CAMPUR ADUK

Sunday, October 17, 2021

JAPUNG (JAWA LAMPUNG)

Budi dan Eko sedang duduk di depan rumah Eko. Keduanya sedang bernyanyi dan main gitar, ya yang main gitar Eko lah dan juga sambil menikmati makan gorengan dan juga minun teh gelas.

Lirik lagu yang di nyanyikan Budi dan Eko dengan judul 'Lir Ilir' :

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatane kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suroko surok hiyo
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatane kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suroko surok hiyo

***

Eko dan Budi berhenti menyanyi, ya Eko berhenti main gitarnya.

"Budi lanjut nyanyi apa enggak ?!" kata Eko.

"Lanjut lah nyanyi!" kata Budi.

"Ok. Lanjut nyanyinya!" kata Eko.

Eko main kan gitarnya dan bernyanyi, ya Budi pun bernyanyi dengan baik.

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko dan Budi yang berjudul 'Terbang Bersamaku' :

Berhembuslah engkau angin malam
Bawa serta laguku
Mengitari bumi ini hingga jauh
Akulah seorang petualang
Yang mencari cinta sejati
Sampai mati aku akan tetap mencari
Aku bagai biola yang tak berdawai
Bila tidak engkau lengkapi
Aku mohon agar engkau tinggal di sini
Hamparan pasir putih menunggu
Karang di lautan menangis
Bila aku tak bisa melumpuhkanmu
Peluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Dan terbanglah bersamaku
'Tuk melintasi langit ke tujuh
Bawalah aku ke alam damaimu
Peluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Peluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Dan terbanglah bersamaku
'Tuk melintasi langit ke tujuh
Bawalah aku ke alam damaimu

***

Eko dan Budi berhenti bernyanyi, ya Eko berhenti main gitarnya lah dan gitar di taruh di samping kursi.

"Budi. Gimana dengan urusan cinta Budi?!" kata Eko.

"Masih proses sih. Mendapatkan cewek yang aku sukai," kata Budi.

"Proses toh. Emmmm. Kaya ada sebuah cerita. Tentang orang Lampung. Cowok yang mengejar cinta pada seorang gadis. Cowok itu kerjaanya seorang supir. Ceweknya kerjaannya pegawai negeri dan juga anak orang kaya. Dari cerita ini. Jangan-jangan Budi ingin mendapatkan cewek yang kaya kan?!" kata Eko.

"Kalau cerita itu sih aku tahu Eko. Cowoknya yang benar-benar target untuk mengubah nasifnya menjadi kaya dengan menyukai ceweknya, ya cantiknya biasalah," kata Budi.

"Memang kebiasaan orang Lampung. Yang terpentingkan cewek itu kaya. Target tercapai," kata Eko.

"Sedangkan aku beda lah Eko. Aku mencari cewek kaya dan juga cantik banget, ya merubah segala-galanya," kata Budi.

"Kalau itu sih selera Budi, ya tinggi nggak ketulungan," kata Eko.

"Nama juga selera aku!" kata Budi.

"Iya sih selera Budi. Kalau tidak dapet gimana Budi?! " kata Eko.

"Ya kalau aku telah berusaha dengan baik dan tidak dapet. Ya melupakan keinginan itu dan mencari cewek yang sederajat dengan ku, ya agar mudah membangun urusan rumah tangga yang baik," kata Budi.

"Sampe kapok dalam urusan pengejaran cewek. Baru Budi berhenti dengan baik dan mencari cewek yang sederajat dengan Budi. Benar-benar cowok sejati Budi!" kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

"Jadi kemungkinan temannya Purnama yang aku pernah kenalkan sama Budi. Ya bisa di terima dengan baik sama Budi kan?!" kata Eko.

Eko mengambil teh gelas, ya di minum dengan baik.

"Kemungkinannya sih Eko!" kata Budi.

Budi mengambil teh gelas, ya di minum dengan baik. Ya Eko menaruh teh gelas di meja.

"Benar-benar kemungkinan!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

Budi menaruh teh gelas di meja.

"Oooo iya. Eko. Budaya dan kesenian Jawa pernah diangkat dengan baik sama orang Lampung kan?!" kata Budi.

"Budaya dan kesenian Jawa pernah di angkat orang Lampung. Pernah sih. Meriah tuh acara festivalnya. Yang ngangkat tuh budaya dan seni, ya pejabat Lampung," kata Eko.

"Di Lampung ini. Di kenal dengan Japung (Jawa Lampung)," kata Budi.

"Iya begitu lah," kata Eko.

"Perkawinan dengan suku Jawa dan Lampung, ya terjadi sih. Keturunannya di sebut Japung pula!" kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Lampung ini. Ada orang baik dan juga ada juga orang jahat," kata Budi.

"Siklus kehidupan manusia. Ada yang baik dan ada yang buruk," kata Eko.

"Sudah ah lebih baik main catur saja!" kata Budi.

"Ok main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya mengatur bidak catur dengan baik di papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK