budi.
"Selama ada kemauan pasti ada jalan untuk mengubah keadaan atau nasif gitu," kata Eko.
"Dimana ada kemauan pasti ada jalan," kata Budi.
"Ya hidup ini. Antara baik dan buruk. Kita ambil contoh : cerita masa lalu, ya merebaknya berita tentang orang-orang yang masih ada kaitan dengan keluarganya kerja di Pemerintahan, ya maka itu kemungkinan besar sanak family kerja di Pemerintahan semua dengan tujuan keuntungan kerja di Pemerintahan dan Swasta, ya melancarkan urusan kerja Swasta yang ini dan itu, ya jadi kaya raya. Yaaaa anggap saja bisa lihat dari kenyataan rumah orang kaya raya, ya kerja di Pemerintahan," kata Eko.
"Ya memang hidup ini antara baik dan buruk. Ya masa lalu. Ya sekarang juga sih," kata Budi.
"Kalau banyak orang buruk yang kerja di Pemerintahan, ya kemungkinan masuk kerja di Pemerintahan itu sulit dipentingkan sanak family. Kalau banyak orang baik yang kerja di Pemerintahan, ya kemungkinan....pintu itu di buka dengan baik, ya bagi orang ingin kerja di Pemerintahan, ya seperti Budi dasarnya dari keluarga miskin, ya bisa di bilang mudah masuk kerja di Pemerintahan," kata Eko.
"Ya harapannya itu, ya lebih baik itu, ya banyak orang baik, ya mudah untuk masuk di Pemerintahan. Kebanyakan orang baik, ya dekat pada Agama. Ya Agama, ya mengajarkan untuk berjalan di jalan baik demi kebaikan bersama," kata Budi.
"Oooo iya. Ngomong-ngomong buku-buku di dapatkan dari mana?" kata Eko.
"Aku pinjem dari teman-teman yang mampu kuliah gitu dan ada juga beli gitu," kata Budi.
"Oooo minjem dan beli toh," kata Eko.
Eko mengambil salah satu buku dan di buka dengan baik, ya program kerja Pemerintahan, ya sampai hasil kerjanya gitu.
"Budi ini kan hasil kerja orang-orang Pemerintahan proses pembangunan, ya hasilnya juga jelas. Dapat dari mana ini buku program kerja Pemerintahan?" kata Eko.
"Buku itu. Aku pinjam dari orang yang telah lulus kuliah, ya Sarjana. Orang itu memang kerja di Pemerintahan," kata Budi.
"Oooo dari minjem orang Pemerintahan toh," kata Eko.
Buku di taruh di meja sama Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA, ya jadi main catur saja Budi!" kata Eko.
"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA. Ya memang sih lebih baik main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku-buku di meja, ya di taruh di bawah meja. Papan catur di bawah meja, ya di ambil dan di taruh di atas meja sama Budi. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.