Pagi yang cerah ini dono duduk termenung sekali. Indro baru pulang dari olah raga pagi dan masuk rumah duduk bersama Dono.
"Dono..kenapa kamu murung?" tanya Indro.
"Jalan saya benar atau salah?" kata Dono.
"Itu sih tergantung kamu menilai dan orang lain," saran Indro.
"Jadi salah," kata Dono
"Ya...kalau kamu menggapnya salah...ya gak ada malah paling kamu memperbaiki kesalahanmu dan supaya berjalan di jalan benar alias tobat," saran Indro.
"Tapi saya salah apa?" tanya Dono bingung.
"Saya tidak tahu salah kamu. Keadaan kamu sama dengan Vanesa Anggel terjebak keadaan dari Prostitusi on line. Benar atau salah kan orang yang menjalani. Sebagai penonton sih hanya bisa menilai dari sudut yang paling kecil sampai paling besar," kata Indro.
"Urusan saya simpel karena bagaimana jalan saya benar atau tidak. Padahal saya tahu jalan saya benar tetap ada yang salah. Masih sadar diri atau mawas diri untuk memperbaiki saja... itu saja. Kalau Vanesa Anggel sih urusannya malah Prostitusi on line itu sih urusan mudah juga. Kalau bersalah yang di hukum kalau gak ya di bebaskan. Sebenarnya seks gak ada gunanya," kata Dono.
"Dono.. Dono..Dono..kamu orang waras. Bukan orang-orang di luar sana gak waras. Terkadang saya ingin mencoba pemahaman kamu tentang Vanesa Anggel kalau memang dia adalah pelacur bagaimana tanggapan kamu?" kata Indro.
"Kalau saya jadi penolong dan benar menyukainya. Saya terima dia apa adanya walau di pelacur sekali pun. Toh saya hanya ingin memberikan masa depan yang baik dan berusaha melupakan masa lalu yang buruk," kata Dono.
"Kalau begitu sih kamu orang pemaaf dan bisa menerima jenis wanita apa pun. Walau terkadang wanita tersebut terjebak keadaan sampai masuk ke dalam lumpur kehidupan. Saya mengaku kalah dengan kamu. Kalau saya sih Dono..masih milih-milih urusan hal apa pun termasuk wanita untuk pendamping hidup. Tapi jika benar kamu bisa menerima seorang pelacur jadi pendamping kamu apa kamu kuat ujian dari gunjingan semua orang Dono?" kata Indro.
"Hidup bukan kata orang. Tapi hidup kata saya. Toh saya yang menjalankan hidup ini mau di bawa kemana. Tujuan saya selagi masih ada nyawa buat lah banyak kebaikan di muka bumi ini bukan keburukan," kata Dono.
"Terlalu baik. Benar..kata teman-teman kamu itu tipe cowok yang terlalu baik. Jarang orang seperti kamu bisa menerima apapun dengan keadaan apapun," kata Indro.
"Terserah dengan kata orang yang terpenting saya jadi diri sendiri. Dari pada terlalu banyak ngobrol yang bukan-bukan lebih baik saya lari pagi sama kamu biar sehat," kata Dono.
"Ayo," jawab Indro.
Indro pun bangun dari duduk setelah minum air putih. Dono pun berganti pakaian baru deh menemui Indro di depan rumah. Dono dan Indro lari pagi sampai di persimpangan bertemu dengan Kasino. Ketiganya pun bersama-sama lari pagi mengitari lingkungan sekitar dan menikmatinya.
Karya: No
No comments:
Post a Comment