Eko duduk ruang tengah sedang nonton Tv yang acara Film.
"Cerita Filmnya bagus," kata Eko.
Eko terus menonton Tv yang acara Film yang ceritanya menarik banget. Ya membuat Film, ya orang-orang pinter jadinya bagus ceritanya gitu. Nonton Film, yaaa sampai selesai gitu dan acara Tv di gantikan dengan acara lain gitu. Tv di matikan pake remot. Eko pindah duduk dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa gelas berisi kopi dan piring yang ada singkong gorengnya. Piring dan gelas di taruh di meja, ya Eko duduk dengan baik dan segera mengambil buku di meja. Di pilih-pilih cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu. Ya Eko santai baca cerpen sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng.
Isi cerita yang di baca Eko :
Runtuhnya beberapa dimensi mendorong penyelidikan dari Thor, Black Bolt, dan Black Panther. Setelah melawan versi alternatif dari diri mereka sendiri, mereka memberi tahu Nick Fury. Sementara itu, Captain America, Black Widow, dan Iron Man mempertahankan Stark Tower dari serangan Ultron. Dalam penyerangan tersebut, terungkap bahwa karyawan Stark Industries Jemma Simmons di culik oleh Advanced Idea Mechanics (AIM). Setelah dia diselamatkan, para pahlawan menemukan versi alternatif dari banyak pahlawan dan penjahat dalam pencarian MODOK. Mereka menyimpulkan AIM telah membuat perangkat untuk mengirim orang antar dimensi.
MODOK dikalahkan dan mengungkapkan bahwa dia sedang meneliti Ultron dengan memanggil pengganti dimensionalnya sebelum Tengkorak Merah mencuri pengangkut dimensi. Setelah kejadian tersebut, para agen SHIELD mulai di serang oleh para preman dengan persenjataan canggih. Sekelompok pahlawan melawan mereka dan mengejar Tengkorak Merah dan Hydra, yang dikalahkan bersama Ultron. Perangkat transferensi antardimensi terbuka di antara waktu, dan versi masa depan dari diri mereka sendiri muncul. Mereka juga dikalahkan, dan perpecahan dimensi terjadi. Setelah itu para pahlawan mengalahkan Inhumans dan Loki dan melanjutkan untuk bertemu Dr. Simmons.
Doctor Strange menjelaskan bahwa Dr. Simmons dan dia telah menggunakan sinyal energi yang mirip dengan perangkat konvergensi yang hilang dalam pertempuran melawan Ultron. Tim percaya bahwa Ultimates bekerja untuk memecahkan masalah runtuhnya dimensi. Saat mereka tiba di Ultimates HQ - The Triskellion, mereka dihadang oleh drone sistem pertahanan dan Black Panther yang skeptis yang percaya bahwa mereka berasal dari dimensi lain. Setelah mengalahkan Black Panther dan meyakinkannya tentang identitas mereka, mereka melanjutkan untuk bertemu dengan Blue Marvel yang bekerja pada perangkat untuk menyegel celah dimensi. Tiba-tiba mereka menyadari bahwa Triskelion telah terkunci sepenuhnya. Anti-Man dan narapidana berbahaya lainnya, yang ditahan oleh Ultimates telah lolos dari penahanan. Pada titik ini tim ingin tahu siapa narapidana lainnya, menuntut jawaban yang mereka temukan adalah Thanos, Titan Gila. Dengan bantuan Jemma Simmons, tim menemukan cara untuk melacak tanda tangan chronal Thanos.
Dengan tambahan Carol Danvers, para pahlawan mengejar Thanos, tetapi mereka disambut oleh Anti-Man. Mendengar janji palsu Thanos kepada Anti-Man untuk masa depan yang lebih baik, Tony dan Adam Bransshear mampu menyatukan niat Thanos yang sebenarnya. Untuk menyenangkan Kematian, dia bermaksud menggunakan perangkat konvergensi untuk membuka celah ke masa depan dan menghancurkan kenyataan menggunakan Anti-Man yang tidak stabil. Para pahlawan mampu mengalahkan dan bertukar pikiran dengan Anti-Man, membuatnya kembali terkendali. Mereka kemudian melanjutkan untuk menghentikan Thanos membuka celah. Pertempuran pun terjadi dan saat mereka akan mengalahkan Thanos, dia berhasil menyelinap melalui celah ke titik yang tidak diketahui di masa depan. Tim terpaksa mengikuti untuk menghentikan Thanos menghancurkan masa depan.
***
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi datang ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Hidup ini antara baik dan buruk," kata Budi.
"Kenyataan begitu," kata Eko.
"Apakah orang yang di dalam kerjaan di permerintan atau swasta, ya baru masuk atau lama, ya bisa jadi baik apa tidak karena ada dasar data masa lalu, ya pernah berbuat keburukan?" kata Budi.
"Jawaban itu sih relatif," kata Eko.
"Relatif," kata Budi.
"Jika orang-orang itu sadar, ya memilih jalan ilmu agama dengan tujuan jalan baik, ya maka kemungkinan bisa jadi baik. Jika tidak sadar, ya tetap pura-pura, ya depan baik di bekang buruk, ya mau di bilang apa lagi susah jadi baik," kata Eko.
"Aku melihat orang-orang itu, ya berdasarkan penilaian aku sih. Kaya belum bisa sadar. Memahami ilmu agama, ya sekedar saja," kata Budi.
"Lebih baik jauh dari orang-orang itu. Ya agar tidak kena ini dan itu, ya dari perbuatan yang di sembunyikan itu," kata Eko.
"Memang sih lebih baik menjauh dari orang-orang itu. Apalagi kalau orang-orang yang menyembunyikan kelakuan buruknya di lingkungan, ya lebih baik menjauh. Contohnya itu : cerita orang-orang yang buruk menyembunyikan kelakuan buruknya, ya cerita Daniel yang pernah tinggal di Jalan Samratulangi gang pisang gitu. Ya antara kaya dan miskin, ya kelakuan buruknya di sembunyikan gitu," kata Budi.
"Nama juga lingkungan. Di mana pun, ya pasti ada orang-orang buruk yang menyembunyikan keburukannya dengan baik. Maka itu, ya berhati-hati dan menjauh dari pergaulan buruk ini dan itu dari orang kaya dan juga miskin," kata Eko.
"Tobat susah, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya kenyataan hidup ini, ya tobat memang susah!" kata Eko.
"Ya sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Ya memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko
"Main kartu remi saja!" kata Budi.
"Okey main kartu remi!" kata Eko.
Eko mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan bagikan dengan baik kartu remi. Budi dan Eko main kartu remi dengan baik gitu.
"Orang-orang yang menyembunyikan kelakuan buruknya itu, ya temannya Setan, ya kan Eko?" kata Budi.
"Bisa jadi teman Setan, ya orang-orang yang menyembunyikan kelakuan buruk," kata Eko.
"Setan di temenin," kata Budi.
"Mau di bilang apa lagi, ya jika terjadi seperti omongan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment