CAMPUR ADUK

Sunday, October 17, 2021

HAL HEBAT

Budi masih di perjalanan menuju ke rumah Eko, ya menggunakan motornya lah. Eko duduk di depan rumah sedang menyanyi dan juga main gitar, ya sambil menikmati minum teh gelas dan juga gorengan.

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko dengan judul 'Hal Hebat' :

Di hidup ini
Telah kusinggahi banyak cinta
Namun tak pernah aku temui cinta
Sekuat aku menginginkan dia
Hal hebat kurasakan
Kini dicintai seseorang
Yang 'ku pun mencintai
Itu sempurna
Takkan siakan dia
Belum tentu ada yang seperti dia
Satu dunia tahu aku bahagia
Banyak pasang mata saksinya
Takkan duakan dia
Belum tentu esok 'kan masih ada
Kesempatan tak datang kedua kalinya
Hargai dan jaga hatinya
Dalam diamku
Kupanjatkan selalu doa untuknya
Jodoh bukan soal sempurna
Namun yang mampu tangguh 'tuk bertahan
Dan berjuang
Takkan siakan dia
Belum tentu ada yang seperti dia
Satu dunia tahu aku bahagia
Banyak pasang mata saksinya
Takkan duakan dia
Belum tentu esok 'kan masih ada
Kesempatan tak datang kedua kalinya
Hargai dan jaga hatinya
Takkan siakan dia
Belum tentu ada yang seperti dia
Satu dunia tahu aku bahagia
Banyak pasang mata saksinya
Tak akan duakan dia
Belum tentu esok 'kan masih ada
Kesempatan tak datang kedua kalinya
Hargai dan jaga hatinya
Hatinya
Takkan siakan dia
Takkan siakan dia
Takkan siakan dia

***

Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko lah. Budi duduk dengan baik. Eko berhenti main gitar dan bernyanyi.

"Eko barusan menyanyikan lagu apa?!" kata Budi.

"Lagunya Govida dengan judul 'Hal Hebat'...," kata Eko.

"Ooooooo 'Hal Hebat'..," kata Budi

"Emmmmm," kata Eko.

Eko menaruh gitarnya di samping kursi.

"Urusan cinta itu harus terus berjuang dengan doa dan usaha kan Eko?!" kata Budi.

"Iya," kata Eko.

"Hal hebat apa yang telah Eko lakukan demi cinta sama Purnama?!" kata Budi.

"Kan sudah Budi omongin tadi!" kata Eko.

"Ooooo. Hal hebat yang di lakukan Eko demi cinta sama Purnama, ya dengan cara doa dan usaha yang baik," kata Budi.

"Dari usaha aku yang baik, ya mendapatkan cinta yang baik. Jadi cinta harus di perjuangkan dan di pertahankan demi kebaikan bersama, ya bahagia. Doa selalu panjatkan demi kebaikan aku dan Purnama," kata Eko menjelaskannya.

"Doa dan usaha!" kata Budi.

"Hal hebat apa yang di lakukan Budi, ya berkaitan urusan cinta?!" kata Eko.

"Kalau aku sih Eko. Masih usaha dengan baik mendapatkan cewek yang aku ingin kan, ya yang cantik dan juga kaya. Doa selalu ku panjatkan dengan baik untuk kebaikan jalan yang aku pilih. Walau yang sebenarnya, ya tanda-tanda cinta itu, ya ada sih, ya tapi biarkan jadi misteri untuk ku saja!" kata Budi.

"Aku paham urusah cintanya Budi. Ketika waktunya tiba. Budi akan memilih cewek yang tepat," kata Eko.

Mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik.

"Sebenarnya sih Eko. Aku ingin sekali merantau, ya melihat dunia ini," kata Budi.

Budi mengambil teh gelas di meja, ya di cucuk dengan sedotan dan di minum dengan baik teh gelas.

"Merantau. Melihat dunia ini," kata Eko.

Eko menaruh teh gelas di meja.

"Kalau dengan pergi ke kota lain, ya ekonomi bisa berubah," kata Budi.

Budi menaruh teh gelas di meja.

"Kan Budi sudah kerja dengan baik, ya di kota Bandar Lampung ini," kata Eko.

"Ya memang aku telah kerja di kota Bandar Lampung sih. Namanya keinginan boleh kan?!" kata Budi.

"Ya bolehlah kalau keinginan!" kata Eko.

"Banyak orang meninggalkan kota Bandar Lampung, ya ke kota lain dengan kemajuan industrinya tujuannya ekonomi berubah, ya kerja gitu," kata Budi.

"Memang di kota ini kan bersaing dengan baik untuk mendapatkan kerjaan. Yang dapet kerjaan di kota Bandar Lampung, ya kerja. Sedangkan yang tidak dapet, ya memilih untuk ke kota lain, ya propinsi lain untuk mendapatkan kerjaan," kata Eko.

"Setelah mereka yang merantau itu dapet kerja di kota lain, ya propinsi lain, ya dapet jodoh di kota perantauan kan Eko?!" kata Budi.

"Banyak cerita sih. Dapet kerjaan di kota lain, ya propinsi lain dan juga dapet jodoh," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Orang kaya, yang punya rumah yang di kontrakkan, ya laku usahanya itu kan Eko?!" kata Budi.

"Iyalah usaha kontrakan laku di kota lain, ya kabarnya begitu sih. Nama juga orang merantau, ya pastinya nyari tempat tinggal, ya kontrakan. Dengan usaha dan doa yang baik, ya dapet kerjaan di perantauan lah. Kalau jalannya baik, ya terus tinggal di kota perantauan dan mendapatkan jodoh di kota perantauan," kata Eko.

"Semuanya dasarnya punya ilmu kan Eko kalau ingin berhasil di kota lain, ya kota perantauan gitu?!" kata Budi.

"Dasarnya memang ilmu. Maka itu ilmu harus di pelajari dengan baik, ya di pahami dengan baik. Agar ilmu berguna ketika waktunya di gunakan dengan baik. Untuk mengangkat derajat diri dengan baik, ya menjadi orang yang berguna untuk diri sendiri dan bermanfaat bagi orang banyak," kata Eko.

"Kalau tidak punya ilmu, ya jadi orang yang tak bergunakan Eko?!" kata Budi.

"Orang yang tidak punya ilmu, ya jadinya orang tak berguna. Kalau itu sih banyak ceritanya," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Untuk urusan cerita Tv di kota Jakarta, ya sebagai contoh. Orang-orang yang mengejar cita-citanya menjadi penyanyi di acara Tv, ya kebanyakan orang-orang dari propinsi lain. Orang-orang itu di sebut orang perantauan juga. Dari doa dan usahanya dengan baik, ya menjadi juara dalam perlombaan menyanyi," kata Budi.

"Berkat dari ilmu yang di pelajari dan di pahami dengan baik, ya menghantarkan diri pada derajat yang baik. Semua berkat doa dan usaha dengan baik," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Jadi hal hebat yang telah di lakukan orang-orang merantau sana sini, ya mengubah nasifnya, ya derajatnya," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Ya sudah kok lebih baik main catur saja!" kata Budi.

"Jadi Budi jadi merantau apa enggak?!" kata Eko.

"Ya Eko. Aku kerja di kota Bandar Lampung, ya aku jalanin saja dengan baik. Walau gajinya kecil. Ya aku syukur dengan baik dari usaha dan doa aku. Urusan merantau, ya sekedar keinginan dan juga bahan obrolan saja Eko," kata Budi.

"Ooooo begitu. Ya sudahlah. Lebih baik main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

JAPUNG (JAWA LAMPUNG)

Budi dan Eko sedang duduk di depan rumah Eko. Keduanya sedang bernyanyi dan main gitar, ya yang main gitar Eko lah dan juga sambil menikmati makan gorengan dan juga minun teh gelas.

Lirik lagu yang di nyanyikan Budi dan Eko dengan judul 'Lir Ilir' :

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatane kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suroko surok hiyo
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatane kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suroko surok hiyo

***

Eko dan Budi berhenti menyanyi, ya Eko berhenti main gitarnya.

"Budi lanjut nyanyi apa enggak ?!" kata Eko.

"Lanjut lah nyanyi!" kata Budi.

"Ok. Lanjut nyanyinya!" kata Eko.

Eko main kan gitarnya dan bernyanyi, ya Budi pun bernyanyi dengan baik.

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko dan Budi yang berjudul 'Terbang Bersamaku' :

Berhembuslah engkau angin malam
Bawa serta laguku
Mengitari bumi ini hingga jauh
Akulah seorang petualang
Yang mencari cinta sejati
Sampai mati aku akan tetap mencari
Aku bagai biola yang tak berdawai
Bila tidak engkau lengkapi
Aku mohon agar engkau tinggal di sini
Hamparan pasir putih menunggu
Karang di lautan menangis
Bila aku tak bisa melumpuhkanmu
Peluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Dan terbanglah bersamaku
'Tuk melintasi langit ke tujuh
Bawalah aku ke alam damaimu
Peluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Peluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Dan terbanglah bersamaku
'Tuk melintasi langit ke tujuh
Bawalah aku ke alam damaimu

***

Eko dan Budi berhenti bernyanyi, ya Eko berhenti main gitarnya lah dan gitar di taruh di samping kursi.

"Budi. Gimana dengan urusan cinta Budi?!" kata Eko.

"Masih proses sih. Mendapatkan cewek yang aku sukai," kata Budi.

"Proses toh. Emmmm. Kaya ada sebuah cerita. Tentang orang Lampung. Cowok yang mengejar cinta pada seorang gadis. Cowok itu kerjaanya seorang supir. Ceweknya kerjaannya pegawai negeri dan juga anak orang kaya. Dari cerita ini. Jangan-jangan Budi ingin mendapatkan cewek yang kaya kan?!" kata Eko.

"Kalau cerita itu sih aku tahu Eko. Cowoknya yang benar-benar target untuk mengubah nasifnya menjadi kaya dengan menyukai ceweknya, ya cantiknya biasalah," kata Budi.

"Memang kebiasaan orang Lampung. Yang terpentingkan cewek itu kaya. Target tercapai," kata Eko.

"Sedangkan aku beda lah Eko. Aku mencari cewek kaya dan juga cantik banget, ya merubah segala-galanya," kata Budi.

"Kalau itu sih selera Budi, ya tinggi nggak ketulungan," kata Eko.

"Nama juga selera aku!" kata Budi.

"Iya sih selera Budi. Kalau tidak dapet gimana Budi?! " kata Eko.

"Ya kalau aku telah berusaha dengan baik dan tidak dapet. Ya melupakan keinginan itu dan mencari cewek yang sederajat dengan ku, ya agar mudah membangun urusan rumah tangga yang baik," kata Budi.

"Sampe kapok dalam urusan pengejaran cewek. Baru Budi berhenti dengan baik dan mencari cewek yang sederajat dengan Budi. Benar-benar cowok sejati Budi!" kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

"Jadi kemungkinan temannya Purnama yang aku pernah kenalkan sama Budi. Ya bisa di terima dengan baik sama Budi kan?!" kata Eko.

Eko mengambil teh gelas, ya di minum dengan baik.

"Kemungkinannya sih Eko!" kata Budi.

Budi mengambil teh gelas, ya di minum dengan baik. Ya Eko menaruh teh gelas di meja.

"Benar-benar kemungkinan!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

Budi menaruh teh gelas di meja.

"Oooo iya. Eko. Budaya dan kesenian Jawa pernah diangkat dengan baik sama orang Lampung kan?!" kata Budi.

"Budaya dan kesenian Jawa pernah di angkat orang Lampung. Pernah sih. Meriah tuh acara festivalnya. Yang ngangkat tuh budaya dan seni, ya pejabat Lampung," kata Eko.

"Di Lampung ini. Di kenal dengan Japung (Jawa Lampung)," kata Budi.

"Iya begitu lah," kata Eko.

"Perkawinan dengan suku Jawa dan Lampung, ya terjadi sih. Keturunannya di sebut Japung pula!" kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Lampung ini. Ada orang baik dan juga ada juga orang jahat," kata Budi.

"Siklus kehidupan manusia. Ada yang baik dan ada yang buruk," kata Eko.

"Sudah ah lebih baik main catur saja!" kata Budi.

"Ok main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya mengatur bidak catur dengan baik di papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK