CAMPUR ADUK

Saturday, January 27, 2018

SEORANG PETANI

Kakek Ardi, orang tua Bu Nisa tinggal di Kampung Sirnamanah. Kakek dan Nenek Ardi tubuhnya masih sehat dan segar walaupun usia mereka sudah lanjut. Tetangga mereka merasa kagum melihat kondisi tubuh ke dua orang tua tersebut. Ketika ditanya mengenai rahasia awet mudanya, Kakek Ardi menjawab.

"Rahasia awet muda sebenarnya mudah saja. Pertama, kita harus selalu berolah raga, walaupun olahraga ringan sekalipun. Kedua, hidup dan makan secukupnya, jangan berlebihan. Jangan makan atau minum ketika masih panas. Makan pun jangan tergesa-gesa. Usahakan selalu hidup tentram serta penuh percaya diri."

"Kita harus yakin sepenuh hati bahwa hidup sehat merupakan kunci kebahagiaan yang utama," tambah Kakek Ardi.

Pagi itu seperti biasa Kakek dan Nenek Ardi tengah menyiangi kebun sayurannya. Bermacam-macam jenis sayuran ditanaman oleh kedua orang tua tersebut. Di antaranya ada bayam, andewi, kol, kacang buncis dan sebagainya.

"Kehidupan kita dari hasil sayuran, jadi sudah semestinya kita memelihara kebun ini dengan sebaik-baiknya. Jika kebun sayuran ini tidak dipelihara dengan baik, berarti sama saja dengan bunuh diri," gumam Kakek Ardi sambil mencabuti rumput di sekitar tanaman andewi.

Kakek Ardi bergumam seperti sedang menghapalkan jenis sayuran yang ditanamnya.
Andewi atau kata latinnya Cichorium endivia. Jenisnya ada 2, yaitu : 

1. Breedblad volhart.

2. Krulandijvi ( daunnya keriting ).

Jenis sayuran macam ini masih belum banyak disukai orang, sebab kalau tidak tahu cara memasaknya akan terasa pahit. Tetapi mengingat akan tingginya kadar vitamin A dan C dari tiap 100 gram bahan mentah, maka jenis sayuran andewi banyak artinya bagi tubuh manusia. Bibitnya harus senantiasa didatangkan dari luar negeri. Tapi itu dulu, sekarang di negara kita pun tanaman semacam ini sudah  banyak dikenal dan dimakan orang.

Selain bisa dimakan mentah, andewi pun jika dimasak dengan mie campur udang serta penyedap masakan rasanya enak. Vitamin yang terkandung dalam sayuran andewi bisa menambah vitalitas kita. Tumbuh-tumbuhan yang hijau warnanya sangat baik bagi tubuh. Andewi dapat ditanam setiap waktu dengan mudah. Selain itu tanaman andewi dapat hidup dan ditanam di daerah panas atau dingin. ini sangat menguntungkan bagi para petani andewi.

Cara menanam dan memelihara andewi tidak berbeda dengan menanam dan memelihara sawi. Jarak tanaman sekitar 25-40 cm. Supaya daunnya agak putih, setiap 2 minggu sekali dipetik hasilnya. Daun-daunnya diikat sedemikian rupa seperti mengikat sawi atau kangkung. Pada umur dua setengah sampai tiga bulan sudah bisa dipergunakan  untuk berbagai macam masakan. Jika pandai memasaknya, rasa andewi enak serta menyehatkan.

Seperti halnya dengan tanaman lain, sayuran ini pun ada penyakitnya. Hama andewi tidak begitu banyak. Kadang-kadang ada urat tanah atau kutu daun, yang tetap di antara pelepah-pelepah daun. Untuk mengatasi masalah hama tersebut telah ditemukan obat semprot yang mematikan. Jadi sebaiknya jika kita hendak makan andewi mentah, harus dicuci bersih agar bersih dari pestisida.

"Wah........, Kakek hapal sekali ciri dan bentuk andewi," kata Nenek Ardi sambil membuang ulat yang menempel pada tanaman andewi.

"Ini harus dihapalkan di luar kepala agar hasilnya memuaskan. Segala sesuatu itu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, agar hasilnya baik," sahut Kakek Ardi.

"Sekarang tanaman kol! Dengarkan, kakek akan menghapal di luar kepala," ujar Kakek Ardi.

Nenek Ardi memaksakan diri untuk tertawa. Giginya yang ompong nampak putih sebab Nenek Ardi rajin menggosok gigi.

"Semua jenis kol tersebut merupakan suatu sayuran yang bermutu tinggi dan merupakan suatu bahan sayuran yang banyak diperdagangkan. Kadar A, B, dan C. Sebagai sayuran, kol dapat dimakan mentah. Direbus maupun di masak dalam rupa-rupa masakan dan dapat pula dibuat acar. Akan tetapi di dapur bangsa Indonesia jenis kol merah jarang dipergunakan. Di Indonesia hanya dikenal kol putih, sebagai makan mentah maupun untuk dimasak."

Cara memperbanyak kol :

1. Kol jenis RVE Brunswijker, Savoye, dan kol merah ditanam dari biji. Biji tersebut harus didatangkan dari luar negeri. Karena ditanam dari biji, maka kol tersebut disebut juga kol biji.

2. Kol Argalingga dan Wonosobo diperbanyak dengan stek. Oleh karena itu disebut juga kol stek.

Tempat dan iklim :

1. Pada umumnya kol ditanam dan tumbuh di daerah dingin. Jenis RVE dapat tumbuh baik di daratan yang tingginya hanya 100-200 meter di atas permukaan laut.

2. Semua jenis kol menghendaki banyak air. Akan tetapi tanaman kol tidak menyukai air yang menggenang sebab bisa busuk.

3. Untuk mendapat hasil yang memuaskan, kol harus ditanam pada awal penghujan dan pada hampir akhir musim hujan.

4. Di dataran tinggi, penanaman di musim kemarau tidak menjadi halangan, asalkan ada pengairan yang cukup. Jika musim kemarau kita harus rajin menyiram tanaman kol, begitu juga untuk tanaman lain.

Di saat Nenek dan Kakek tersebut sedang asyik memelihara kebun, Lestari dan Berkah datang menghampiri. Kedatangan mereka tidak diketahui oleh Kakek Neneknya.

"Assalamualaikum!"

"Wah'alaikumssalam!" sahut Nenek Ardi sambil menoleh ke belakang. Ketika ia melihat kedatangan cucunya bukan main gembiranya.

"Alhamdulillah! Kapan kalian datang cucuku yang manis?" seru Kakek dan Nenek mereka sambil mendekap ke dua cucunya.

"Sudah lama sekali kalian tidak kemari, cucuku! Bagaimana keadaan kedua orangtuamu?" tanya Nenek Ardi sambil mengelus kepala Lestari dengan penuh kasih sayang.

"Ayah dan Ibu dalam keadaan sehat wal afiat! Bagaimana keadaan Kakek dan Nenek di sini?" tanya Lestari sambil mencium tangan neneknya.

"Alhamdulillah keadaan Kakek Nenek Baik-baik saja." sahut Nenek.

"Ke mana saja kalian selama ini? Sudah lama sekali tidak menengok Nenek dan Kakek," kata Kakek Ardi sambil mencuci tangan.

"Baru  juga sebulan yang lalu kami kemari,Kek? Masa Kakek lupa?" ujar Lestari sambil menikmati rebus ubi dan rebus pisang.

"Aduh manis sekali rebus pisangnya, Kek! ujar Berkah sambil mengambil kembali rebus pisang.

"Ciri seorang petani yang berhasil, yaitu jika menanam tanaman hasilnya akan memuaskan. Pisang yang seharusnya manis rasanya harus tetap manis, bukan asam. Tomat yang rasanya asam sari manis akan tetap asam sari manis," kata Kakek Ardi sambil tertawa lebar.

Kakek Ardi memang termasuk orang tua yang suka bergurau, jadi ia tetap nampak awet muda. Waktu Berkah berjalan ke belakang rumah, disana ada sebuah kandang. Nampaknya kandang tersebut belum lama dibuat oleh Kakek Ardi. Dengan rasa penasaran ke dua kakak beradik tersebut kemudian bertanya kepada kakeknya.

"Kek, itu kandang apa?" tanya Berkah.

"Itu bukan kandang, tapi sangkar," jawab Kakek Ardi menahan tawa.

"Sangkar? Sangkar apa?" tanya Lestari keheranan.

"Itu sangkar Burung Puyuh, Cucuku! Sekarang Puyuhnya masih di pasar burung," jawab Kakek Ardi.

"Jadi Kakek akan memelihara Burung Puyuh?" tanya Berkah.

" Betul! Kakek berminat untuk menjadi peternak Burung Puyuh. Sekarang, Puyuh yang dulu hanya hidup di hutan-hutan mulai diternakan orang. Bahkan kegunaan telur Puyuh pun terus diamati. Selain digunakan untuk obat tradisional, telur Puyuh juga dipergunakan untuk campuran makanan.  Umpamanya untuk bakso, mie telur Puyuh, sambal goreng telur Puyuh, sop telur Puyuh, dan sebagainya. Hasiat dari telur Puyuh bisa dirasakan oleh mereka yang sering memakannya," tutur Kakek Ardi.

"Oh...., begitu ya Kek! Dari mana Kakek bisa mendapatkan burung Puyuhnya?" tanya Lestari.

"Si Kamad tetangga Kakek akan menjual sepasang Puyuh Gonggong, sebab suaranya mirip gong kecil. Mudah-mudahan peternakan Kakek nanti akan berkembang. Yang penting kita harus memelihara ternak kita dengan sebaik-baiknya," papar Kakek Ardi.

"Kalau nanti Puyuh Kakek sudah banyak, Berkah minta ya, Kek?" Berkah memohon kepada kakeknya.

"Tentu! Tentu saja! Asalkan kamu mau berjanji!" jawab Kakeknya.

"Kalian harus rajin belajar agar tidak mengecewakan ke dua orangtua. Jika kalian pandai, keuntungannya akan kalian nikmati sendiri. Kalianlah yang akan memetik hasil jerih payah selama sekolah," kata Kakek Ardi menasehati ke dua cucunya.

"Jadilah kalian tunas bangsa yang hidupnya berguna untuk kepentingan orang banyak. Nusa bangsa membutuhkan warga negaranya yang baik serta berbakti. Agama memerlukan manusia takwa, beriman dan bersedia berkorban demi negaranya. Nenek dan Kakekmu dahulu adalah pahlawan yang gigih menentang penjajah. Hampir seluruh Tanah Jawa ini telah kami jajaki, pada waktu zaman penjajahan dulu," timpal Nenek Ardi mengenang masa mudanya.

"Kalau demikian, Kakek dan Nenek termasuk veterannya ya?" tanya Lestari.

"Semua manusia yang terjajah akan bangkit untuk melawan penjajah. Pada waktu itu kami tidak mengharapkan balas jasa. Kami berjuang tanpa pamrih. Yang penting kami berjuang untuk mempertahankan harga diri sebagai bangsa yang ingin merdeka. Tujuan kami hanya satu, yaitu berjuang untuk merdeka! Kini setelah merdeka, kalian sebagai generasi penerus harus bisa memelihara hasil kemerdekaan ini. Kemerdekaan diperoleh dengan tetesan darah serta linangan air mata. Jagalah negara kita tercinta ini dari tangan-tangan orang jahil," papar Nenek Ardi dengan penuh semangat.

"Dalam era globalisasi ini kita dituntut untuk berkarya nyata. Sumber daya manusia harus menyatu dengan lingkungan hidup, agar misteri yang selama ini tersimpan rapat akan tersingkap. Walaupun Kakek sudah tua, akan tetapi asih bersemangat untuk membangun negara. Kakek ingin selalu berusaha untuk menjadi manusia yang mampu berkarya. Umpamanya saja di akhir usia ini, Kakek ingin menjadi peternak Puyuh. Mudah-mudahan saja harapan ini akan menjadi kenyataan," ujar Kakek Ardi bersemangat.

Lestari dan Berkah terpukau mendengar semangat Kakek Ardi. Walaupun usia mereka sudah diambang senja, akan tetapi semangat juangnya tetap berkobar. Itu suatu itikad mulia yang mesti diikuti.

"Saya benar-benar kagum atas semangat Kakek dan Nenek. Saya berjanji akan mengingat semua nasihat ini," jawab Lestari.

"Bukan hanya mengingatnya saja, cucuku! Yang paling utama adalah melaksanakan apa yang kalian dengar ini. Sebab yang sukar dalam hidup ini adalah mempraktekkan yang telah didapat. Untuk sekedar berteori saja tidak begitu sukar. Jadi belajarlah berteori disertai praktek. Sebab hidup ini bukan hanya sekedar teori atau perhitungan," papar Nenek Ardi sambil tersenyum.

Setelah cukup lama berkunjung ke rumah Kakek dan Nenek, kedua kakak beradik tersebut pulang dengan hati puas. Mereka mengakui bahwa Kakek dan Neneknya berjuang tanpa pamrih, yang banyak jasanya terhadap nusa, bangsa, dan negara. Berkah berpikir, orang-orang semacam itulah yang pantas mendapat penghargaan serta tanda jasa.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK