Budi duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi gelasan dan makan gorengan gitu.
"Nyanyi ah!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar dimainkan dan bernyanyi dengan baik lah Budi.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi berjudul 'Terlanjur Sakit' :
"Separuh hatimu masihTersimpan di ruang hatikuMeski kau goreskan perihKau sakiti akuMaafkan aku bila memilih 'tuk pergiMeninggalkan semua kisah iniBukan 'ku tak cintaNamun hati ini terlanjur sakit'Ku hanya mampu ratapiSerpihan rindu di hatikuKuyakin Tuhan 'kan pastiMemberi jalankuMaafkan aku bila memilih 'tuk pergiMeninggalkan semua kisah iniBukan 'ku tak cintaNamun hati ini terlanjur sakitSirna semua mimpi dan rindu terbuangKusimpan bersama bintangMeski tak bersama rindu 'kan kubawaKusimpan selamanya di dalam jiwaMaafkan aku bila memilih 'tuk pergiMeninggalkan semua kisah iniBukan 'ku tak cintaNamun hati ini terlanjur sakitSirna semua mimpi dan rindu terbuangKusimpan bersama bintangMeski tak bersama rindu 'kan kubawaKusimpan selamanya di dalam jiwaMaafkan aku bila memilih 'tuk pergiMeninggalkan semua kisah iniBukan 'ku tak cintaNamun hati ini terlanjur sakitSirna semua mimpi dan rindu terbuangKusimpan bersama bintangMeski tak bersama rindu 'kan kubawaKusimpan selamanya di dalam jiwa"
***
Budi selesai menyanyi dan main gitar, ya gitar di taruh di samping kursi gitu. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengannya gitu.
"Eko belum dateng juga. Kalau begitu, ya baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dahulu kala, Penjaga Alam Semesta, ras makhluk hidup pertama yang pernah ada, memanfaatkan kekuatan elemen hijau, kekuatan terbesar yang bisa dibayangkan, untuk menciptakan baterai Lentera Hijau. Namun, baterai rentan terhadap warna kuning, salah satu bagian dari spektrum cahaya yang dapat menahan warna hijau. Penjaga menyembunyikan sumber energi kuning yang paling terkonsentrasi, elemen kuning, untuk mencegah orang lain menggunakannya untuk melawan mereka.
Setelah kematian Abin Sur, ya beberapa Green Lantern tiba untuk membawa pilot uji Ferris Aircraft Hal Jordan ke Green Lantern Corps di Oa. Dia ditempatkan di bawah pengawasan perwira senior yang dihormati Sinestro, yang menyelidiki pembunuhan Abin. Saat menyamar di kapal Kanjar Ro mencari keberadaan elemen kuning yang dicuri, Abin diserang. Melarikan diri ke Bumi, cincinnya menemukan penggantinya dan meninggal karena cederanya tak lama kemudian. Tanpa sepengetahuan Green Lantern lainnya, Sinestro telah memberi Kanjar lokasi elemen untuk membuatnya menjadi senjata dengan kekuatan yang sebanding dengan baterai Green Lantern.
Jordan dengan cepat memahami bahwa keyakinan Sinestro tidak sejalan dengan keyakinan para Penjaga: Sinestro percaya bahwa Penjaga telah mereduksi Korps hanya untuk menangani kekacauan yang dibuat oleh para penjahat daripada secara proaktif menangani masalah tersebut. Selama misi untuk menangkap Kanjar Ro, Jordan pingsan oleh staf energi Kanjar. Sinestro masuk dan membunuh Kanjar, menyalahkan Jordan. Sebagai hukuman, Guardians melepaskan cincin Jordan.
Sementara Jordan menunggu untuk dibawa pulang, Sinestro menggunakan cincinnya untuk menghidupkan sementara mayat Kanjar, memungkinkan dia untuk mengetahui lokasi Qward dimana senjata elemen kuning sedang dibuat. Jordan meyakinkan sesama Lantern Boodikka dan Kilowog bahwa Sinestro bukanlah seperti yang terlihat. Ketika mereka menangkap Sinestro menjalankan plotnya, Boodikka mengungkapkan kesetiaannya yang sebenarnya dan melumpuhkan Kilowog, membiarkan Sinestro melarikan diri. Jordan menipunya untuk menghancurkan staf energi Kanjar yang tidak stabil, ledakan itu meluncurkannya ke alat yang tergantung di langit-langit dan membunuhnya.
Di Qward, para Weaponers menganugerahkan Sinestro cincin kuning dan baterai, yang terakhir menyerupai Ranx the Sentient City. Dengan menggunakan kekuatannya, dia menyia-nyiakan Oa, cahaya kuning dengan mudah mengalahkan cincin Green Lantern. Baterai kuning menghancurkan baterai hijau, membuat semua cincin listrik Korps Lentera Hijau tidak berfungsi dan menyebabkan kematian karena sesak napas dari Lentera Hijau yang tak terhitung jumlahnya yang berada di luar angkasa pada saat cincin mereka rusak. Jordan, yang terlambat memulihkan momen cincinnya, menemukan baterai dan pound pada elemen hijau lembam. Dia meletakkan cincinnya di celah kecil yang muncul, menyerap seluruh kekuatannya. Dijiwai dengan kekuatan penuh energi hijau, dia menghancurkan baterai kuning dengan menghancurkannya di antara dua bulan.
Setelah menghabiskan sebagian besar tenaga hijau untuk menghancurkan baterai kuning, Jordan dibiarkan melawan Sinestro dengan kekuatannya sendiri. Setelah pertarungan tangan kosong yang intens tanpa konstruksi, Jordan menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menjatuhkan Sinestro ke permukaan Oa di mana Kilowog menghancurkan cincin kuning (serta tangan Sinestro) dengan kakinya. Setelah mendapatkan kembali sebagian kekuatan cincinnya sebelumnya, Kilowog mengudara dan menyelamatkan Jordan dari kejatuhan fatal ke permukaan planet.
Setelah Oa dibangun kembali dan baterai Green Lantern dipulihkan, Penjaga memberikan hak istimewa untuk memimpin Korps dalam mengucapkan sumpah Green Lantern ke Yordania. Jordan kemudian berangkat ke Bumi untuk check-in dengan bosnya yang lain, Carol Ferris, berkomentar tentang "perjalanan" yang panjang.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di meja.
"Eko belum dateng. Baca koran ah!" kata Budi.
Budi mengambil koran di meja, ya koran di baca dengan baik. Budi membaca berita di koran dengan baik, ya dari berita urusan pemerintahan daerah sampai pemerintahan pusat, ekonomi, sosial politik, olahraga, cerita kehidupan selebritis yang ini dan itu, dan sampai iklan tentang barang-barang yang di jual gitu, ya dari motor sampai perabotan rumah gitu. Pokoknya berita di koran menarik di baca. Cukup lama koran di baca Budi, ya Budi menaruh koran di meja. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Ujian hidup ini," kata Budi.
"Siapa yang di uji, ya Budi?" kata Eko.
"Manusia yang keadaannya miskin, ya di uji keadaannya miskin. Ya kekurangan ini dan itu," kata Budi.
"Kita saja pernah merasakan ujian kekurangan ini dan itu, ya karena keadaan miskin. Tetap berusaha dengan baik keluar dari keadaan dengan jalan baik karena kita belajar ilmu agama Islam. Sedangkan sisi lain, ya ada yang tidak bisa keluar dari keadaan ini dan itu dan berpikir pendek.....melakukan hal buruk," kata Eko.
"Memang kita pernah merasakan kemiskinan karena keadaan. Tetap jalan baik, ya karena belajar ilmu agama Islam dengan baik. Kalau kita melihat keadaan orang miskin, ya kekurangan ini dan itu....merasa kasihan juga," kata Budi.
"Kasihan memang kasihan. Di uji tetap di uji," kata Eko.
"Semua ada salah sampai terjadi kemiskinan ini dan itu," kata Budi.
"Memang ada yang salah jika terjadi kemiskinan ini dan itu. Contoh : lahan kosong tidak di olah jadi pertanian, ya tanahnya yang punya orang kaya. Jadi miskin, ya menderita karena keadaan tidak punya tempat tinggal dan tidak punya pekerjaan gitu," kata Eko.
"Dunia ini salahnya terjadi kemiskinan salah satunya karena orang kaya, ya tanahnya tidak di olah jadi pertanian. Apalagi hidup ini harus mengikuti pergolakkan zaman dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tujuan kaya. Bagi miskin tidak bisa beradaptasi dengan baik dengan keadaan, ya tetap miskin," kata Budi.
"Hidup penuh pertarungan demi mencapai tujuan hidup enak, ya jadi kaya," kata Eko.
"Rasa syukur di panjatkan pada Tuhan, ya ada orang baik. Yang kaya dengan kelakuannya berbuat baik, ya di sebut Dermawan. Jadi orang Dermawan bisa menolong orang miskin yang keadaan susah. Ya contoh : cerita di Tv saja!" kata Budi.
"Karena orang Dermawan itu belajar ilmu agama dengan baik. Jadi mengerti bahwa berbagi rezeki dengan orang miskin, ya menolong keadaan orang miskin yang kurang ini dan itu," kata Eko.
"Banyak orang baik. Maka kemiskinan tertolong dari keadaannya yang kekurangan ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil buku dan koran di meja, ya di taruh di bawah meja, dan di ambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur gitu.
"Kalau melihat berita di Tv, ya program kerja pemerintahan. Pak Presiden Joko Widodo, ya bagi-bagi rezeki bentuk ini dan itu, ya menolong orang miskin dengan keadaan ini dan itu," kata Budi.
"Dermawan," kata Eko.
"Ya Dermawan," kata Budi.
"Senangnya orang miskin yang tertolong dari keadaannya miskin yang kurang ini dan itu. Ya rasa syukur di panjatkan pada Tuhan dengan baik," kata Eko.
"Rasa syukur di panjatkan pada orang miskin ke pada Tuhan, ya dunia ada orang baik...Dermawan," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi bermain catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment