"Abdul," kata Budi.
Budi menghentikan baca koran, ya di menaruh korannya di meja.
"Budi. Hari ini. Ada-ada berita di koran ya?!" kata Abdul.
"Kan memang berita di koran ada-ada saja. Ya ceritanya yang begini dan begitu sih," kata Budi.
"Beritanya ini, ya ada kaitan dengan penghinaan gitu," kata Abdul.
"Penghinaan. Antara manusia dan manusia, ya itu kan memang terjadi karena akhlak manusia yang buruk, ya susah untuk di jadikan manusia yang baik," kata Budi.
"Memang akhlaknya buruk sih. Manusia menghina manusia, ya kalah dari setan yang selalu menjatuhkan manusia pada perkara ini dan itu, ya sampai ke neraka jaham," kata Abdul.
"Beritanya.......penghinaan sampai urusan ini dan itu...........sampai kena ke urusannya di tuduh menghina Tuhan," kata Budi.
"Contohnya seperti ini, ya aku ambil dari koran sih, ya cuitan sih 'Kasihan sekali kamu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih aku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan aku tak perlu dibela'....." kata Abdul.
"Kok...di ubah Abdul?!" kata Budi.
"Ya aku ubahlah. Takutnya aku bisa kena. Urusan bisa ribet dengan polisi," kata Abdul.
"Kalau di ubah kan maksud dan tujuannya jadi beda Abdul," kata Budi.
"Mulai pola pemikirannya seperti lulusan Universitas. Padahal Budi kan lulusan SMA!" kata Abdul.
"Ok.......aku akui. Aku cuma lulusan SMA. Tapi kan aku banyak belajar, ya dengan membaca koran....kan wawasan ku makin luas. Dan juga aku berkeinginan kuliah, ya tujuannya aku jadi orang sukses gitu. Kali aja aku jadi pejabat gitu kalau aku punya pendidikan Universitas," kata Budi.
"Iya deh Budi punya keinginan menaikan derajat, ya agar jadi orang kaya," kata Abdul.
"Kalau di ubah....urusan di tuduh menghina Tuhan, ya berita di koran dan di bahas di acara Tv. Antara A dan B, ya Dua Sisi. Jadi tidak ada masalah lah!" kata Budi.
"Aku dan Budi kan ...selalu bersikap netral. Ya tidak ingin membuat masalah atau mencari masalah sih. Beda dengan orang-orang yang berbuat ini dan itu, ya tujuannya ini dan itu....sampai urusan ke polisi sih. Karena melanggar aturan yang telah di buat dan di sepakatin bersama," kata Abdul.
"Skakmat," kata Budi.
"Kok skakmat?!" kata Abdul.
"Orang pinter yang bergelar ini dan itu, ya membuat ulah ini dan itu di media ini dan itu, ya di kalahkan sama Abdul dengan mengubah saja...cuitan itu yang di publikasikan di media ini dan itu. Ya jadinya skakmat. Kalah dari lulusan SMA, ya berpikir bijak dalam bertindak!" kata Budi.
"Kalau di pikir dengan baik. Ya benarlah....omongan Budi. Terkadang lulusan Universitas ini dan itu yang berbuat ulah ini dan itu di media ini dan itu, ya di kalah kan sama lulusan SMA. Itu baik!" kata Abdul.
"Kalau begitu kita main catur saja!" kata Budi.
"Ok....main catur!" kata Abdul.
Abdul dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya pun main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment