Pagi yang cerah sekali. Hengki bangun dari tidurnya dan segera berbenah-benah diri sampai berpenampilan ganteng sekali. Henki keluar dari apartemen menuju mobilnya yang di parkiran dan membawanya sampai ke tempat kerjanya di sebuah stasiun radio swasta yang bernama Prambos. Henki langsung masuk ke dalam ruangan siaran. Timnya Hengki pun sudah mengatur semua dengan baik.
Henki mulai siaran paginya dengan baik. Semua tim di yang membantu Henki puas sekali karena jumlah pendengar radio terus naik. Hengki pun di panggil bertemu dengan bosnya bernama Kasino di dalam ruangannya. Dengan perasaan dik-duk Henki mengetuk pintu ruangan bos Kasino.
"Permisi bos," kata Henki.
"Ya..silakan Henki duduk," saut bos Kasino.
"Iya..," jawab Henki.
Hengki langsung duduk di sofa. Lalu sekertaris bos Kasino masuk dan memberikan sebuah file dalam map. Setelah itu seketaris bos Kasino yang cantik bernama Mira keluar dari ruangan. Bos Kasino pun membaca file dengan baik langsung bergerak duduk bersama Henki.
"Bagus...kerja kamu berhasil menaikan reting siaran radio ini," pujian bos Kasino.
"Terima kasih bos. Tetapi tidak sepenuhnya saya yang menaikan reting siaran. Ada tim yang membantu saya sudah seperti keluarga. Kalau bukan karena mereka semua saya tidak akan berhasil seperti ini," kata Henki dengan rendah hati.
"Benar...juga. Mereka telah bekerja sama dengan kamu untuk mengumpulkan data dan menganalisa agar siaran kamu di minati masyarakat. Apa lagi citra kamu di mata mereka baik dan juga di mata masyarakat," kata bos Kasino.
"Kalau itu sih penilaian setiap individu dan kelompok. Cuma saya sendiri bisa bawa diri aja. Maksudnya pembawaan saya," kata Hengki.
"Lugu dan santun. Tidak di buat-buat," kata bos Kasino.
"Ya..itu..maksudnya," kata Hengki.
Tiba-tiba ada telpon yang berdering. Bos Kasino pun mengangkatnya. Ternyata Hengki pun mendapat telpon juga. Dengan permisi keluar dari ruangan bos Kasino. Lalu Henki menjawab telpon. Tak di sangka dan tidak di duga Hengki ketiban rezeki. Hengki mendapatkan tawaran iklan dan film. Sangking gembiranya Hengki berteriak "Haaaa." Semua orang terkejut begitu dengan bos Kasino dan bertanya kepada Henki "Ada..apa?." Hengki yang malu dengan ulahnya yang ke kanak-kanakan sambil menunduk dan berkata "Maaf saya tidak sengaja dan menggangu aktivitas kalian semua." Semua orang pun mengerti dengan perkataan maaf dari Hengki dan kembali kerja lagi begitu dengan bos Kasino melanjutkan pembicaraan lewat telpon urusan bisnis.
Hengki pun bergegas pulang ke rumah untuk beristirahat. Sampai di rumah Hengki kalau ada kencan dengan pacarnya bernama Sinta. Lalu dengan cepat menyulap ruang apartemen secantik mungkin untuk acara makan malam. Hengki dengan sabar menunggu di dalam apartemennya. Bel pun berbunyi. Hengki beranjak dari duduknya dan mematikan Tv langsung menuju pintu dan tidak lupa mebawa sebuket bunga mawar putih. Dengan perlahan pintu pun di buka dan menyerahkan buket mawar putih.
"Terima kasih," kata gandis cantik bernama Lesti menerima buket bunga mawar putih.
"Haaaa. Kamu siapa?," tanya Hengki.
"Saya.....anak Bapak.....," kata Lesti dengan lugu sekali.
"Haaaaa. Mana mungkin....... Jangan-jangan kamu salah orang," kata Hengki.
"Saya tidak salah kok. Saya punya buktinya," kata Lesti memberikan file dalam sebuah map berwarna biru.
Hengki langsung membaca dengan seksama file yang di berikan Lesti.
"Ternyata benar..kamu anak saya, " kata Hengki sok berat.
"Sekarang Ibu telah meninggal dunia. Jadi saya sebatang kara mencari Bapak. Ibu menitip pesan sebelum meninggal. Ibu merasa bersalah meninggalkan Bapak di usia pernikahan seumur jagung," kata Lesti.
"Nanti aja..ya ceritanya masuk ke dalam. Bapak ada tamu," kata Hengki.
"Iya..," jawab Lesti.
Lesti pun masuk ke dalam apartemen dengan membawa semua barang-barangnya. Tiba-tiba bel berbunyi lagi. Hengki makin panik. Lalu Lesti di bawa masuk ke dalam kamar tidur oleh Hengki.
"Tapi....Bapak....saya sakit perut mau ke kamar kecil," kata Lesti.
"Nanti aja. Tahan dulu. Diam di kamar ini!" perintah Hengki.
Pintu kamar di tutup Hengki. Lalu Hengki menuju ruang tamu dan membuka pintu.
"Lama..menunggu ya sayang," kata Hengki.
"Ya..lumayan deh," kata Sinta.
Sinta langsung masuk ke dalam apartemen dan menuju ruang makan. Tapi tiba-tiba Lesti terlihat oleh Sinta.
"Siapa dia?" tanya Sinta dengan marah sekali.
"Dia....dia.....," kata Hengki dengan penuh ketakutan sekali.
Sinta yang terlanjur marah sekali.
"Jangan-jangan selingkuhan kamu. Kita putus...," kata Sinta sambil menampar Hengki dengan kuat sekali.
Sinta langsung keluar dari apartemen Hengki dengan penuh kecewa. Hengki menahan rasa sakit akibat tamparan Sinta. Sedangkan Lesti malah makan dengan santai. Hengki pun pusing sekali dengan ke datangan anaknya dari kampung. Duduklah Hengki makan bersama dengan Lesti.
"Bapak tidak apa-apa?" tanya Lesti.
"Enggak.....," jawab Hengki dengan kesal sekali.
"Kalau gitu makan dong. Sayang ini makan dan minuman yang di siapin Bapak untuk kencan," kata Lesti dengan lugu.
"Saya makan," kata Hengki.
Hengki dan Lesti makan malam dengan tenang sekali. Selesai makan Lesti membereskan semuanya sampai bersih dan rapih. Sedangkan Hengki duduk di belakon sambil memandangin langit yang bertabur bintang di terangi oleh bulan purnama yang indah. Hengki terbawa suasana teringat dengan kisah cintanya dengan Ibunya Lesti bernama Tiara.
Lesti melihat Bapak Hengki yang meratap. Dengan membawa makan kecil dan minum di taruh di meja. Lalu Lesti menegur Bapaknya.
"Lagi..rindu sama Ibu ya?" tanya Lesti.
"Iya....Bapak rindu dengan Ibu..mu," jawab Henki sambil duduk sofa.
"Ibu juga..sering memikirkan Bapak sama seperti ini sambil memandangi bulan purnama yang indah," kata Lesti.
"Bapak tahu..Ibumu masih mencintai Bapak. Tapi karena keputusan Ibumu untuk berpisah. Pernikahan kami di usia muda setelah lulus SMA. Masa itu kami berdua masih labil sekali. Bapak banyak mimpi yang harus di perjuangkan. Sedangkan Ibu hanya ingin ke sederhanaan saja. Karena egoisan Bapaklah akhirnya kami bertengkar. Ibumu tidak tahan dengan pertengkaran tiap hari. Akhirnya seperti ini. Kamu yang harus menderita," kata Hengki.
"Ahhhh..gak usah di pikirin Bapak. Ibu sudah banyak cerita. Sedangkan saya didik Ibu dengan baik," kata Lesti.
Keasikan Bapak dan anak ngobrol sampai waktu tidur. Keesokan harinya Lesti menjadi anak yang berbakti menyiapkan makan pagi untuk Bapaknya. Hengki seperti biasa menyiapkan penampilannya yang ganteng dan rapih sekali. Lalu sarapan bersama anaknya.
"Enak.....masakan kamu Lesti," puji Hengki.
"Terima kasih Bapak. Tapi semua ini Ibu yang mengajarkan saya untuk pandai memasak," kata Lesti.
"Ibumu..pandai mendidik kamu," kata Hengki.
Setelah perut Hengki kenyang langsung menuju kantornya untuk siaran radio. Semua teman-temannya telah menungu Hengki. Mulailah siaran radio dengan penuh kecerian sampai selesai. Lalu Hengki melanjutkan sekejulnya untuk suting iklan sampai larut malam. Di apartemen Lesti santai nonton Tv menunggu Bapaknya pulang. Dengan sabar menunggu akhirnya Bapaknya pulang dan membawakan baju-baju yang bermerek untuk Lesti. Dengan senang sekali Lesti menerima baju yang di belikan Bapaknya.
."Terima kasih..Bapak," kata Lesti.
"Sama-sama," kata Hengki.
Hengki langsung berbenah-benah diri. Sedangkan Lesti mencobain semua baju baru yang di belikan Bapaknya di kamar. Setelah Hengki selesai berbenah diri dan sambil nonton film horor. Lesti keluar dari kamarnya.
"Bapak pakaianya banyak gak pas dengan Lesti," katanya.
"Maksudnya kebesaran," kata Hengki.
"Iya...begitulah...," kata Lesti.
"Ya...udah...kamu beli sendiri aja deh," kata Hengki sambil mengeluarkan kartu ATMnya dan di berikan ke pada Lesti anak semata wayangnya.
"Terima kasih Bapak," kata Lesti sambil mengambil kartu ATM.
"Iya..sama-sama," kata Hengki.
Ke esokan paginya Hengki mengajak Lesti berbelanja ke mal. Dengan sembunyi-sembunyi Hengki menjaga anaknya dari belakang. Sedangkan Lesti jojong belanja pakaian yang bagus dan sepatu yang bagus. Hengki sebenarnya takut ketahuan oleh wartawan nanti jadi objek pemberitaan yang bukan-bukan. Setelah berbelanja di mal Lesti di bawa oleh Bapaknya ke sebuah kafe langganannya. Selang berapa saat sampai di sebuah kafe teman Hengki yang bernama Bob.
Hengki menceritakan semuanya sama Bob di dalam kantornya sambil makan dan minum. Bob memaklumin keadaan Hengki yang sebenarnya. Lalu Lesti mencoba bernyayi di kafe Bob. Hengki dan Bob pun terkejut sekali dengan suara Lesti yang merdu sekali.
"Bener-bener anak kamu Hengki," kata Bob.
"Iya..memang anak saya," saut Hengki.
"Sudah cantik. Berbakat lagi jadi bintang. Boleh gak saya kencan dengan anak mu," kata Bob.
"Muka gila loe," kata Hengki.
"Saya ..cuma becanda," kata Bob.
"Sama saya juga," kata Hengki.
"Gimana kalau Lesti di bekerja dengan saya. Untuk menyanyi di kafe saya," saran Bob.
"Gak..usah...terima kasih banyak," kata Hengki.
"Lihat dengan baik banyak pengunjung suka dengan penampilan Lesti," kata Bob.
"Emmmm...gak lah," kata Hengki menolak tawaran Bob.
Hengki langsung membayar semua makan dan minumnya sama Bob. Lalu pulanglah Hengki dan Lesti dengan mobil sampai ke apartemen. Di sisi lain seorang pemuda bernama Riski melihat penampilan Lesti menyayi di kafe yang di rekam lewat Hp dan di sebarkan lewat jaringan Youtube. Riski bergerak mencari keberadaan Lesti. Dengan berusaha sekeras mungkin akhirnya Riski bertemu dengan Lesti di sebuah toko buku di sebuah mal. Lesti dan Riski saling berpandangan mata. Kemudian Riski mengajak Lesti untuk makan di sebuah kafe sambil banyak bercerita. Pada saat itu Hengki sedang asik kencan dengan cewek bernama Mila. Tak sengaja Hengki melihat Lesti sedang kencan bersama pemuda.
"Mau..main-main dengan anak saya," kata kesal Hengki.
Lesti dan Riski menyelesaikan makannya dan pergi dari kafe. Sedangkan Hengki pun menyelesaikan kencannya bersama Mila. Riski mengantar Lesti pulang ke apartemen. Saat berpisah Lesti mencium pipi Riski. Hengki mendatengin anaknya yang lagi kasmaran menunggu di depan lif.
"Siapa tadi bersama kamu?" tanya Hengki.
"Temen SMA...," jawab Lesti dengan malu-malu.
"Oh...pacar," kata Hengki.
"Bapak.......temen kok," saut Lesti.
"Pacaran juga gak apa-apa," kata Hengki.
"Oh..gimana kencan Bapak?" tanya Lesti.
"Ya.....berjalan lancar sih. Kayanya..kamu dapet Ibu baru," kata Hengki.
"Tapi...orang di sukai Bapak....umurnya gak jauh sama dengan Lesti," katanya.
"Biarin aja....Bapak mu masih muda dan ganteng," pedenya Hengki.
"Biasa....aja Bapak," saut Lesti.
Saat obrolan Bapak dan anak asik di depan lif. Riski menyaksikan dengan seksama ulah Lesti dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng dari jauh. Riski pun kesal sekali. Lalu Lesti dan Hengki masuk ke lif.
"Jadi Lesti mengkhianatin saya," kata Riski yang geram sekali.
Riski pun pulang ke rumahnya. Hengki dan Lesti sampai di apartemen langsung beristirahat dengan tenang.
No comments:
Post a Comment