"Permainan bagus, ya Eko," kata Budi.
"Ya...main sepak bola kan orang-orang pinter di bidangnya, ya jadinya permainannya bagus sih," kata Eko.
Eko dan Budi terus menikmati tontonannya, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah. Keduanya terkadang terbawa suasana ketika waktunya pemain sepak bola, ya mau masukin bola ke gawang lawan sih. Pokoknya tontonan acara Tv....sepak bola, ya seru banget sih. Sampai babak pertama selesai sih. Ya...iklan deh. Budi mengambil koran di meja sih. Ada foto, ya cewek berhijab sih di koran. Budi pun memang melihat iklan di Tv, ya tentang cewek-cewek berhijab.
"Eko. Iklan di Tv.....cewek-cewek berhijab," kata Budi.
"'Kalau iklan di Tv, ya cewek-cewek berhijab, ya itu sih....urusan mereka mempromosikan produk yang di iklan kan. Urusan ekonomi," kata Eko.
"Berarti...ekonomi sesuai dengan rencana manusia dengan baik," kata Budi.
"Ya begitu lah. Pasarnya....kan kebanyakan orang muslim. Barang yang di jual, ya kebutuhan...orang muslim, ya salah satunya hijab itu kan di jual di pasar," kata Eko.
"Berarti....kalau pasarnya....agama lain, ya seperti negara lain yang mayoritasnya agama Kristen saja. Berarti....di jual barang-barang kebutuhan orang Kristen," kata Budi.
"Ya...agama itu mempengaruhi segalanya, ya ekonomi terpengaruh banget gitu," kata Eko.
"Pinter-pinter membaca pasar jika ingin berhasil di bidang perdagangan," kata Budi.
"Ya...salah satu contoh saja, ya Abdul, ya teman kita, ya kerjaannya pedagang. Abdul, ya harus pinter-pinter membaca pasar lah, ya agar usaha di jalankan berhasil dengan baik dan tetap bertahan dalam keadaan apapun," kata Eko.
"Ya memang akui Abdul pinter!" kata Budi.
"Budi kenapa megang koran. Jangan-jangan mau ngomongin foto cewek berhijab di koran?!" kata Eko.
"Ya memang sih....mau ngomongin foto cewek berhijab di koran. Jadi bagaimana tanggapan Eko dengan foto cewek berhijab di koran?!" kata Budi.
"Di...kaitkan ke Purnama...apa tidak?!" kata Eko
"Ya...tidak lah!" kata Budi.
"Kalau tidak di kaitkan ke Purnama, ya aku tanggapan dengan baik. Cewek di foto di koran itu, ya cantik....penilaian ku. Tapi beda dengan cowok lain, ya pastinya beda lah. Biasa cantik itu relatif, ya tergantung cowok yang menilainya...suka atau tidak...pada kecantikan cewek itu," kata Eko.
"Ya...kalau Eko menilai cewek di foto di koran cantik, ya aku juga penilainya...cantik juga lah," kata Budi.
"Cewek di foto koran itu, ya pinter nyanyi dan juga main sinetron. Karakter yang di bawanya di sinetron. Yang ini dan itu, ya bagus sih," kata Eko.
"Memang sih. Cewek di foto di koran, ya pinter nyanyi dan main sinetron sih. Artis kan harus bisa ini dan itu," kata Budi.
"Cewek di foto di koran, ya berhijab...jadi contoh yang baik untuk cewek-cewek lah," kata Eko.
"Waktunya perempuan bicara, ya kaya acara Tv kan?!" kata Budi.
"Aku dan Budi kan cowok. Kok jadi perempuan bicara?!" kata Eko.
"Mulai becandanya!" kata Budi.
"Nama juga obrolan, ya pasti ada becandanya lah. Emangnya serius terus!" kata Eko.
"Aku paham omongan Eko," kata Budi.
"Sudah ngomong in cewek cantik, ya artis...Nabila!" kata Eko.
"Ok..tidak membicarakan artis cantik...Nabila!" kata Budi.
Budi pun menaruh koran di meja. Acara Tv, ya sepak bola babak kedua sih. Budi dan Eko, ya menonton dengan asik acara TV, ya sepak bola, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul, ya masuk ke dalam rumah Budi dengan salam lah. Budi dan Eko, ya menjawab dengan baik salamnya Abdul. Ya Abdul duduk bersama dengan Budi di Eko, ya di ruang tengah lah. Ketiganya, ya nonton Tv dengan acara sepak bola lah, ya sambil menikmati minum kopi lah.
No comments:
Post a Comment