Eko duduk dengan baik di ruang tengah nonton Tv yang acara Komedi.
"Bagus banget alur cerita Komedi, ya lawak," kata Eko.
Eko terus menonton Tv dengan baik yang acara Komedi. Ya memang acara Komedi, ya bagus karena yang buat acara Tv, ya orang-orang pinter di bidangnya. Sampai acara Komedi berakhir dan berganti ke acara yang lain gitu, ya Tv di matikan pake remot sama Eko. Ya Eko pindah duduk dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa gelas berisi kopi dan piring yang ada singkong rebus gitu. Di depan rumah gitu, ya piring dan gelas di taruh di meja, ya Eko duduk dengan baik dan mengambil buku di bawah meja. Buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang ceritanya menarik, ya di baca Eko dengan baik gitu. Ya Eko dengan santai baca cerpen di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Pada konferensi pers yang diadakan oleh Bruce Wayne untuk menyatakan penentangannya terhadap Arkham City, tentara bayaran TYGER menangkap dan memenjarakannya di Kota itu sendiri. Hugo Strange mengungkapkan pengetahuannya tentang identitas ganda Wayne sebagai Batman sebelum melepaskannya ke populasi kriminal penjara. Sementara Strange bersiap untuk memulai "Protokol 10", Wayne memperoleh perlengkapannya melalui penerjunan udara dari Alfred Pennyworth, yang memungkinkan dia untuk menjadi Batman. Dia pertama kali menyelamatkan Catwoman dari eksekusi oleh Two-Face, yang berharap mendapatkan rasa hormat dengan membunuhnya. Setelah Joker mencoba untuk membunuh Catwoman, Batman melacak dia ke tempat persembunyiannya di Pabrik Baja Sionis, percaya Joker mungkin mengetahui kebenaran di balik Protokol 10.
Di sana, Batman mengetahui bahwa sifat tidak stabil dari formula Titan bermutasi dalam darah Joker, secara bertahap membunuhnya. Joker menangkap Batman dan melakukan transfusi darah padanya, menginfeksinya dengan penyakit fatal yang sama. Joker juga mengungkapkan bahwa rumah sakit Gotham telah di racuni dengan darahnya yang terinfeksi. Putus asa untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan warga yang tidak bersalah, Batman mencari Mr. Freeze, yang telah mengembangkan obat tetapi telah diculik oleh Penguin. Melacak Penguin ke museumnya yang dibentengi, Batman mengalahkan pasukannya, monsternya yang di penjara Solomon Grundy, dan akhirnya Penguin itu sendiri, sebelum membebaskan Tuan Freeze.
Freeze memberi tahu Batman bahwa dia telah menciptakan obatnya, tetapi obat itu menjadi tidak berguna karena ketidakstabilan. Batman menyimpulkan bahwa sifat terapeutik dari darah Ra's al Ghul dapat menyelesaikan penyembuhan dan melacak salah satu pembunuhnya ke sarang bawah tanahnya, membuat Batman berkonfrontasi dengan Ra's dan putrinya Talia, mantan kekasih Batman. Dengan darah Ra's al Ghul, Freeze mampu mengembangkan penawar racun, tetapi Harley Quinn mencurinya sebelum Batman dapat menggunakannya. Ketika Batman kembali ke Joker, dia menemukan kesehatannya telah pulih.
Saat keduanya bertarung, Strange mengaktifkan Protokol 10, yang terungkap sebagai skema untuk memusnahkan seluruh populasi Arkham City dan menghancurkan elemen kriminal Gotham. Pasukan TYGER mulai mengeksekusi narapidana saat Strange meluncurkan serangan rudal ke penghuni Arkham dari markasnya di Wonder Tower. Sebuah rudal menghantam pabrik baja, mengubur Batman di bawah reruntuhan. Sebelum Joker dapat memanfaatkan situasi tersebut, Talia datang dan menawarkan keabadian sebagai imbalan untuk menyelamatkan nyawa Batman. Setelah kabur dengan bantuan Catwoman, Batman diyakinkan oleh Alfred untuk mengakhiri Protokol 10 sebelum mengejar Talia dan Joker.
Batman menyusup ke Wonder Tower dan menonaktifkan Protokol 10. Ra's al Ghul terungkap sebagai dalang sebenarnya di balik Arkham City dan secara fatal melukai Strange karena gagal mengalahkan Batman. Dengan nafas terakhirnya, Strange mengaktifkan "Protocol 11", penghancuran diri dari Wonder Tower. Setelah Ra melakukan bunuh diri untuk menghindari penangkapan, Joker menghubungi Batman, mengancam akan membunuh Talia kecuali Batman bertemu dengannya di Teater Monarch. Saat Batman tiba, Joker menuntut penyembuhan dari Batman tetapi tertusuk dan tampaknya di bunuh oleh Talia saat perhatiannya teralihkan. Talia mengaku mencuri penawarnya dari Quinn, sebelum Joker kedua membunuhnya, masih terserang penyakit.
Joker sehat yang ditusuk Talia kemudian dihidupkan kembali menjadi Clayface yang berubah bentuk, yang terungkap telah menyamar sebagai Joker sehat selama ini atas permintaan penjahat yang sakit. Selama pertempuran Batman dengan Clayface, Joker meledakkan lantai teater, mengungkapkan bahwa itu berada di atas Lazarus Pit. Setelah mengalahkan Clayface, Batman meminum sebagian penawarnya dan menghancurkan Lazarus Pit yang meremajakan Ra sebelum Joker dapat menggunakannya. Saat Batman berdebat untuk menyembuhkan musuhnya, Joker menyerangnya, secara tidak sengaja menyebabkan botol penawarnya hancur. Batman mengakui bahwa dia akan menyelamatkannya terlepas dari semua yang telah dilakukan Joker. Joker akhirnya menyerah pada penyakitnya dan mati. Batman membawa dan meletakkan tubuh Joker di kap mobil Komisaris Gordon sebelum meninggalkan Arkham City dalam diam.
***
Eko selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi datang ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Gimana ya Eko?" kata Budi.
"Gimana apanya Budi?" kata Eko.
"Berdasarkan berita Tv, ya tentang jual beli hewan kurban gitu," kata Budi.
"Berita Tv toh!" kata Eko.
"Kalau kaya, ya pasti di laksanakan dengan baik untuk menjalankan aturan di ajaran agama Islam. Ya berkuban gitu. Hari raya Idul Adha," kata Budi.
"Kalau Budi ngomong begitu sih. Orang kaya yang paham ilmu agama yang melaksanakan aturan di ajaran agama, ya berkurban. Bagi tidak paham ilmu agama, ya tidak melaksanakan urusan aturan agama, ya berkurban itu," kata Eko.
"Iya sih Eko. Hidup ini antara baik dan buruk. Antara paham ilmu agama dan tidak paham ilmu agama. Di berikan kekayaan ini dan itu, ya tidak mau melaksanakan aturan agama, ya berkurban, ya bagi orang kaya tidak paham ilmu agama," kata Budi.
"Kalau keadaan kita. Kalau di usahakan bisa melakukan berkuban, ya berkuban dengan baik. Bila tidak bisa, ya karena keadaan, ya diam saja!" kata Eko.
"Memang karena keadaan. Bisa di laksanakan atau tidak tergantung dari rezekinya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya harga kambing saja, ya lumayan sih harganya. Merogoh kantong lebih dalem gitu. Gimana harga sapi?" kata Budi.
"Harga sapi? Ya waw harganya. Apa lagi harga kerbau atau onta, ya harganya? Ya waw harganya gitu," kata Eko.
"Nasif-nasif dari keadaan tidak mampu berusaha mampu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kurban ayam, ya mudah gitu," kata Budi.
"Kurban perasaan lebih mudah lagi," kata Eko.
"Jika di usakan lebih baik lagi, ya masih bisa berkuban. Paling kambing," kata Budi.
"Memang masih bisa berkuban di usahakan lebih baik lagi, ya mungkin dengan cara hutang," kata Eko.
"Uang untuk membeli kambing dengan cara hutang. Esok hari, ya bingung bayarnya juga," kata Budi.
"Nama juga berkurban dengan memaksakan diri," kata Eko.
"Iya sih memaksakan diri. Harus di pikiran dua kali dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko
"Ya enaknya jadi peternak kambing. Jadi tiap tahun bisa berkuban dengan baik gitu," kata Budi.
"Memang enaknya jadi peternak kambing, ya bisa berkuban tiap tahun," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Ya paling berkuban dengan cara, ya uang tabungan," kata Budi.
"Cara itu lebih baik, ya berkurban dengan uang tabungan," kata Eko.
"Patungan berkurban antara aku dan Eko. Boleh apa enggak ya?" kata Budi.
"Ya kaadaan. Mau melaksanakan aturan agama berkuban. Patungan. Ya boleh saja. Niat baik ini," kata Eko.
"Selama niat baik, ya boleh lah. Keadaan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu main kartu remi saja!" kata Budi.
"Okey main kartu remi!" kata Eko.
Eko mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik kartu remi.
"Jadi kita berkuban apa tidak?" kata Budi.
"Berkurban, ya kambing. Patungan. Gimana Budi?" kata Eko.
"Tidak ada masalah sih, ya Patungan beli kambing untuk di kurbankan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Dari keadaan tidak mampu berusaha mampu dengan usaha yang baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.